KETIGA 'penghianat' itu, Joses, Juan dan Jammie sedang asyik memancing ikat di pinggir sungai. Janette bisa melihat itu dari jendela kamarnya dan sejujurnya, ia sangat ingin ikut serta. Janette merindukan mereka semenjak dia pergi dari Sydney. Tapi di saat mereka bertemu lagi, Janette bahkan tidak bisa memeluk salah satu dari mereka. Ia sangat kesal. Berkali-kali ketiga bersaudara itu mengajaknya berbicara dari balik pintu, tapi Janette menanggapinya dengan teriakan sehingga mereka menyerah dan tidak ingin bicara banyak kecuali untuk menyampaikan pesan ataupun mengantar makanan.
Sekarang, Janette mulai merasa kesepian karena tidak ada seorangpun yang mau berbicara dengannya. Rudolph satu-satunya orang yang bisa di temuinya dan laki-laki itu sudah mengambil alih semua tugas yang sebelumnya di kerjakan oleh Pollard bersaudara atau bahkan Ryan, putranya. Tentu saja Rudolph bukan hanya datang untuk itu. Laki-laki itu juga datang untuk melampiaskan amarahnya dan itu membuat Janette seringkali histeris. Ia mulai merasa tertekan dan hampir gila karena di perlakukan semenamena.
Janette bergerak menjauh dari jendela dan mengambil pispot yang ada di pojok ruangan. Yah, gilanya ia masih harus bertahan untuk hidup seperti ini dan sekarang Janette harus berusaha lagi. Ia sama sekali kesulitan buang air di dalam pispot karena tidak biasa. Janette sudah tidak buang air sama sekali selama empat hari dan itu membuat perutnya sakit. Ia juga tidak mandi, Rudolph tidak pernah mengungkit apa-apa lagi tentang permintaannya agar bisa mandi meskipun sebenarnya permintaan itu hanya kamuflasenya untuk melarikan diri.
Bunyi nyaring, pispot menghempas lantai itu mungkin sangat mengganggu sehingga Janette melihat Rudolph membuka pintu beberapa lama setelahnya. Laki-laki itu memandangi Janette dengan tatapan heran dan ia pasti bisa melihat tatapan penuh amarah di matanya. Rudolph masih berusaha untuk tidak mudah marah menghadapi Janette yang semakin sering membuat masalah belakangan ini. Ia berusaha berkata selembut mungkin berharap Janette bisa sedikit melunak. Tapi Rudolph tau itu sia-sia.
"Apa yang terjadi?"
"Aku ingin buang air!"
"Perabotan buang airmu sudah kau banting. Tapi tenang, itu masih bisa di gunakan."
"Kau mau membunuhku? Aku tidak bisa buang air di pispot lagi!"
Rudolph meghela nafas lalu melangkah maju untuk bisa lebih dekat dengan Janette. Tapi tidak begitu jauh dari pintu. Dengan tubuh kecilnya, Janette bisa melarikan diri dengan mudah karena ia bisa saja cukup lincah meskipun Janette belum pernah menunjukkannya. "Sebelumnya kau bisa, Kan?"
"Sekarang tidak!"
"Kenapa tidak?"
"Aku tidak tau!" Janette berteriak histeris. "Perutku sangat sakit dan aku tidak bisa buang air. Kau terus memintaku mengisi perut dengan makanan tapi tidak mengizinkanku buang air secara normal. Kalau ingin membunuhku, tembak saja lebih mudah. Atau sediakan racun dan aku akan meminumnya dengan senang hati!"
"Kata-katamu pesimis sekali!"
Janette membuang wajahnya lagi. Itu sudah menjadi kebiasaan barunya semenjak tragedi penculikan ini menimpanya.
"Oh, baiklah. Aku akan mengizinkanmu menggunakan kamar mandi kali ini!"
"Kau berjanji?" Janette melunak. "Kau tidak akan mengatakan "kalau kau sedang memikirkannya' seperti biasa, kan?"
"Tidak, tentu saja kau boleh menggunakan kamar mandi di kamarku."
"Kamarmu? Kalau begitu tidak usah!"
Rudolph tertawa. Dan berjalan mendekati pintu. Ia tau kalau Janette hanya jual mahal, karena setelahnya Rudolph mendengar teriakan Janette lagi ketika gadis itu melihat Rudolph menutup pintu dengan sangat perlahan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Lolicious
RomantizmJanette adalah putri dari bujangan Gallion Melville yang belum pernah sama sekali menikah. Jane jugalah orang yang mengubah hati Norma agar menikahi ayahnya- Gallion Melville. Janette dikelilingi bajingan-bajingan hidung belang selama kepergian oran...