Song for this chapter:
Already Gone - Sleeping At Last
---
Pukul tujuh pagi di mana matahari baru saja menampakkan diri, Sehun sudah bersiap menuju kediaman Lisa. Laki-laki itu baru membuka ponselnya semalam dan terkejut melihat banyak panggilan tak terjawab dari si gadis berponi. Ada niatan untuk langsung berkunjung saat itu juga, namun waktu sudah terlalu larut. Sehun juga tak ingin menganggu. Jadi ia memutuskan untuk langsung ke rumah Lisa sepagi ini.
Sehun sempat menelepon sahabatnya itu, sekedar memastikan apa dia ada di rumah atau apa dia sudah bangun, tapi ponsel Lisa tidak aktif. Mungkin ponselnya mati dan gadis itu belum terbangun. Sehun mengangkat bahu merespon pikirannya sendiri lalu berjalan menaiki tangga untuk mencapai rumah Lisa sambil menenteng sarapan yang sempat dibelinya di jalan. Dahinya mengernyit melihat teras rumah Lisa yang kosong tanpa sofa yang seharusnya berada di sana. Dengan cepat ia mengetuk pintu.
Butuh beberapa ketukan sampai akhirnya suara Lisa terdengar dari dalam dan pintu mulai terbuka. "Siapa--"
"Lisa?"
Lisa mengerjap. Matanya menatap sosok tinggi Sehun yang sepagi ini sudah berada di depan pintu rumahnya di keadaan dan waktu yang tidak tepat. "Ada apa ke sini?"
Sehun mengernyit. Senyum yang sedari tadi menghiasi wajahnya mulai menghilang. "Gue bawain sarapan buat lo." Sehun mengangkat bungkusan makanan yang ia bawa tinggi-tinggi. "Lo mau kemana? Kok udah rapih gitu."
Lisa tidak menjawab. Ia menghela napas diam-diam, bingung harus bagaimana sekarang. Sejujurnya Lisa lelah harus berurusan dengan hal ini lagi. Ia tidak merasa perlu mengatakannya pada Sehun bahwa ia mendengar percakapan laki-laki itu dengan Seulgi tadi malam. Yang Lisa inginkan sekarang hanyalah pergi dari sana sejauh mungkin dan berusaha lupa sejenak dengan situasi yang ada.
"Lisa? Is everything okay?" Sehun mendekatkan wajahnya pada wajah Lisa. Matanya meneliti keseluruhan wajah perempuan di hadapannya sampai yang ditatap mundur perlahan karena risih. "Kantung mata lo kenapa menghitam begini? Ada apa, Lis?"
Lisa menggeleng. Ia menelan ludah lalu membuka suara. "Kak Sehun." Panggilnya dengan suara lembut namun mampu membuat Sehun menegang di tempatnya berdiri.
Lisa tidak pernah memanggil Sehun seperti ini sebelumnya. Sehun menelan ludah dengan susah payah. Di pikirannya sekarang sibuk bertanya-tanya apa yang terjadi, apa yang akan Lisa katakan, dan apa saja yang sudah Lisa ketahui.
Lisa kembali membuka mulut setelah melihat Sehun diam tak bersuara. "Kayaknya kita nggak perlu ada hubungan lagi. Semua ucapan sayang lo, kejujuran lo tentang perasaan lo selama ini, dan keinginan lo untuk kita, gue rasa nggak perlu lo teruskan lagi. Karena gue nggak bisa menerimanya."
Sehun benar-benar ingin jatuh terduduk saat ini juga. Kekhawatirannya kini semakin menjadi. Ketakutan kini menenuhi hatinya. Apa yang terjadi? Apa yang berusaha Lisa katakan?
"Lisa.." Lirih Sehun. "Kenapa?"
"Karena lo sendiri nggak bisa menjaganya. Apa maksud lo selama ini, kak? Apa karena gue udah bersama Jungkook jadi lo nggak bisa memegang ucapan lo sendiri? Lo bilang kalau selama kita jauh, lo kehilangan gue, lo sadar kalau lo sayang gue, tapi lo juga bersenang-senang sampai tidur dengan cewek lain."
Sehun menatap nanar gadis di hadapannya. Ia menjatuhkan kotak makanan yang sedari tadi ia tenteng. Kedua tangannya meraih lengan Lisa, menatap lekat kedua bola mata gadis itu, berusaha meyakinkan Lisa dengan tatapannya. "Lisa, gue nggak berbohong setiap gue bilang gue sayang sama lo. Gue tau gue udah berbuat kesalahan fatal. Tapi tolong jangan kayak gini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Happier
FanfictionTentang Lisa, Sehun, dan kesempatan yang terlanjur sia-sia. 2018 © fairy-stardust