RUDOLPH Bainbrige terkejut dengan apa yang di dengarnya barusan. Benarkah Janette yang sedang bebicara? Demi Tuhan, Rudolph belum pernah mendengar ucapan yang begitu mengecam keluar dari mulut Janette. Kata-katanya memang tidak menggambarkan apa-apa, Tapi nada suaranya jelas-jelas terdengar sangat mengerikan dan menghina. Janette memandangnya dengan tatapan yang sangat kejam seolah-olah bisa memutuskan lehernya saat itu juga.
Sial, Rudolph mengecam hari ini. Hari yang paling sial yang pernah di temuinya. Seharusnya, pagi ini Rudolph membangunkan Janette dari tidurnya dan mengajaknya berjalan-jalan bersama, bergandengan tangan dengan sangat mesra. Astaga, begitu bodohnya ia karena tidak melakukan hal yang sudah di rencanakannya hanya karena tidak tega membangunkan Janette yang kelihatan sangat nyenyak. Ia yakin bahwa dirinya tengah sendirian tadi, begitu lama Rudolph mengamati saluran air yang di galinya dalam keadaan gelap semalam. Ia bahkan sempat berdendang-dendang kecil dan duduk nyaman di bawah pohon beringin itu. Tapi di saat dirinya hendak pergi, Diva datang dan mengajaknya mengobrol. Rudolph sadar bahwa gadis itu sdang menggoda. Ini bukan pertama kalinya seorang gadis menggodanya.Tapi setelah sekian lama, Rudolph sangat tidak suka di goda. Ia hanya berusaha menanggapi gadis itu dengan sangat biasa berharap bahwa dirinya tidak menyinggung.
Rudolph tidak ingin menunjukkan ketidak hormatannya kepada Diva hanya karena gadis itu bukan wanita terhormat, semua manusia pantas di hormati.
Rudolph sama sekali tidak tau mengapa tiba-tiba saja lengan gadis itu melingkar di lehernya. Sangat sebentar, hanya beberapa detik saat ia mengatakan; ‘Aku sedang berkeliling rumah ini tadi’ dan tidak lebih. Rudolph sudah sangat ingin menarik lengan itu dan mendorong Diva menjauh darinya. Tapi terlambat karena Janette sudah melihatnya lebih dulu. Gadis itu membuat hatinya menggigil ketakutan. Ia sangat khawatir dengan perasaan Janette. Rudolph beusaha keras untuk memanggil namannya, berusaha untuk meminta Janette menunggu, memintanya kembali agar Rudolph bisa menjelaskannya dan meminta Diva ikut menjelaskan masalahnya.
Bahwa ia dan Diva tidak sedang melakukan apa-apa. Janette hanya kebetulan melihatnya dalam posisi yang tidak menyenangkan, itu saja! Tapi dengan gesitnya Janette berjalan—setengah berlari— memasuki rumah tanpa memperdulikan panggilannya. Rudolph berusaha mengejarnya dan ia sangat kecewa pada dirinya sendiri karena tidak bisa menggapai tangannya.
Sekarang ia hanya bisa mengetuk pintu kamar dengan sabar, berharap Janette yang menguncinya dari dalam segera membukakan pintu untuknya. Tapi sudah lebih dari sepuluh menit ia melakukan itu, Janette tidak juga membuka pintu. Rudolph nyaris saja berteriak lagi jika saja Janette pada akhirnya tidak membukakan pintu dalam keadaan kusut. Ia memandangi Rudolph dengan mata sayu lalu menguap. Yang benar saja! Rudolph sangat takut kalau Janette menangis di dalam, sedangkan dia?
“Maaf, aku baru bangun tidur. Masuklah!”
Janette tau ini keterlaluan. Ia sudah membiarkan Rudolph kehabisan suara karena membujuknya dan dirinya memilih untuk memejamkan mata. Janette hanya tidak ingin merasa sedih karena cinta. Dia tidak akan membiarkan dirinya menjadi bodoh. Karena itulah Janette berusaha mengalihkan perhatiannya kepada hal yang lain. Well, sebenarnya Janette tidak benar-benar tidur. Ia hanya berfikir untuk segera melarikan diri dan berusaha untuk tidak di temukan lagi. Jika melihat Rudolph hatinya merasa sakit, lebih baik ia tidak melihat laki-laki itu lagi selamanya, kan?
Janette duduk di atas ranjang sambil menguap beberapa kali lagi. Ia sangat tidak ingin memperlihatkan kecemburuannya sama sekali. “Kau mau apa?”
![](https://img.wattpad.com/cover/12013262-288-k871551.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Lolicious
RomanceJanette adalah putri dari bujangan Gallion Melville yang belum pernah sama sekali menikah. Jane jugalah orang yang mengubah hati Norma agar menikahi ayahnya- Gallion Melville. Janette dikelilingi bajingan-bajingan hidung belang selama kepergian oran...