Rindu menuntut langit tiba..
Aku sangat cinta pada langit, dan rasa cintaku pada langit tidak sama seperti padamu, kau bukanlah langitku, langit itu jauh dan takkan pernah bisa ku gapai dan aku tak mau kamu jauh..
aku takut bila rindu telah mengunju...
Suasana canggung dan tegang sudah nampak disini, dimana situasi yang bertatap wajah dengan ketua rumah sakit. Dengan wajah datarnya seolah ingin memaparkan kesalahanku. Ketua di kenal sebagai orang yang galak dan tidak ada ramahnya sedikitpun.
"Dr. Alkamora saya mendapat laporan dari Dr. Asha kalau kamu kemarin membolos? Apa benar?" Mata tajam itu secara lurus terarah ke mataku. Mati gue! Apa dugaanku benar Dr. Asha benar-benar membenciku, apa salahku? Mengapa dunia ini tak pernah luput dari manusia jahat dan licik? "Apa dengan saya menjelaskan bapak akan percaya pada saya?" "Jelaskan" "Kemarin pada pukul 05.00 sore saya selesai melakukan oprasi pasien, saya berpapasan dengan Dr. Asha disana dia menyuruh saya untuk pulang, karna oprasi jam 5 ke atas nanti akan ditangani oleh Dr. Asha dan Dr. Putra beserta asisten lainnya. Kalau bapak tidak percaya bapak bisa tanya dengan Dr. Arka, karna beliau ikut berjalan bersama saya saat selesai oprasi" jelasku panjang lebar dengan wajah ketua rumah sakit yang ikut menyimak. "Saya sudah duga, kamu tidak akan melakukan itu, saya percaya, sekarang kamu boleh kembali" "Terimakasih pak" ucapku membungkuk lalu keluar ruangan. Lega gue lega..
• • •
"Hah!" Teriakku diruangan Trisha yang sepi karna belum ada pasien yang tiba. "Ini dateng-dateng ngamuk kenapa?" Jawab Trisha yang mengkotak-katik hpnya dengan serius. Akupun menjelaskan apa yang terjadi diruang ketua dan menjelaskan kelicikan Asha. Respon Trisha hanya mengangguk. "Ini ngapain sihh?" Aku merebut hpnya dan melihat bahwa Trisha sedang melihat-lihat model gaun pernikahan. "Ihh balikinn" "Ais, mantep tuh yang pink" "Menurut kamu pake pink atau biru buat resepsi?" Aku hanya mengangguk dan keluar ruangan dengan senyum puas karna dendam terwujud, Trishapun berteriak kesal lalu aku hanya melambaikan tangan ke atas seraya berjalan kedepan tanpa menoleh.
Chat gak ya, itulah yang ada dipikiranku sekarang.
Bby cacing [18.37] Aletha : eh Aletha : pasti lo belum bangun Aletha : jijik banget sih Aletha : kalau deket gua samperin lu terus gua siram pakek air sirup, mampus [18.40]
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bby cacing : temen baru Aletha : disana jam berapa sih? Bby cacing : jam 3 Aletha : bayi siapa jam 3 kamu ajak main weh Bby cacing : ruang sebelah jadi mommynya dia pergi kerumah neneknya, dia cuma sama ayahnya aja. Aletha : kok bisa akrab? Bby cacing : lah aku gimana lah orangnya Aletha : ga bobok mereka? Kamu? Bby cacing : ddnya lagi rewel. Bby cacing : pengen vidcall ya? Aletha : gausah lah, nanti kamu nya kepaksa. Bby cacing : jika tentangmu itu bukan sebuah paksaan Aletha : PRET Bby cacing : ih kok pret sih Aletha : oleh-oleh lo ya. Aletha : eh bentar ya ada yang ngetok ruangan. Bby cacing : iyaa. Bby cacing : btw aku agak demam, obat apa yang cocok? Bby cacing : bi (Spam sampai 99+ dan chat di read saja olehku)
• • •
Bby cacing [21.30] Aletha : pagi bebi Aletha : kok di baca aja? Aletha : disana udah jam 5 lebih ya? Aletha : ngambul, sorry tadi ada pasien kecelakaan gtu, serem juga banyak luka keseret aspal apa gimana tadi tuh. Bby cacing : oh Aletha : kamu gak mau ngertiin? Yowes, cepet sembuh cepet pulang. Bby cacing : ok bye, semangat kerjanya belut❤️ Aletha : makasi cacing❤️
Kapan dia pulang itu yang kupikirkan saat ini, melihat pasien tadi rasanya aku ngeri untuk pulang sendiri malam ini. Berjalan dilobby rumah sakit sendirian membuat bulu kuduk ku berdiri, kenapa sepi sekali? Biasanya masih ramai apalagi rumah sakit ini kan besar. "Tha" suara pelan itu mampu mengejutkanku, dan sebuah tepukan pada pundak. "Aaa!!" "Tha ini Sky, remember me?" ucapnya seraya memegang kedua pundakku. Aku berhenti sejenak dan mengingat kembali memori bersama Sky. "Sky? Yang anak baru pas sma ya?" "Iya, masih pinter nyanyi gak nih?" "Ah kamu, masih sama Putri gak sih?" "Orang kayak aku susah langgeng kali ya, ah kamu mau pulang?" "Iya, kenapa?" "Mau bareng?" "Bolehdeh"
Bukan maksud untuk flashback atau cinta bersemi kembali ya, aku masih parno dengan pasien tadi.
"Gimana Levin?" Tanya Sky mengisi keheningan di mobil. "Sok sibuk dia mah, haha" "Btw rumahmu masih yang dulu?" "Yup" "Adik kamu gimana sekarang?" "Udah gede dia, udah SMA kelas 3"
Aku kembali merasa seperti anak SMA yang jaman jatuh cinta tidah tentu arahnya, ini sama saat dulu dimana aku bersama Sky, hal yang terduga bisa berjumpa dengan sosok ini.
• • •
"Bangun oy!" Siapa? Pagi benar sudah membangunkanku. Aku membuka perlahan mataku dan melihat Levin, Levin? "Lah?" "Cuma lah doang?" Entah ini mimpi atau bukan, yang jelas di depanku ada Levin, Levin yang aku perkirakan masih duduk manis di California. Levin yang berdiam di jendela kini berjalan ke tempat tidurku. "Kaget kek" Apa daya ke kagetanku hanya menjadi bungkaman. "Loh?" "Lo kok di sini?" "Jadi gue kemarin tu di Bali, dari California ke Bali dulu, dari Bali langsung kesini tadi malam nyampek, aaaa kangen ya" jelas Levin seraya semakin mendekat ke sampingku dengan gesit. "Iyuh banget sih" mumpung Levin mendekat jari ini sudah tak tahan ingin mencubit perutnya hingga ia melirih kesakitan. "Sakit lo, pulang bukannya di peluk malah di cubit" "Nih oleh-olehnya" Belum sempat oleh-oleh itu jatuh ketanganku, aku langsung meloncat dan memeluk Levin yang sebulan ini belum kutemui. Levinpun juga tak menolak pelukan itu, lama, hangat, bahagia, dan haru melepas rindu kali ini dengan pelukan nyaman pemberian Levin. Rindu, sebulan bukan waktu yang singkat bagiku bila menunggu kehadirannya. Apa resiko memiliki pasangan berprofesi sebagai pilot penerbangan international sesulit ini? aku merasa ini bukan yang pas, bagaimana? Setelah melihat dia saja rasanya sudah amat lega, dengan sebuah boneka Rilakkuma kecil from California dan ratan bag from Bali rasanya sudah lebih dari cukup. "Makasiii saiangggg" "Sok imut ihh" "Ndak apa" kembaliku mendekap disisinya. Gak boleh lolos atau lepas nih cacing, kangen! "Jadi pengen jalan, mandi gih" perintah halus Levin seraya mendorongku bangkit dari kasur. "Sayang aku harus ke rs lo-.-" "Kerja semangat kerja dan bekerja" sambungku dengan lagu dan nada yang aku buat sendiri, sembari berjalan dari kasur berjalan layaknya prajurit istana. "Yaudah aku temenin kerja bisa kan? Dibawah kan ada mall, aku tunggu pulang" "Jam 4 lo aku pulang, dirumah aja nanti jemput dari rs, nanti aku siap-siap dari rs" "Yaudah sana mandi dah-.- lama amat nanti telat udah jam 09.11 lo" "Ya kamu keluar donggg-.- masak aku mandi kamu dikamar-.-" kata keramat yang amat aku sesali, Levin yang mendengar kata itu langsung membuat sebuah ekspresi diwajahnya, ekspresi yang tentu kalian tahu dari sifatnya, so w*f 😂 aku langsung mendorongnya keluar kamar dan segera mandi.
• • •
Heyooo up lagi, jangan lupa klik bintang ya, ILY❤️.