Sei-san,
Seandainya Nagisa kecil bertemu Luca besar dan Nagisa besar bertemu Luca kecil?
============"Nagisa cengeng! Nagisa seperti anak perempuan! Nagisa cengeng!"
"Aku tidak....hiks... cengeng... hiks.."
"Nagisa cengeng! Besok pakai rok saja!"
"Hiks... hiks.... aku tidak cengeng... hiks.."
Luca menghentikan langkahnya ketika ia melihat beberapa anak SD tahun pertama membuat teman mereka menangis.
"Besok aku tidak mau bermain bersama denganmu lagi!"
"Ya! Kau seperti anak perempuan! Lemah dan cengeng!"
"Dasar ceng--aduh!!" Pekik salah seorang bocah ketika koin uang 10 Yen mengenai kepalanya.
Luca menatap bocah-bocah itu dingin.
"He-hei, ayo pergi dari sini.."
"Ceh! Orang dewasa menyebalkan!"
Mereka pun pergi meninggalkan Nagisa kecil yang berjongkok terisak.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Luca
"Paman siapa...hiks...?"
Luca mengulurkan tangan dan membantu Nagisa berdiri kemudian ia berlutut dan membersihkan pakaian Nagisa yang kotor.
"Terima kasih sudah menolongku...hiks.."
"Kenapa kau menangis?"
"Mereka meninggalkanku dan memanggilku anak perempuan sepanjang jalan pulang... aku terjatuh dan mereka semakin mengejekku... uuh..."
Luca mengambil tangan Nagisa dan menggandengnya, berjalan sampai ke bangku taman.
"Paman, karena aku sering menangis, aku seperti anak perempuan?"
"Entahlah."
"Bagaimana aku bisa menghentikan mereka supaya tidak mengejekku?"
"Mungkin kau harus menonjok hidung mereka."
"Itu bukan perbuatan terpuji!"
Luca tersenyum ringan.
"Aku terlalu lemah..." ujar Nagisa.
"Kau terlalu baik sejak dulu bahkan sampai dengan aku mengenalmu."
"Paman juga baik! Hehe! Aku akan berusaha untuk tidak cengeng!"
"Ya."
"Paman seperti Ksatria!"
"Aku mungkin."
"Ksatria? Orang yang menjaga Tuan Putri?!"
"Ya."
"Waahh! Apa Tuan Putri paman cantik?"
"Sangat."
"Apa dia manis?"
"Sangat."
"Waahh! Aku juga ingin bertemu dengannya!"
"Mungkin beberapa tahun lagi."
"Sungguh?! Apa dia akan menyukaiku?"
"Dia akan."
.
.
.
.
Nagisa berjalan menghampiri sebuah bangku taman dimana seorang anak laki-laki duduk seorang diri.
"......."
"Crepes hari ini lebih banyak krim!"
"......."
Nagisa menoleh ke arah si anak.
"Sedang apa sendirian di sini?"
"Menunggu ibu."
"Kenapa tidak bergabung dan bermain bersama mereka?" Nagisa bertanya sembari menunjuk ke segerombolan anak.
"......."
Anak laki-laki itu melirik sesaat dan diam.
"Kau mau crepes?"
"Ibu bilang aku tidak boleh makan makanan murahan."
"Eeehh! Tapi ini enak sekali! Kau harus mencobanya!"
"Tidak, terima kasih."
"Sedikit saja!"
"Hentikan, aku tidak mau."
"Kau sama sekali tidak ada manis-manisnya!"
"......."
Nagisa mengambil potongan stroberinya dan membawa potongan itu ke arah si anak.
"Aku tidak mau."
"Kalau tidak enak, muntahkan!"
"......."
"Ayo!"
Anak laki-laki itu membuka mulutnya dan Nagisa memasukkan potongan stroberi ke dalam.
"Bagaimana?"
"Manis..."
"Bilang pada ibumu, tidak baik menilai sesuatu dari harga luarnya saja! Semua yang dibuat adalah spesial untuk kita!"
Anak laki-laki itu menatap Nagisa lekat-lekat.
"Jika aku sudah besar... maukah kau menjadi Tuan Putriku?"
"Eh?"
"Aku sedang belajar untuk menjadi pangeran yang baik."
"Ahahaha! Dengan senang hati! Tapi sebenarnya aku lebih senang pada Ksatria!"
"Kenapa?"
"Karena mereka keren! Mereka selalu ada untuk melindungi Tuan Putri."
"........"
"Pangeran juga tidak masalah, haha."
"Ketika aku sudah besar, aku akan melindungimu."
Nagisa membelalakan matanya lalu tersenyum.
"Ya, Tuan Ksatria kecil!"
KAMU SEDANG MEMBACA
S.S.S -2-
RandomSeandainya seishuu Series -2- Adalah perandaian singkat dan sederhana para tokoh di dunia Seishuu. Seandainya mereka menemukan ditempatkan, dan menghadapi kejadian tak terduga. ©seishuu.2017.