Levin Bawel

314 26 0
                                    

Di room chat lain.
Aletha : vin lo gak macem-macem kan?😡
Levin : lah?
Aletha : kan jadi cuek
Levin : kenapa, tha?
Aletha : duduk sama siapa?
Levin : sendiri sayang
Aletha : sebelah kanan? Kiri? Depan? Belakang? Siapa?
Levin : kanan ada Bayu, kiri ada Bram, belakang Trisha, depan Nadia.
Aletha : Nadia ngapain?!
Levin : duduk
Aletha : bohong
Levin : kamu kenapa jadi gini?
Aletha : gatau ahhhhh😣
Levin : besok sekolah, jangan lupa makan, kasi obat kakinya, guru udah dateng, bye😁
Aletha : awas aja ketahuan lo ngapa-ngapain sama Nadia😑
Levin : bawel
Aletha : kannnnnnnn😣
*diread doang*

"Ihhh di read doang coba" cetusku kesal di kamar yang sepi ini.

"Heh!"
"Eh kodok!" Teriakku kaget yang mendengar sapaan keras kak Mika disaat aku sedang terdiam merenungkan keheningan.
"Galo galo" kak Mika memasuki kamarku dan duduk disebelahku.
"Kenapa tuh kaki?" Sambungnya.
"Ya luka pake nanya"
"Eeetdah, maksud gue karna apa? PA bat lu"
"Jatoh"
"Lo pikir gue anak TK? Jujur aja"
"Ditendang, jangan kasi tau Levin"
"Wtf! Sama siapa?"
"Nadia, mantan tunangan Levin"
"Etdah bocah, masih SMA dah ditunangin aja, boro-boro gue"
Aku hanya menatap kesal ke arah kak Mika yang sedang bermain ponsel.

"Keluar aja dah lu, menuhin ruangan aja"
"Gue lagi 2 hari udah balik, masih aja lu jahat"
"Gak mooddd"
"Iyeiye" balas kak Mika seraya keluar dari kamar.

Untuk mengisi kekosongan ini aku memilih untuk berbaring dikasur dan membiarkan mata serta tubuhku beristirahat.

• • •

"Kata orang-orang disekitarku, kalau kita gak makan sebelum tidur, nanti ada hantu dateng bangunin kita nanya udah makan apa belum" bisik seorang lelaki yang sangat dekat dengan telingaku.
"Ih apaan" balasku dengan gaya orang mengantuk.
"Bangun eeetdah" teriaknya serta memukul ku dengan bantal.
"Aukkkkk"
"Bangun makan" dia langsung menarik tanganku dan merubah posisi baringku menjadi duduk.
"Bang Gilang apaan sihhh"
"Ish, kapan gue abang lu? Buka mata oe!"
Aku membuka mataku, dan melotot kaget melihat pria yang berada di hadapanku saat ini.
"Ish" aku langsung menarik tanganku dari pegangannya dan membuang muka ke arah jendela.
"Ini kenapa?" Balas Pria itu seraya berjalan ke arah pandanganku.
"Ngapain kesini? Jam 11 malem lagi" jawabku ketus.
"Abis di chat gak dijawab, taunya tidur, baju belum diganti, kamu tidur dari tadi sore, belum mandi dan belum makan jorok ih"
"Segitu pedulinya?"
"Iya dong" jawab Pria itu enteng.
"Tapi makanan udah abis, yaudah makan diluar yuk?" Sambungnya yang langsung berdiri.
"Yaudah aku mandi bentar"
"Ngapain? Udah malem, besok aja"
Aku hanya diam dan berjalan mengambil baju dan menggantinya di kamar mandi.

Tak lama bagiku untuk mengganti baju,
"Udah buruannnn" rengekku saat melihat Levin yang betah berbaring dikasur ku sambil menonton film comedy.
"Wih, udah selesai, cuma makan keluar aja pake dandan"
"Siapa yang dandan?"
"Sapri" balasnya tanpa banyak celoteh dan menarik tanganku halus menuju motornya.

"Obatnya manjur?" tanya Levin memulai perbincangan di perjalanan.
"Mantap bosku"
"Mau makan apa?"
"Ramen aja"
"Siap bosku"

• • •

"Habis dari mana mas sama mbaknya?"
tanya bapak-bapak yang mengantar ramen ke meja kami.
"Rumah pak"
"Malam sekali makannya"
"Iya pak pacar saya ngambul gak mau makan gara-gara saya tinggal les"
"Ih nggak pak" bantahku.
"Masa muda" ucap bapak itu sembari tersenyum dan meninggalkan meja kami.
Aku menyeret mangkuk ramen ku dengan terpaksa dan wajah kesal yang terus melirik wajah polos Levin.
Dia hanya diam dan tersenyum lalu menatapku balik dengan memangku dagunya ditelapak tangannya.
Aku mengalihkan pandangan dan memakan ramen itu dengan risih, karna sampai saat ini Levin masih terpaku menatapku dan masih dengan senyumnya.
"Makan" ucapku singkat.
"Kalau ngambek makin manis ya"
"Iya tehnya manis"
"Ih serius aku bi"
"Bodo, makannn lo makann" sahutku seraya meletakkan sendok dan garpu di ramen Levin.
"Suapin"
"Auk ah" balasku tidak peduli dan melahap santap ramenku.

Rindu (Proses Merapikan Cerita)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang