Seandainya #305

3.2K 417 58
                                    

Sei-san,

Seandainya Yuuto dan Theodore bermain bersama, akan bagaimana? (Tolong gunakan All for One.)
=============

Tok-tok-tok!

"Nagi-nii, selamat pagi!"

"Yuu-chan, selamat pagi! Eh, Yuu-chan kau datang sendiri kemari??"

"Ya! Aki-nii sedang ada acara di sekolah Rina dan Runa. Reo-nii bekerja, Ryou-nii sibuk sendiri di sekolah, Arata-nii ikut Aki-nii."

"Begitu rupanya! Kalau begitu masuklah, Yuu-chan."

"Theo, ada Nagi-nii?"

"Ada, ada. Theo sedang main lego-nya di kamar."

"Kalau begitu, aku langsung ke kamar Theo boleh?"

"Boleh saja. Nanti aku akan menyusul bawakan minuman ya."

"Terima kasih, Nagi-nii."

Yuuto pun berjalan naik ke lantai atas, menuju ke kamar Theodore sambil menyimpan kembali cermin kemana saja yang ia pinjam dari Aki.

"Theo!"

Theodore menghentikan tangannya menumpuk balok lego dan menoleh ke arah suara yang memanggil namanya.

"Theo! Aku datang untuk main loh!"

"Yuu-chan!"

Theodore berlari menghampiri Yuuto dan mereka saling berpelukan.

"Theo, kau sedang main apa?"

"Aku membuat istana lego! Kemarin Daddy membelikan banyak lego lalu, lalu ada buku panduannya membuat macam-macam bangunan, lalu, lalu, aku pilih yang istana!"

Yuuto menolehkan kepalanya ke sudut ruangan kamar, menatap lego yang dibicarakan Theodore.

"Theo, itu kelihatannya susah loh!" Yuuto memberi tahu Theo sambil berjalan mendekati lego tersebut.

"Tidak susah!"

"Itu susah, kita tidak bisa menyelesaikannya sendirian."

"Tidak susah!"

"Itu menaranya aneh, kenapa menaranya miring begitu?"

Theodore menatap lego yang ia buat.

"Bantu aku betulkan kalau begitu," jawabnya sembari sedikit kesal.

"Ya, aku bantu! Sini aku bantu!"

Mereka berdua mulai menyusun lego bersama-sama.

"Yang ini aku juga tidak bisa."

"Dicoba dulu, Yuu-chan! Kata Daddy kalau mudah menyerah itu orang bo-do-h! Aku kan tidak mau dibilang bo-do-h oleh Daddy!"

"Kalau begitu Theo coba buat. Yang ini disusun dengan yang ini."

"Haah... begitu saja tidak bisa, sini sini." Theodore menyahut dengan menirukan gaya bicara seseorang.

.

.

.

.

Beberapa waktu kemudian

.

.

.

"Uuuh...!! Papa! Uuhh... uuh... Papa..."

"Theo jangan menangis! Aku harus bagaimana nanti nih! Nagi-niii! Theo-nya menangiiiss!! Nagi-nii!"

"Pa..paaa...aa.. uuu...uu..."

S.S.S -2-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang