Bagian Empat Belas

1.8K 196 16
                                    

"Ngapain lo di sini?"

Sehun tidak dapat menyembunyikan raut wajah terkejut saat memasuki rumahnya dan melihat sosok Jongin yang sedang duduk santai dengan kaki di atas meja serta sekaleng cola di genggamannya. Seolah dia yang menjadi si tuan rumah.

"Main aja, nggak suka?" Jongin melirik dengan sewot.

Sehun tidak membalas. Ia menaruh tas di sisi sofa samping Jongin duduk lalu membuka jaket hitam yang ia kenakan. "Adik gue mana?" Tanya Sehun melirik ke sekeliling karena tidak menemukan sosok adiknya yang seharusnya sudah pulang saat ini.

"Pergi sebentar, nggak tau kemana. Gue disuruh tunggu lo pulang." Jawab Jongin santai. Ia menegapkan tubuh untuk menarik piring berisi kentang goreng yang tersedia di hadapannya. Sehun yang duduk di sebelah memandang aksinya pun mendengus tak suka.

"Berasa di rumah nenek sendiri ya, pak?" Sindir Sehun.

"Iya lah, nyaman." Jongin nyengir lebar dengan tak tau malu. "Eh, gimana tuh lo sama Seulgi? Mandet-mandet terus, ntar direbut orang baru tau rasa." Jongin berkata dengan pedas namun respon Sehun hanya mengangkat bahu.

"Susah kali, maksain diri gitu. Kayaknya gue emang cocok sebatas itu aja sama Seulgi." Pikiran Sehun melayang ke waktu beberapa hari yang lalu, dimana Seulgi lagi-lagi menanyakan tentang hubungan mereka tapi malah berakhir dengan kegiatan panas di ruang kecil dalam kafe.

Sehun meringis setelah Jongin menoyor kepalanya dengan keras. Ia melotot. "Sakit!" Baru saja Sehun akan balas memukul temannya itu di bahu ketika Jongin memotong dengan kalimatnya yang mampu membuat Sehun terdiam.

"Kalau lo nggak ada niat buat serius, jangan ngerespon dengan welcome dari awal. Lo bikin harapan dia ke lo makin besar, tau nggak?" Jongin menoleh sekilas ke Sehun yang saat ini melamun dengan wajah serius. "Apalagi lo udah beberapa kali tidur sama dia."

Kali ini Sehun menoleh dengan cepat. Ia hampir menahan napas. "Tau darimana?"

Jongin tergelak santai, "Yah, kayak gue nggak dengar aja suara ah uh ah uh dari ruangan lo di kafe yang harusnya jadi ruang kerja milik bersama itu."

Biasanya Sehun bakal merespon dengan menonjok pelan Jongin, tapi kali ini pemuda berambut hitam itu hanya diam sambil berpikir. Ia tau sedari awal kalau langkah yang dia ambil salah. Ia tak ada niat untuk serius dengan Seulgi karena dalam hatinya pun masih tertera jelas nama Lisa. Apalagi gadis berponi itu kini telah kembali ke kehidupannya meskipun sudah milik orang lain, namun Sehun tetap berniat untuk memperjuangkan Lisa kembali.

Tapi, bagaimana dengan Seulgi?

"Lo masih mikirin Lisa, ya?" Lagi-lagi pertanyaan Jongin mampu membuat napas Sehun seolah mengikis hingga ia tak mampu lagi membuka mulut untuk menjawab. "Belum bisa move on?"

Lama sekali waktu berlalu sejak Jongin memberi pertanyaan terakhir, hingga Jongin kira Sehun tak berniat untuk menjawab. Laki-laki itu pun kembali sibuk dengan kentang goreng yang sedari tadi ia makan, tak menghiraukan Sehun yang hanya terdiam seperti orang kesurupan.

Tapi Jongin salah. Karena sebelum sempat meneguk minuman bersodanya, ia dapat mendengar jelas helaan napas Sehun dan jawaban dari laki-laki itu.

"Belum. Gue belum dan nggak akan bisa move on." Sehun tersenyum pahit. Baru kali ini Jongin melihat temannya itu semenyedihkan ini. "Karena Lisa udah jadi milik gue dari dulu, dan gue bakal merebut dia balik."

Sehun mendengar Jongin tertawa, namun kali ini tawanya sedikit berbeda. Ada nada meremehkan yang entah kenapa Sehun tak suka mendengarnya. "Lo tau? Lo terlalu egois. Lo udah bikin hidup Lisa berantakan sejak dulu dan sekarang waktu dia mulai kehidupannya yang baru, lo mau rebut dia lagi cuma untuk lo hancurin kembali di waktu mendatang? Screw you, bro."

HappierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang