BAB TIGA PULUH DUA

18.8K 585 31
                                        

JANETTE menghilang. Hari ini, Janette tidak berada di kamar seperti biasa padahal seharusnya Janette masih beristirahat. Rudolph menjadi sangat gelisah dan mencarinya kemana-mana. Ia membuka setiap ruas ruangan yang berpintu dan sempat terkejut saat menemukan Ryan tengah bercinta dengan Diva. Tapi hasratnya sama sekali tidak terpancing. Yang di lakukannya hanya menatap keduanya dengan cemas dan bertanya seolah-olah tidak sedang memergoki mereka dalam keadaan seperti itu. 

“Ada yang melihat Janette?” 

Ryan menggeleng polos. “Bagaimana mungkin salah satu dari kami melihatnya jika sekarang kami tengah dalam keadaan seperti ini!” 

“Ah, ya! Maafkan aku kalau begitu. Silahkan lanjutkan acara  kalian.” 

Kekhawatirannya membuat Rudolph kehilangan rasa malu untuk kali ini. Ia kembali menutup pintu itu dan mulai menjelajahi ruangan lain. Janette tidak mungkin melarikan diri, bukan? Padahal Rudolph sudah sangat yakin bahwa hubungannya dan Janette sudah membaik. Semenjak hari itu, meskipun dirinya dan Janette tidak begitu banyak bicara, tapi Rudolph melihat senyum Janette lebih sering. Ia merasakan hangat tubuh Janette saat mereka tidur sambil berpelukan. Rudolph bahkan menyisihkan waktunya untuk makan bersama Janette di kamar. Mengompres memarya hingga memar itu mulai memudar bahkan mengangkatnya ke Bathub untuk memandikannya. 

Mungkin memang hanya beberapa hari tapi Rudolph bisa merasakan betapa mesra kehidupan rumah tangganya. Janette tidak pernah terlepas dari pandangannya semenjak itu. Ia bahkan membelikan Janette beberapa pakaian baru untuk membuatnya tidak tampak seperti tahanan lagi. Tapi hari ini, Rudolph merasa kecolongan. Ia tertidur setelah makan siang dan terbangun tanpa Janette. Ini pertama kalinya Janette beranjak dari ranjang padahal kondisinya belum begitu pulih. 

Rudolph menyisiri ruang tamu lalu memastikan pagar terkunci.

Janette tidak mungkin keluar, bukan? Dalam keadaan yang sangat mendung seperti sekarang, Janette tidak mungkin keluar dari rumah. 

Bunyi air tumpah ke atap rumah membuat Rudolph terkejut. Hujan lebat sudah turun di iringi hembusan angin yang kencang. Ia semakin bersemangat menyuri setiap koridor dan lorong-lorong tapi Janette masih tidak ada. Rudolph nyaris saja berteriak memanggil namanya jika ia tidak melihat bayangan di dapur. Lengan kemeja berwarna putih membungkus sebuah lengan kecil menghilang begitu saja saat Rudolph melihatnya. Rudolph segera berlari dengan tangkas menuju dapur. Ia mengenali kemeja itu. Kemeja yang Janette gunakan setelah mandi pagi ini. Berwarna putih bersih sehingga membuatnya tampak bercahaya. 

Lampu mati, suasana menjadi gelap karena langit sore di selimuti mendung yang sangat kelam. Rudolph semakin memepercepat langkahnya untuk menemukan Janette. Akhirnya ia mendapatkan Jnatette-nya. Gadis itu berdiri di balik pintu dapur dan memandangi halaman belakang melalui kaca tembus pandang yang melengkapi pintu. Ia menatap ke satu arah dengan khidmat. 

Beberapa saat Rudolph melihatnya menggigit bibir. Lalu menghela nafas. Sesaat kemudian Janette mengumpulkan rambut panjangnya kesamping sehingga rambut itu menutupi tubuh sebelah kirinya hingga kepinggang. Rok berwarna merah muda dengan intonasi lembut yang di kenakannya bergoyang-goyang saat ia mengalihkan tumpuan kakinya dari kanan ke kiri. Jemarinya menyentuh kaca itu seolah-olah sedang melukis. 

Rudolph lega bisa menemukannya. Ia melangkah, mendekat. 

Memandangi arah yang Janette pandang dan tidak menemukan apaapa selain badai. Perlahan, agar tidak mengejutkan, Rudolph menyentuh pinggang Janette dan ia melihat Janette menengadah menatapnya. Gadis itu memberikan senyum sehingga Rudolph sedikit bersemangat untuk merangkul pinggangnya. 

Diary LoliciousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang