Song for this chapter:
Fallingforyou - The 1975
———
"Kak?"
Keduanya menoleh menemukan Seulgi yang memandang mereka bingung. Lisa menyadari ada rasa tidak suka yang terlihat di mata Seulgi saat memandangnya. Buru-buru Lisa menjauhkan diri dari Sehun. Sepertinya Seulgi merasa bingung melihat mereka berdua yang terlihat mengobrol padahal yang ia tau Sehun dan Lisa tidak saling mengenal.
"Eh Gi," sapa Sehun sambil melirik Lisa. Hilang sudah kesempatannya untuk mendengar jawaban dari Lisa.
Sebelum dapat dicegah, Seulgi sudah mengambil tempat duduk di samping Sehun. Ia menoleh pada keduanya sambil tersenyum lebar, "Kalian ngomongin apa? Seru banget kayaknya."
Lisa tertawa kecil sambil menggeleng menanggapinya sedangkan Sehun hanya terdiam memikirkan bagaimana cara agar ia bisa bebas mengobrol dengan Lisa tanpa ada yang mengganggu.
"Gi,"
"Iya, kak?" Seulgi menoleh cepat pada Sehun.
"Bisa tinggalin kami berdua dulu nggak? Gue lagi ada yang mau diomongin sama Lisa."
Karena mendengar suara Sehun yang datar lebih dari biasanya, Seulgi pun turun dari bangku bar namun masih memandang Sehun dengan aneh. Sehun menatap gadis cantik itu penuh harap dan seperti yang biasa Seulgi lakukan, ia tidak bisa menolak.
"You shouldn't do that." Ucap Lisa ketika Seulgi sudah pergi sambil tetap memandangi perempuan itu.
"I know, I did it anyway. Lo nggak ngerasa kita butuh privasi untuk ngobrol berdua?"
Lisa tergelak. "Privasi apanya? Sekeliling kita seramai ini lo bilang kita butuh privasi? Lagian, kayaknya nggak ada yang perlu diobrolin serius lagi deh." jawab Lisa dengan nada santai namun tetap membuat lawan bicaranya saat ini merasa tak nyaman.
Sehun menghela napas. Di pikirannya saat ini, bayangan tentang Lisa yang dulu dengan Lisa yang sekarang bermunculan membuat lubang besar bernama penyesalan muncul di hatinya. Mungkin saja kesalahan yang dibuat Sehun tak termaafkan. Tapi, bukankah setiap orang berhak mendapat kesempatan kedua? Melirik ke arah jam dinding kecil di meja bar, Sehun berdiri dari duduknya lalu tampa diduga mengulurkan tangan.
Lisa tentu saja langsung mengernyitkan dahi karena bingung. "... mau apa?" Tanyanya hati-hati.
Sehun tidak menjawab. Ia tetap mengulurkan tangan disertai anggukan ke arah pintu keluar yang menandakan ingin membawa Lisa pergi. Sudah jelas gadis itu akan menolak keras-keras.
"Gue kerja di sini."
"Gue bos di sini."
Lisa terdiam, bukan karena merasa kalah, tapi karena takut Sehun akan melakukan sesuatu yang diluar dugaan jika Lisa menerima ajakan ini. Demi Tuhan, alasan Lisa disini hanyalah untuk bernyanyi demi uang. Tapi yang dia dapatkan malah kembalinya kenangan yang sudah seharusnya usang.
Tapi, hati kecil gadis itu memaksanya untuk bertindak tidak tau diri. Ia berdiri, menatap Sehun setengah ragu, lalu menerima uluran tangan itu agar kemudian bisa pergi kemanapun yang Sehun mau.
———
Sehun mengubah dering ponselnya menjadi mode senyap. Ia sedang tidak ingin diganggu. Disampingnya kini ada seseorang yang bahkan dalam mimpi pun, ia tak pernah menduga akan ada bersamanya malam ini. Meskipun suasana di antara mereka tidak ada satupun suara yang terdengar selain radio mobil, tapi Sehun tetap senang. Ia juga akan tetap bahagia meskipun hanya bisa mendengar suara napas Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happier
FanfictionTentang Lisa, Sehun, dan kesempatan yang terlanjur sia-sia. 2018 © fairy-stardust