BAB DUA PULUH SATU

10.7K 449 11
                                        

*lap keringet* selamat membaca. happy reading!

*****

PUTTAPARTHI, Andra Paradesh.

Janette memandangi Jam tangannya lalu menguap. Ia bahkan tertidur tanpa mengganti pakaiannya semalam. Hal ini terjadi karena kereta kerbau yang mengangkut dirinya dan Guide bayarannya selama di India, Don Apelley terjebak longsor di batas desa. Untungnya ia mendapat penginapan gratis malam tadi sehingga Janette tidak perlu risau akan tidur di jalanan sampai kerbau-kerbau itu bisa melewati longsor setelah jalan itu di perbaiki. Besok adalah hari peringatan tentang dirinya yang sudah tinggal di india selama satu bulan. Yah, besok adalah tanggal empat belas dan dirinya tiba di India pada tanggal yang sama bulan lalu.

Perlu waktu yang lama bagi Janette untuk memutuskan bahwa dirinya ingin menghabiskan hari-hari selama satu bulan lagi di Andra Paradesh setelah sempat berfikir untuk meninggalkan kota ini satu minggu yang lalu. Sebelumnya Janette sudah tinggal di Puttaprthi selama tiga hari dan demi Tuhan dirinya merasa sangat tidak betah. Janette tidak mengerti bahasa India dan mulai merasa bosan karena kebodohannya. Untungnya Don Apelley banyak membantunya hingga akhirnya ia menemukan teman yang bisa berbahasa inggris dengan baik disini.

Janette mengenal dua bersaudara Priya dan Rohin Purdy Gotra saat mereka menghadiri sebuah pesta panen yang menyenangkan. Tentu saja dengan gaya wisatawan pada umumnya yang saat itu membuat Rohin tertarik untuk menyapa Janette dalam bahasa inggris yang fasih. Di saat itulah Janette tau bahwa Rohin adalah pria terpelajar. Adiknya, Priya juga sama. Gadis yang sangat menyenangkan dan masih muda, seperti dirinya. Dalam waktu singkat, ketidak betahan Janette berubah menjadi kesenangan yang luar biasa saat mengetahui bahwa dua bersaudara itu juga berasal dari Sydney. Well, kesamaan-kesamaan itulah yang pada akhirnya mendekatkan mereka bertiga dengan sangat menyenangkan.

Rohin adalah pemuda India berparas tampan dengan kulit coklat terang yang membuatnya tampak sangat perkasa. Ajaibnya pemuda ini bermata biru cerah, berbeda dengan adiknya yang memiliki warna mata gelap. Pemuda itu terlalu kuat akan prinsipnya sekaligus teman yang menyenangkan. Tapi tentunya bukan Rohinlah alasan mengapa Janette merasa betah. Jika ingin di tanya siapa? Maka Janette akan lebih menjawab Priya. Gadis itu jelas-jelas bukan gadis desa seperti kelihatannya. Tapi dengan bangganya ia mengenakan Sharee untuk berjalan-jalan dengan riangnya. Priya lah yang seringkali mengajaknya berbicara dan berbincang-bincang dengan penduduk setempat lalu bertindak sebagai penerjemah.

Gadis yang ramah. Dalam seminggu ini, Janette merasa sangat dekat dengan Priya sehingga membuatnya merasa nyaman untuk mengunjunginya sesekali bahkan sampai menginap di rumahnya. Priya juga yang membuat Janette pada akhirnya memutuskan untuk tinggal disana satu bulan lagi sebelum akhirnya ia melanjutkan liburannya ke Kerala.

Alasan Janette terjebak di penginapan kumuh ini tentu saja tidak jauh-jauh dari Priya. Gadis itu mengajaknya datang ke pesta pernikahan sepupunya yang berada di desa sebelah sehingga untuk itu Janette terpaksa membujuk Don Apelley untuk berangkat bersama. Laki-laki itu pada mulanya tidak setuju karena ia merasa tidak begitu memiliki fungsi saat Janette bersama Priya. Tapi pada akhirnya Don Apelley bersedia ikut saat Janette berjanji akan segera pulang sebelum malam tiba. Meskipun pada akhirnya mereka belum juga pulang hingga pagi ini.

Bunyi ketukan di pintu kamar penginapannya membuat Janette nyaris terlonjak. Ia sedang menikmati udara pagi dari jendela saat ketukan itu mengagetkannya secaa tiba-tiba. Ia sudah menebak siapa yang berada di sana. Dengan cepat Janette menyongsong pintu dan membukanya untuk pria gemuk yang terlihat ramah itu. Janette tersenyum padanya sebagai penyemangat di pagi hari. Bukan untuk menyemangati Don Apelley, tapi untuk menyemangati dirinya sendiri.

Diary LoliciousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang