Bagian Sepuluh

2.7K 330 25
                                    

Song for this chapter:

Waktu Yang Salah - Fiersa Besari ft. Tantri

———

"For me." Tatapan mata Sehun melembut. "You and Me. Us. Can we?"

Kalimat terakhir yang Sehun ucapkan mampu membuat Lisa tidak mampu berkata-kata. Bukan ini yang Lisa harapkan dari pertemuannya dengan Sehun malam ini. Lisa juga tidak menduga hal ini akan keluar terang-terangan dari mulut Sehun padahal mereka baru bertemu lagi dua kali setelah beberapa bulan jauh dari satu sama lain.

Sosok Jungkook terlintas dalam pikiran Lisa. Jungkook yang sebaik itu, yang selalu mendampinginya ketika Sehun tak lagi ada, Jungkook yang tulus, Jungkook yang mungkin akan melakukan apa saja demi Lisa. Bagaimana mungkin gadis itu akan membalas kebaikannya selama ini dengan hal yang akan menyakiti hati Jungkook?

"You know we can't."

Lisa menahan perih di hatinya mengatakan hal itu. Tapi ini yang terbaik. Lisa tidak bisa bersikap egois dan Sehun pun tidak bisa memaksakan kehendaknya begitu saja. Ada hati yang Lisa jaga saat ini. Siapa suruh Sehun terlambat menyadari cinta?

Sehun mengangguk lalu tersenyuk tipis. Meskipun berat, namun dia berusaha menerima. Ditatapnya mata Lisa lalu mengelus poni yang menutupi dahi gadis itu. "Gapapa, yang penting kita bisa kayak dulu lagi. Ya, kan?" Tanyanya dengan senyum manis.

Lisa mengangguk dan dengan itu dia akhirnya bisa tersenyum lebar. Meskipun sejujurnya pahit, tapi ia lega mengetahui Sehun kembali lagi ke kehidupannya. Gadis berponi itu menghambur ke pelukan Sehun lagi membuat yang dipeluk terkekeh. Sehun hampir tidak bisa menjaga keseimbangan karena gerakan Lisa yang mendadak.

Kegiatan melepas rindu mereka tiba-tiba terganggu dengan adanya suara aneh yang ternyata muncul dari perut Lisa. Gadis yang masih menenggelamkan wajahnya di tengkuk Sehun pun semakin menundukkan wajah karena malu. Sehun mengernyit.

"Laper, ya?" Tawa Sehun membuncah. Kedua tangannya memegangi pinggang ramping Lisa dan berusaha memundurkan tubuh gadis itu agar ia bisa melihat wajahnya, namun Lisa seperti lem yang menempel erat dan tidak mau dilepas.

Kekehan Sehun masih terdengar membuat Lisa memajukan bibirnya beberapa senti. Lisa melepaskan diri dari pelukan Sehun namun wajahnya masih menunduk. Sehun mencengkram pelan pipi Lisa dengan kedua tangan agar Lisa mau mendongak.

"Kalau laper tuh bilang!" Seru Sehun dengan gemas.

"Yah, gimana," Lisa mengedarkan pandangan, ogah menatap Sehun. "Masa lagi moment kayak gini tiba-tiba gue lapor kalau gue laper?"

Sehun tertawa lagi. Laki-laki itu membetulkan rambut-rambut Lisa yang menutupi wajah gadis itu lalu menarik tangannya pelan. "Yuk, makan." Ajaknya yang dibalas anggukan semangat dari gadis itu.

Mereka tidak menyangka bahwa dengan kembalinya mereka kepada satu sama lain saja membuat hati mereka sebahagia ini.

———

Lisa senang sekali saat Sehun setuju dengan ajakannya untuk makan di restoran Thailand. Gadis itu merasa lidahnya cocok dengan makanan dari negeri gajah putih, mungkin karena Lisa yang juga ada darah Thailand dari ibunya.

Sehun hanya memandangnya dengan tatapan tak heran lagi melihat Lisa yang sudah menghabiskan dua porsi makanan kesukaannya. Sedangkan Sehun saja berusaha membiasakan lidahnya menikmati makanan yang tidak biasa ia makan ini.

Biar nanti kalau dia menikah dengan Lisa, Sehun tidak kesulitan lagi menyeimbangi kebiasaan makan makanan khas Thailand. Hitung-hitung belajar jadi calon suami yang baik bagi Lisa. Membayangkannya saja mampu membuat Sehun terkikik sendiri.

HappierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang