Lisa terbangun tiba-tiba karena suara dering ponselnya yang nyaring. Sialan, dia paling benci bangun secara terkejut begini. Alhasil kepalanya jadi langsung pusing. Dan setelah membuka mata, dia langsung tersadar dengan keadaan sekelilingnya. Dia masih berada di kamar Sehun. Dengan mata setengah terbuka, dia melihat ke arah Sehun. Ternyata laki-laki itu masih tertidur dengan kompresan yang sudah dingin. Lisa menguap, dia meringis merasakan seluruh tulangnya yang serasa sakit akibat tidur tidak nyaman semalaman. Mengambil kompresan pada kening Sehun, Lisa mengecek kembali suhu tubuh laki-laki itu. Sudah agak lebih baik, setidaknya tidak sepanas semalam.
Lagi, ponsel yang tadi sempat mati kini berdering kembali. Lisa buru-buru mengangkatnya.
“Halo?”
“Sayang, kenapa? Ada masalah apa? Maaf semalem ponsel aku mati dan lupa bawa powerbank.”
Oh, rupanya Jungkook.
“Ini—Yeri nyuruh—“ Lisa terdiam sejenak. Tidak mungkin kan kalau dia memberitahu Jungkook yang sebenarnya kalau Yeri memintanya untuk menemani Sehun? Jungkook sudah mengetahui perasaan Lisa untuk Sehun, jadi sangat berbahaya bagi Lisa jika Jungkook tahu hal ini. Apalagi dengan fakta bahwa Lisa bermalam di kamar Sehun, meskipun dia tidak melakukan apa – apa. “Eng—semalem aku nelepon kamu berkali – kali mau minta jemput, soalnya nggak ada taksi yang lewat, terus kebetulan Yeri lewat pas aku lagi di halte. Jadi, yah, aku minta tumpangan.”
“Terus kenapa nginep?” Jungkook bertanya lagi.
“Udah terlalu malem buat pulang, Kook. Lagian rumah Yeri yang paling dekat semalem.”
Terdengar suara decakan dari Jungkook diseberang sana. Dia menambahkan, “Kamu tau kan, Lis, disana ada—“
“Dia—” Lisa memotong ucapan Jungkook, tapi langsung berhenti sejenak memandang ke arah Sehun yang masih tertidur seperti bayi. “Dia nggak ada di rumah kok.” Lisa tidak bisa berbohong seperti ini, tidak mau, tapi dia harus.
“O—Oh, bagus deh. By the way, hari ini ada rapat jam sepuluh, kira – kira sampai siang. Jadi aku nggak bisa jemput kamu lagi. Gapapa, ya?”
Lisa tergelak, dia mengerucutkan bibir pura-pura kesal. “Apa deh, aku tuh bukan anak tk tau!” Serunya yang hanya dibalas kekehan oleh Jungkook. “Ya udah aku tutup dulu, jangan lupa makan siang.”
“Iya, sayang.”
“Daaah.”
Sambungan terputus. Lisa menyibakkan selimutnya, melipatnya, lalu menaruhnya di atas sofa. Dengan berusaha untuk tidak menimbulkan satu suara sedikitpun, dia menggeser sofa kembali ke letaknya semula. Setelah itu dia keluar kamar dan tidak menemukan Yeri sama sekali. Pantas saja, sekarang sudah pukul setengah sepuluh. Lisa heran kenapa dia bisa bangun sesiang ini. Dan kenapa juga Sehun masih terlihat pulas sekali? Lisa menemukan sebuah post it yang tertempel di kulkas yang bertuliskan,
Kak Lisa, kalau lo baca ini berarti gue udah berangkat kuliah. Tadi mau ngebangunin tapi kasihan masih pules. Kalau butuh sesuatu, tinggal ambil aja ya.
Ini sudah pasti dari Yeri. Sekarang Lisa bingung, haruskah dia pulang sekarang? Atau menunggu Sehun bangun? Lisa menggeleng. Dia benar-benar belum siap berhadapan dengan lelaki itu. Jadi, setelah melaksanakan idenya untuk membuat sup panas untuk Sehun, Lisa mengambil tasnya lalu terburu-buru keluar dari rumah itu dan mencari taksi.
———
Laki-laki itu mendekati sebuah meja dengan semangkuk sup dan post it yang tertera disana. Dia mengambil post it itu lalu membacanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happier
FanfictionTentang Lisa, Sehun, dan kesempatan yang terlanjur sia-sia. 2018 © fairy-stardust