Bagian Delapan

3.1K 349 25
                                    

Song for this chapter:

Chasing Cars - Sleeping at Last

———

"Sore, kak Sehun!"

"Sore, Wen."

"Eh hai kak Sehun, tumben kesini pas weekend? Kok nggak bilang? Kalau bilang kan tadi gue rapihin dulu ruangannya." itu suara Seulgi, yang sudah rapi dan cantik memakai dress merah muda dan riasannya yang tipis namun membuat wajahnya lebih menarik. Penampilannya mampu membuat para lelaki menoleh ke arahnya tanpa berkedip.

Tapi tidak dengan Sehun. Laki-laki itu memandang Seulgi sebentar lalu berjalan menuju ruangannya yang berada di belakang kasir. Seulgi seperti biasa mengekorinya dengan senyuman yang tak lepas dari wajah. "Nggak perlu, gue gantiin si Jongin hari ini." walaupun terdengar singkat, tapi Sehun tetap menjaga suaranya tetap lembut.

"Jongin kemana, kak?"

Setelah menempatkan bokongnya di kursi, Sehun melirik Seulgi. "Kak, Gi. Jongin-jongin, nggak sopan banget." tukas Sehun tajam.

Seulgi nyengir lebar, dia mengambil tempat duduk di depan Sehun yang kini sedang mengecek catatan kotor penjualan bulan ini.

"Kak,"

"Hmm?"

"Lagi ada film bagus lho di bioskop,"

"Oke...? Terus?" Sehun melirik Seulgi sebentar lalu fokus lagi. "Yaudah kalau bagus nonton sana."

"Iiih, kok lo nggak peka banget sih!" rengek Seulgi menyentakkan kakinya kesal.

"Gue sibuk."

"Masa?"

"Iya."

"Bohong!"

"Gue sibuk, Gi. Gue harus ngumpulin tugas yang dikasih dosen selama gue cuti. Sebentar lagi kan gue masuk kuliah." jelas Sehun dengan sabar. Sifat Seulgi yang seperti ini yang membuatnya kadang jengah.

Seulgi terlalu dekat, jadi Sehun harus memberi jarak.

Seringkali Sehun bingung dengan hatinya sendiri. Dia sudah pasti masih mencintai Lisa dan akan sangat senang menunggu Lisa untuk kembali ke pelukannya. Tapi ada saat dimana Sehun ragu, melihat Lisa yang sudah bahagia bersama kekasih baru. Niatan untuk membuka hati pada orang lain terkadang muncul di benak Sehun, terutama saat melihat Seulgi yang mengejarnya. Seulgi adalah sosok yang manja dan egois, tapi dibalik keburukannya, gadis itu bisa menjadi pribadi yang menyenangkan.

"Muka lo kelihatan capek. Udah berapa hari lo begadang?" tanya Seulgi memasang wajah khawatir.

Sehun mengusap wajahnya sambil menghela napas. Satu nama terlintas di pikiran Sehun ketika Seulgi bertanya hal itu. Lalisa. Dia penyebab Sehun tidak bisa tidur. Entah karena merindukannya, atau karena terlalu semangat ingin bertemu hari ini.

Kapan Lisa akan datang? Pertanyaan itu yang menyangkut di otak Sehun sejak dia memasuki kafe miliknya ini. Pelanggan sudah mulai ramai, apalagi cuaca hari ini yang mendung sangat mendukung orang yang lewat untuk mampir bersantai di kafe.

"Loh, hujan?"

Sehun menoleh menemukan Seulgi sedang menengok ke luar jendela. Benar, gerimis rupanya membasahi bumi. Belum sempat Sehun berucap, Seulgi sudah keluar ruangan dengan izin ingin membuatkan teh untuk Sehun. Jam sudah menunjukan pukul lima tiga puluh tapi Lisa belum juga menunjukkan batang hidungnya. Apakah dia tidak tampil hari ini? Atau dia sudah tau tentang kehadiran Sehun sehingga dia menghindar?

Sehun mengecek ponselnya. Hanya ada beberapa pesan yang belum ia baca dari beberapa orang, termasuk si Jongin yang saat ini sedang asik-asiknya kencan dengan si pujaan hati.

HappierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang