Rockynya Patric Time

378 33 13
                                    

Rockynya Patric
[05.30]
Marsha and the bear : heuwww, gue yang jemput atau sape nih?
Trisha kacang kenari : gue aja deh, biar bisa jemput-jemput kalian.
Marsha and the bear : JUJUR AJA KALAU MAU MODUS 😓
Trisha kacang kenari : Letha mana neh?
Marsha and the bear : ngalihin pembicaraan 😒
[06.01]
Zaletha Gilsha : hi, gue udah siap kok, kalian tinggal jemput aja.
[06.20]
Trisha kacang kenari : gue otw nih guys
Zaletha Gilsha : yoi
[06.38]
Trisha kacang kenari : *send photos*
Trisha kacang kenari : dia mau pergi tuh, huaaa kemane diaa
Zaletha Gilsha : ngapel sama kecengannya kali ya?
Trisha kacang kenari : 😭😭😭, jaaaad bener lu
Zaletha Gilsha : @marsha and the bear udah di depan tuh si Trisha buruan sini dong, bosen nihhh

Jelas aku tau bahwa Trisha sudah ada di depan gerbang rumah Marsha, karna rumah Marsha bersebelahan persis dengan rumah Bram.
Tepat pukul 06.56 tibalah mereka berdua di depan pintu rumah ku.
"Zalethaaa, Lethaaa"
"Iya sebentar" keluarlah kak Mika dengan kaca matanya, ya...terkadang kak Mika memakai kaca mata, karna matanya tidak terlalu kuat lagi untuk menatap layar laptop. Saat ini dia mendapat tugas dari dosennya, dan dia kini ditemani bang Gilang saat mengerjai tugasnya.
Bang Gilang kini alih profesi menjadi asisten kak Mika, yang masak dan menyuapi kak Mika yang sibuk banget sampai ga sempat makan.
Memang BUCIN.

"Eh kak Mika, hehe Letha nya mana?" Ucap Marsha sambil cengengesan.
"Letha tadi di.."
"Hi Guys" sambar ku yang memotong pembicaraan kak Mika.
"Kak pergi dulu ya" ucapku dan langsung mengkecup pipinya.
Dan kami segera menaiki mobil Trisha dan melaju santai ke mall.

• • •

Sesampainya di mall kami membayar tiket masuk+parkir dan masuk ke dalam mall.
"Ke TimeZone yuk?" Ajak Marsha yang amat-amat bersemangat.
Aku dan Trisha tentu ikut semangat pergi ke TimeZone, karna dari SMP kami selalu tak lupa untuk mampir ke TimeZone.
Sesampainya tiga serangkai di TimeZone, aku langsung pergi menuju permainan capitan boneka. Marsha ke Hocky meja, dan Trisha ke Maximum Tune.
Sudah lebih 2x aku mencoba, alhasil tidak satupun boneka yang aku dapat.
"Letha payah juga ya?"
Sontak aku terkejut dan spontan menoleh ke arah sumber suara itu.
"Ngapain!?" Ucapku dengan nada agak naik sedikit.
"Nyusul kamu, hehe, kamu kenapa marah?" Balasnya seraya cengengesan.
"Apasih, vin. Aku ga marah kok"
bego kali ya? Yakali aku bilang aku marah ke dia karna dia belum juga nembak aku yang sudah ngarepin dia disini.
"Sini" Levin langsung memindahkan tanganku secara halus, dan mulai mencoba permainan satu ini.
Sekali mencoba...

Boom!
Dia langsung mendapatkannya.
"Boih, nih buat kamu, jaga dia ya, namanya Avin, ZalethA LeVIN, hehe" ucapnya yang langsung membuka tas ku dan memasukkannya ke dalam.
"Heih, makasi ya" balasku seraya menepuk pelan pipinya, sebenarnya mau menepuk jidatnya sih.
"Dih dasar pendek" ejeknya dan langsung memendekkan dirinya setara denganku.
"Nih pukul aja, kasian gue liat lu"
"Lo nya aja kali yang tinggi, udah.. berdiri malu gue" balasku sembari memegang bahunya dan membuatnya berdiri normal seperti tadi.

"Sama siapa kesini?"
"Si Camila, dia mau beli baju putih, besok lomba padus."
Yap, Camila adalah adik Levin, dia berparas imut dan bule-bule gitu, namanya juga blesteran America.

"Eh main Dance-dance revulation yuk?" Ajakku kepada Levin.
Kami pun berjalan menuju Dance-dance revulation. Dan bermain disana sambil tertawa lepas.
Usai kami bermain hadirlah Camila yang sedari tadi hanya tersenyum melihat kami bermain dengan kompaknya.

"Hei kak Letha" ucapnya dan langsung memelukku, ya aku dan Camila memang sudah sangat dekat, seperti kakak dan adik.
"Hei kamu beli novel apa? Cinta-cinta ya? Heh masih SMP loh, oh iya bajunya udah di beli?" balasku dan langsung mengikat rambutnya yang berantakan dan tidak tertahankan, dengan karet rambut yang sudah tersedia di pergelangan tanganku.
"Hehe, gaenak tau kak punya kakak cowok, gabisa ngurusin kita"
"udah kak tadi liat-liat terus dapet yang cocok di butik sebelah kiri ini"ucapnya sembari menikmati tanganku yang sedang mengikat rambutnya dan mengulurkan tangannya ke arah kiri menunjukkan letak butik dimana ia membeli bajunya disana.
"Heh apaan sih, kan kakak udah nyoba tapi kamunya komentar terus, kakak jadi maluuu" sambar Levin yang tadi tersenyum kini menjadi face Annoyed.
"Mila kan sudah besar, udah SMP malu nanti sama gebetan kalau masih berantakan" ucapku yang kini menyolek hidung mancung Camila.
"Gebetan? Gebetan Mila gaada, yang ngegebet banyak, liat aja line Mila banyak banget chat dari cowok-cowok disekolah." Jelasnya panjang lebar dengan muka polosnya.
"Ini anak, kok kenceng banget ya"
Kata batinku.

Rindu (Proses Merapikan Cerita)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang