Radio

324 29 7
                                    

"Hai.." sahut mereka semua membalas perkataan manusia yang baru hadir dalam kamar Marsha dan kehidupanku serta teman-temanku. Mungkin aku tidak bisa membalas sebuah saapa-an dari dia, rasanya berat, aku belum mampu.
"Gue bawa uno nih, main yuk?" Ajaknya sembari duduk di lantai yang dilapisi karpet berbulu dan mengeluarkan permainan uno yang ia punya.
"Tunggu Kevin dong, dia lagi kejebak lampu merah, lagi 10 menit kok, hehe" pinta Marsha kepada kami.
Selagi menunggu kehadiran sang kekasih dari Marsha, kami semua kembali duduk di tempat kami semula, yaitu sofa.
Aku sibuk mendengarkan lagu dengan earphone yang ku punya, Marsha sibuk menghubungi Kevin di dekat pintu kamarnya, Trisha dan Bram asyik bermain game cooking mama, dan Sky asik memandangku dari sofa yang baru saja di tempati Marsha. Aku tidak mampu membalas tatapan itu, jadi aku hanya pura-pura tidak lihat saja dan mengabaikannya.
12 menit berlalu hadirlah sang Kevin dengan sekotak besar Pizza yang memiliki rasa yang enak dan nikmat.
"Telat 2 menit lo, dan 2 menit sama dengan 120 detik, jadi lo telat 120 detik" sahut ku kesal karna bosan menunggu anak yang satu ini.
"Iya bawel, ini gue bawain makanan loh" balas Kevin dengan wajah seperti ayah pada anaknya yang membujuknya agar tidak mengambek.

Akhirnya kami semua duduk di atas karpet bulu itu, sembari menyantap makanan lezat yang di bawa Kevin.
"Ayo mulai, eh bedak mana?" Tanya Kevin yang heboh padahal baru saja tiba. Marsha pun pergi ke meja riasnya dan mengambil bedak baby miliknya.
Kami memulai permainan tersebut hingga hampir mencapai puncak permainan, banyak tawa yang kami dapat karna berbagai hal lucu selalu saja muncul, semua terkena hukuman yaitu pencolekan bedak pada wajah, dimana para pemain lain yang melakukan tersebut apa bila kita yang kalah atau salah. Tapi hukuman itu tidak berlaku pada Sky, wajahnya masih bersih karna dia hebat dalam bermain.
"Ya ini babak terakhir Sky, hati-hati. Awas roboh" heboh Bram yang menyemangati Sky yang tengah focus bermain.
"Yak dikit lagi, dikit lagi!!" Teriak heboh Bram yang menyaingi knalpot motor bebek.
"Brakkk" semua terjatuh pertanda kali ini Sky gagal dan harus kena hukuman.
Semua pemain telah memberi hukuman pada Sky, terkecuali aku.
"Lo? Gamau hukum juga?" Tanya Sky yang kini pindah posisi ke sebelahku.
"Ya jelas, kalau ga dihukum ga adil" jawabku semangat dan menghukum Sky habis-habisan dan Sky tertawa lepas menerima hukuman super ku ini.
"Ekhm jadi asik berdua doang ya?" Goda Marsha yang kini tengah menyenderkan kepala pada bahu Kevin.
Tak ada yang protes, baik aku maupun Sky kami hanya tersenyum dan menyengir.
Usai sudah hari ini, hari ini agak cepat untuk hangout di rumah Marsha, karna besok sudah mulai bersekolah kembali.

"Trish, gue nebeng ya?" Tanyaku pada Trisha di sofa lantai dasar Marsha, kami semua duduk disana sekarang.
"Iyaa, eh tapi gue mau jemput mama dulu, nemenin ke salon lagi"
"Waduh yaudah deh, naik ojek online aja"
"Sama gue aja" 3 kata yang langsung membuat jantungku berdegup kencangnya hingga tak karuan.
Kini Sky mengambil posisi dimana ia berdiri di depanku.
"Gapapa aku naik ojek online aja, Sky" balasku yang masih menunduk tak berani menatap mata Sky.
"Udah sore ini, ga baik" bujuknya padaku.
"Udah deh lama, yodah buruan sana" Sahut Kevin yang sedari tadi greget melihat kami berdua, dia pun mendorong kami berdua keluar dari rumah Marsha, pacar mah bebas ya?

Aku menaiki mobil Sky yang terparkir di dalam rumah Marsha.
"Byee guys!!" sayonara ku dari jendela mobil.
"Byee..." balas mereka semua dan kembali masuk kerumah Marsha.

• • •

"ada cinta yang sejati
ada sayang yang abadi
walau kau masih memikirkannya
aku masih berharap kau milikku"
Lantunan radio itu mengiringi perjalanan sepi kami.

"Ha-hai apa kabar?" Ucap Sky secara cepat memecahkan keheningan sejak tadi.
"Baik" balasku singkat.
"Lo mau nanya apa?" Sambungnya yang sesekali menatap ke arah ku.

"sejauh ku melangkah hatiku kamu
sejauh aku pergi rinduku kamu
masihkah hatimu aku?
meski ada hati yang lain"
dan kini lagu yang disiarkan oleh radio mengiringi pembicaraan kami di mobil.
[Isyana Sarasvati - Masih Berharap]

Rindu (Proses Merapikan Cerita)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang