Salah tujuan

451 37 8
                                    

"Kita beli gulali?" Ajak-ku.
Sky tanpa berkutit langsung menarikku ke dagang gulali.
"Hai pak Somat, gulali yang biasa satu ya:)" pak Somat yang sedang sibuk membuat gulali kapas pun masih sempat membalas perkataanku.
"Siap tha, kamu sabar dulu ya, masih ramai sekali ini" ucap pak Somat sembari memberikan setangkai gulali kapas kepada anak kecil yang sedang bersembunyi di belakang ibunya dan menatapku.
Aku merasa aneh dengan tatapan itu, aku pun meminta agar pak Somat membiarkanku yang memberi gulali kapas itu.
Telah ku pegang erat gulali kapas berisikan rainbow ceres.
Aku menghampirinya dengan sebuah senyuman ikhlas.
"Hai princess" aku menjongkok untuk menatap mata dan wajah anak itu.
Dia tetap pada posisinya yang bersembunyi di belakang ibunya.
"Hei, mami ga pernah ngajarin gitu ya Sisca" mamanya pun merusaha merayu Sisca.
"Hei Sisca, this is for you:)"
Gadis kecil itu memberanikan dirinya untuk mengambil setangkai gulali kapas itu. Aku tersenyum ramah kepadanya, dan dia ikut tersenyum, aku berhasil membuatnya tidak merasa takut padaku.

"Kakak cantik, kakak baik" ucapnya dan langsung memelukku. Aku bahagia melihat senyuman gadis ini. Dia cantik dan manis.
Belum sempat kami berbincang, telah tampak seorang lelaki gagah, dia memanggil Sisca dan ibunya.

"Duluan ya dik" pamit ibunya yang berparas ala wanita korea.
"Babay kaka sayang:)" dengan langkah tergopoh-gopoh ia melambaikan tangannya dan pergi ke pelukan sang ayah.

"Keluarga bahagia" ucap batinku yang membuatku tersenyum.

Senyumku luntur saat ingat ada Sky yang hadir bersama ku di alun-alun besar ini.
Aku menoleh ke arah Sky yang sedari tadi tersenyum melihatku dan memegang setangkai gulali spesial dari pak Somat yang di buat khusus untuk ku.
Aku berdiri dan Sky datang menghampiriku.
"Lucu ya" ucapnya sembari tertawa kecil.
"Makanya gue suka liat dia"
"Kayak kamu, makanya aku suka" jawabnya yang tetap menatap ke depan, sedangkan aku refleks menoleh ke arahnya.
Aku hanya diam dan tersenyum malu seraya menunduk.
"Udah dibayar?" Tanyaku berusaha mengalihkan topik pembicaraan.
"Udah kok, yuk lanjut jalan"
Aku dan Sky berjalan menyusuri alun-alun.

Sambil berjalan aku melahap gulali kapas itu dengan hikmat dan nikmat.
"Lo mau?" Ucapku sambil menyodorkan gulali kapas itu ke arah mulutnya. Dia memegang tanganku yang sedang menyentuh tangkai dari gulali kapas itu.
Dia melahapnya dengan senyuman dan langsung melepas pegangan itu.
"Lo cepet banget akrab ya, sama anak kecil tadi, dan sama Pak Somat"
"Gimana gue ga akrab? Pak Somat itu udah di alun-alun sejak gue kelas 1 SD, gue tiap minggu jelas ketemu."
Sky hanya mengangguk dan tersenyum.

"Kling.." notifikasi chat dari Levin.

Chat Line
Levinku : malam cute.
Zaletha Gilsha : heiiiiiiii babe.
Levinku : gimana? Macem-macem ya🤨????
Zaletha Gilsha : ohh Levin ga percaya Zaletha😞??
Levinku : percaya kok percaya😓
Zaletha Gilsha : percayanya ga ikhlas.
Levinku : udah sama jalan aja sama Sky, biarin aku disini sendiriiiiiii.
Zaletha Gilsha : alay.
Levinku : yang penting sayang.
Zaletha Gilsha : bodo, bhay ya, see you tomorrow.
Levinku : yes babe❤️

"Sibuk HP banget, sama siapa tuh?"
"Eh sorry Sky, sorry banget, tadi ini temen hehe" balasku sembari mengatup tangan.
Sky hanya senyum dan melanjutkan perjalanan mengelilingi alun-alun.
"Bosen banget ya jalan sama gue?" Sky menunduk.
"Ngga kok, gue seneng" balasku berusaha menghiburnya.
"Gausah bohong" kini dia menatap lurus kedepan.
"Lo mau yang seru? Cmon!!" Ucapku lalu menarik tangannya berlarian ke sama kemari mencari wahana yang pas.
Kami mencoba untuk menaiki odong-odong (mobil yang dihiasi lampu cerah dan bisa berjalan layaknya mobil)
"Ayo Sky buruannnn" ucapku seraya tersenyum kegirangan menaikki salah satu wahana ini.
Sky dengan senyumnya menaikki mobil itu.
Kami tersenyum saat menaiki kendaraan unik ini dan berkeliling.
Di perjalanan banyak hal yang kami lihat. Kami tertawa saat melihat seorang anak kecil yang sengaja menunjukkan ugly face nya ke arah kami.
Sekali putaran telah kami lalui, selanjutnya kami mencoba berbagai benda-benda yang dijual di alun-alun.
Mulai dari topi, kaca mata, syall, dan lainnya. Dan kocaknya gaada yang dibeli.
Aku bahagia bisa pergi bersama Sky, tapi kali ini aku salah tujuan untuk membawanya ke tempat ini.
"Pulang lah yuk?" Ajak Sky.
"Lo marah? Sorry gue salah bawa lo kesini"
Sky mendekat semakin mendekat ke arahku dan memelukku.
"Deg deg deg" jantungku berdetak dengan lincahnya.
"Lo ga salah kok, gue emang ga asik" ucapnya tetap memelukku.
Aku merasa tak enak hati, aku pun membalas pelukan erat manusia tampan ini.
"Tadi gue bilang, hal spesial? Mungkin ini bisa ya? Gue gabisa kasi apa-apa, gue gagal" ucapnya semakin erat memelukku.
"Lo ga pernah gagal" aku berusaha agar dia tidak memojokkan dirinya.
Akhirnya pelukan itu lepas dan kami segera menuju mobil dan pergi meninggalkan alun-alun.

Rindu (Proses Merapikan Cerita)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang