Lisa masih punya waktu tiga jam lagi sampai jam enam sore. Dia masih bisa tertidur sampai waktunya pergi ke café untuk bekerja. Gadis itu merasa seluruh badannya terasa remuk karena semalaman tidur di sofa yang meskipun nyaman tapi tetap saja membuat otot-ototnya pegal. Tapi sialnya, Lisa tidak bisa tidur. Pikiran Lisa bercabang kemana-mana. Memikirkan Sehun, kenapa dia mabuk-mabukan hingga babak belur semalam, siapa kira-kira yang menyakiti laki-laki itu. Ah, Lisa bisa gila. Kenapa juga dia harus peduli?
Tapi, apa sekarang Sehun sudah sembuh?
"Enough, Lalisa." Gadis berambut coklat itu bergumam pada dirinya sendiri, berusaha menutup matanya namun bayangan wajah Sehun yang sedang mengerang karena demam terlintas di pikirannya. Jika saja Lisa tidak dengan sengaja membuka folder bodoh milik Sehun, jika saja Sehun tidak terus-terusan menyebut nama Lisa dalam tidurnya semalam. Mungkin Lisa tidak akan berlebihan seperti ini. Mungkin Lisa akan menganggap Sehun benar-benar sudah melupakannya, tapi semua perbuatan tidak sadar Sehun semalam, membuat Lisa berpikir tentang kesempatan kedua. Mungkinkah?
"Lo udah punya Jungkook, bodoh." Lisa gemas dengan dirinya sendiri. Dia butuh tidur sekarang, tapi pikirannya sedang tidak mau bersahabat dengannya.
Sudahlah, cukup dengan Sehun-nya. Lisa benar-benar butuh tidur.
———
Café tempat Lisa bekerja sudah ramai sekali saat gadis itu sampai. Sekarang jam enam lewat dua puluh tapi biasanya Lisa tampil untuk bernyanyi tepat pada pukul tujuh, saat café memang sedang ramai - ramainya. Apalagi malam minggu seperti sekarang, pasti banyak pasangan-pasangan muda yang menghabiskan malam mereka di café.
"Yo, Lis! Udah disini aja."
Lisa menoleh melihat sang manager café berjalan kearahnya. Lisa hanya menyeringai kecil. Lelaki itu mendudukan diri di sebelah Lisa yang sedang duduk di bangku bar. Mereka berdua hanya diam setelah itu. Tidak ada yang tertarik membuka percakapan dan Lisa juga sedang malas membuka mulut.
"Lis,"
"Eh? Iya?"
"Lo–tau nggak biasanya cewek suka apa?"
Lisa mengernyitkan dahi tidak mengerti. "Suka gimana dulu?"
Jongin—manager café tempatnya bekerja itu mengusap belakang lehernya, terlihat tidak nyaman dengan percakapan ini meskipun dia yang memulai duluan. "Suka... semuanya. Maksudnya, biasanya cewek suka tipe cowok kayak apa sih?" tanyanya malu-malu.
Lisa ingin tertawa sebenarnya, tapi dia menahannya karena tidak enak melihat tampang Jongin yang sudah memerah. Ah, rupanya laki-laki disampingnya ini sedang jatuh cinta. Lucu sekali Lisa melihatnya. Gadis itu tidak pernah melihat laki-laki memerah hanya karena seorang gadis, bahkan melihat Jungkook begitu saja tidak pernah. Bagaimana bisa Jungkook malu-malu, orang selama ini saja dia yang suka bikin Lisa malu.
"Pertama, lo harus lihat dulu cewek yang lo suka ini kayak gimana. Misalnya, cewek lo ini tipe cewek yang lebih suka nonton drama atau nonton tv series thriller?"
"Dia nggak suka nonton. Dia lebih suka belajar."
"Wah." Lisa tidak bisa menahan diri untuk tidak bergumam pelan. Berat juga incaran si manager ini. Lisa sudah membayangkan bagaimana gadis yang Jongin sukai. Belajar setiap waktu, bermain hanya saat sedang bosan walau dia tidak pernah bosan. Begitu sih yang Lisa bayangkan.
"Dia nggak suka keluar rumah, dia lebih suka berdiam di rumah sambil nonton acara tv yang ngebahas politik. Dia nggak mikirin tentang pacar, karena yang dia pikirin cuma gimana caranya biar dia bisa lulus kuliah, dapet nilai bagus, dan kerja di bidang impiannya." Jongin menghela napas. "Susah ya." Lanjut laki-laki itu dengan pasrah. Lisa jadi kasihan melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happier
FanfictionTentang Lisa, Sehun, dan kesempatan yang terlanjur sia-sia. 2018 © fairy-stardust