BAB DUA PULUH TIGA

10.4K 486 9
                                        

JANETTE menggeliat di atas tempat tidurnya karena hari ini ia sudah terbangun lagi untuk yang kedua kalinya. Perjalanan pulang kerumah melalui jalan pintas itu untungnya tidak begitu melelahkan.

Yang melelahkan adalah menunggui Don Apelley yang selalu sibuk mengobrol bersama Rohin sehingga perjalanan pulang menjadi tertunda dan Janette terpaksa berdiam diri di penginapan itu lebih lama. Janette bisa saja protes dan berteriak kepada Don Apelley 'kau ku bayar bukan untuk membuatku menunggu, sir!' . tapi Janette tidak akan tega. Don Apelley tidak pernah berbuat buruk kepadanya. Laki-laki itu selalu memeperlakukannya dengan baik meskipun Janette harus selalu mendengar gerutuannya.

Janette mengambil handuknya dan berjalan menuju kamar mandi. Rumah nyaaman ini terlalu sayang untuk di tinggali sendiri. Melihat setiap sudutnya, Janette seringkali terbayang bagaimana seandainya dirinya dan anaknya kelak benar-benar hidup di tempat ini dengan sangat tenang. Toh hidupnya di biayai oleh Thomas Pollard dan Janette senang dengan hal itu. Akan sangat banyak waktu santai dan bersenang-senang. Bukankah selama ini dia sangat ingin bebas dan satu bulan belakangan ini, Janette benar-benar sudah mendapatkan kebebasannya.

Meskipun kamar mandi itu sangat kecil dan hanya terbuat dari bak-bak kayu dimana Janette biasa menggunakannya untuk berendam, tapi kualitas air yang dimiliki oleh rumah yang di sewanya ini sangat menyenangkan. Jernih dan sejuk. Seandainya Janette memilih mandi terlebih dahulu sebelum tidur tadi, ia yakin tenaganya akan segera terisi sehingga ia tidak perlu menjadikan tidur sebagai satu-satunya cara untuk menghilangkan perasaan lelahnya hari ini. Tapi Janette memang sengaja untuk tidur karena jika dia pergi mandi, Janette tidak akan bisa tidur lagi. Maka Janette percaya bahwa itu akan membuatnya merasa bosan tanpa teman mengobrol sama sekali hingga sore hari.

Don Apelley itu tidak tinggal di rumah ini bersamanya meskipun laki-laki itu menawarkan diri. Janette tidak ingin ambil resiko untuk hidup bersama laki-laki manapun. Pada kenyataannya ia sudah pernah tergoda oleh pesona laki-laki yang berusia jauh di atasnya. Siapa bisa menjamin kalau hal itu tidak akan terjadi lagi? Don Apelley cukup tampan meskipun tidak sebanding dengan kegagahan Rudolph Bainbridge. Meskipun begitu Janette tetap tidak mau berhubungan dengan laki-laki manapun yang mempersempit kemungkinannya untuk mendapatkan kebebasannya.

Yah, dia sudah akan memiliki seorang anak dalam usia kandungan empat bulan-atau lebih tepatnya nyaris mendekati itu-yang semula di anggapnya sebagai penghalang. Tapi Janette sama sekali tidak mengerti mengapa ia terus mempertahankannya padahal dengan uang yang di berikan oleh Thomas, Janette bisa saja menggugurkannya sejak lama. Janette menyayangi kandungannya, itu kenyatannya.

Terlebih karena kandungan itu tidak membuatnya bertingkah dan terlalu banyak merasakan sakit. Hingga saat ini tubuhnya bahkan tidak berubah dengan perut yang cukup rata meskipun tidak serata saat dirinya tidak mengandung.

Janette membasuh perutnya dengan air setelah ia masuk ke dalam bak kayu itu untuk berendam. Ini tidak akan lama karena Janette ingin memenuhi undangan salah satu tetangganya untuk makan malam. Tapi sebelum itu, ia ingin memanjakan bayinya dengan air yang sejuk itu. Janette sudah terbiasa untuk membelai perutnya dalam keadaan basah, sangat menyenangkan dan menenangkan. Ia nyaris saja melewatkan satu jam di kamar mandi jika saja keributan tetangga sebelah tidak menyadarkan lamunannya.

Pasangan suami istri yang tinggal di rumah sebelah memang kerap kali berdebat dalam bahasa mereka. Kadang-kadang terdengar lucu bagi Janette karena ia tidak mengerti bahasanya meskipun sudah berusaha keras untuk mempelajarinya. Tapi Janette yakin bahwa pertengkaran itu mengandung ucapan yang pedas dan kejam sehingga Janette sering mendengar tangisan sang istri atau teriakan anak-anak. Di suatu hari, mereka berkelahi saat Don Apelley berada di rumah itu dan laki-laki itu mengatakan bahwa mereka bertengkar dalam ucapan yang sangat menggertakkan hati. Sang suami mencaci maki istrinya dengan kata-kata kasar sehingga Janette pernah terdorong untuk membela. Tapi Don Apelley melarangnya karena ia akan dimusuhi jika ikut campur dalam rumah tangga orang lain. Ini hanya menyangkut budaya. Itu katanya.

Diary LoliciousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang