Bagian Sebelas

2.4K 293 6
                                    

Beberapa hari berlalu dengan membawa perubahan besar bagi diri Sehun. Laki-laki itu tak lagi terlihat kacau, penampilannya yang biasanya berantakan dan tak terurus kini menjadi rapi. Lalisa-lah yang membuat Sehun sebahagia ini. Laki-laki yang tadinya jarang atau bahkan tak pernah kelihatan senyum itu menjadi sering tertawa, apalagi saat dirinya bersama Lisa. Orang-orang terdekat Sehun seperti Yeri jelas lega melihat perubahan besar yang terjadi pada kakaknya itu.

Sehun dan Lisa kini memang menjadi dekat kembali. Meskipun tidak ada hubungan spesial seperti yang Sehun harapkan, tapi kembalinya mereka seperti dahulu kala membuatnya berkali-kali merasa bersyukur. Sehun tidak peduli dengan apapun sekarang, baginya berada di sisi Lisa saja sudah lebih dari cukup.

Setiap akhir pekan Lisa menghabiskan waktu sorenya menjadi penyanyi di kafe milik Sehun sedangkan laki-laki itu sendiri kembali ke rutinitasnya sebagai mahasiswa kedokteran setelah cuti beberapa minggu. Sehun merutuki masa cutinya yang habis saat ia baru saja ingin menikmati waktunya bersama Lisa. Ataukah ini salah Sehun yang baru berani bicara dengan Lisa sekarang?

Lisa menutup laptop lalu memasukannya ke dalam tas. Ia mengusap wajah dengan lelah. Lingkaran hitam di bawah matanya sudah cukup menjelaskan keadaan gadis itu sekarang. Skripsi yang ia kerjakan dari pagi sampai pagi lagi kembali mendapat beberapa kali coretan dari sang dosen hingga terpaksa Lisa revisi berulang kali. Padahal gadis itu merasa dirinya juga tidak bodoh-bodoh amat. Kenapa sekarang dia terlihat seperti orang paling bodoh sedunia?

Gadis berponi menutup dahi itu bangkit dari tempatnya duduk. Ia meregangkan tangan sebentar lalu melirik jam dinding. Sudah pukul sebelas tepat tapi perut Lisa malah kelaparan. Skripsi memang membuatnya sering lupa makan, tidak heran jika tubuhnya kurus seperti lidi sekarang.

Dengan langkah gontai perempuan itu berjalan menuju dapur kecil yang berada tepat di sebelah ruang santai miliknya. Ada sekat pembatas antara ruang santai dengan ruang dapur. Rumah yang Lisa sewakan selama merantau di Seoul ini memiliki satu kamar sederhana, dapur kecil, juga ruang santai dengan sofa-bed dilapisi karpet berbulu dan tv lcd berukuran sedang. Lisa tidak masalah dengan ukuran rumah sewa yang ia miliki sekarang, karena Lisa sendiri sudah merasa nyaman. Selain murah, ada satu hal yang membuat Lisa semakin betah menyewa rumah itu. Rumah sewa Lisa terletak di atas bangunan rumah pemilik sewa itu sendiri. Jadi, meskipun Lisa harus menaiki beberapa anak tangga untuk memasuki rumah, ia tak masalah sama sekali. Karena keberadaan balkon super luas di depan rumahnya lah yang membuat Lisa merasa senang. Balkon itu menghadap ke pemandangan ibu kota Seoul, yang menurut Lisa sangatlah menakjubkan apalagi jika dilihat pada malam hari. Hampir setiap malam gadis itu duduk di sofa usang milik pemilik sewa yang berada di balkon, sekedar melihat pemandangan di depannya atau melakukan kegiatan lain. Namun, kegiatan itu sudah jarang dilakukannya selama tiga bulan belakangan. Semenjak Sehun menghilang.

Lisa sudah membuat keputusan untuk membuat ramyun malam ini. Dengan potongan sosis dan sayuran, ia tersenyum senang melihat ramyun yang ia buat terlihat menggoda untuk segera dilahap. Gadis itu mengambil sumpit lalu mengaduk-aduk ramyunnya. Setelah meniup-niupkannya sebentar agar tidak terlalu panas, Lisa menyelipkan sebagian rambutnya ke belakang telinga agar tidak menganggu, lalu membuka mulut.

Ada yang mengetuk pintu.

Lisa menaruh sumpitnya dengan kasar. Ia menghela napas dengan keras lalu bangkit dari duduk. Siapa pula yang bertamu ke rumahnya pada hampir tengah malam seperti ini? Kurang ajar. Lisa benar-benar merasa emosi dengan keberadaan tamu tak diundang ini, membuat kegiatan memakan ramyunnya tertunda saja.

Akan tetapi gadis itu tidak bisa menahan raut wajah terkejut mendapati seorang Oh Sehun berdiri di depan pintu rumah dengan senyum lebar dan mata menyipit, seakan tidak tahu bahwa dia baru saja membuat emosi seseorang naik.

Oh, dia kan memang nggak tau. Batin Lisa dengan jengkel.

"Lah, ngapain di sini?"

"Nggak boleh?" Tanya Sehun memasang raut wajah tersinggung.

Lisa buru-buru menggeleng. Walaupun ia tahu Sehun hanya bercanda, tapi ia masih bingung dengan kehadian laki-laki itu. Seingatnya, dua hari ini Sehun memiliki banyak jadwal praktek yang membuat mereka jarang bertemu lagi.

"Jadi, boleh masuk apa nggak? Dingin nih," Sehun memang bertanya meminta izin, tapi sedetik setelahnya ia dengan santai menerobos masuk ke dalam rumah Lisa yang bahkan masih diam di tempat. Sehun menaruh plastik belanjaannya di atas meja lalu menoleh pada Lisa. "Ngapain sih bengong gitu? Nanti kesambet aja, gue yang repot."

Lisa tersadar dari lamunan sesaatnya lalu menoleh tajam pada Sehun. Ia duduk kembali di sofa lalu mengambil mangkuk ramyunnya untuk ia pangku. "Ngapain deh lo jam segini keliaran? Nggak pulang?" Tanya Lisa sebelum ia menyeruput mie ramyun yang sempat ia tinggal tadi.

Sehun yang duduk di samping Lisa dengan posisi miring dan bersender pada tangan sofa itu sempat memperhatikan Lisa yang makan dengan lahap lalu menyeletuk, "Makan mie mulu sih, pantes ceking."

"Terserah gue dong! Mau gemuk kek, kurus kek, tetep aja kelihatan cantik. Ya, kan? Ngakuin nggak lo?"

Sehun mengangguk-angguk, "Emang lo cantik sih, sayang udah ada yang punya." Jawab Sehun enteng membuat Lisa tersedak kuah ramyunnya. Gadis itu terbatuk sambil mengernyit karena rasa tidak enak di antara tenggorokan dan hidungnya karena ucapan Sehun.

Buru-buru laki-laki itu menuju dapur, menuangkan segelas air lalu membawakannya pada Lisa. "Baru gue bilang gitu aja udah keselek, gimana gue tiba-tiba ngelamar lo, Lis." gumam Sehun melihat Lisa yang sedang meneguk banyak air putih.

Lisa menatap Sehun tajam, sedangkan yang ditatap hanya terkekeh. "Jangan sembarangan kalau ngomong!" Tukas Lisa sebal.

Sehun mengangkat bahu lalu mendudukan dirinya di atas karpet berbulu tebal. "Ya, kan, emang begitu kenyataannya." Balas Sehun sambil bergerak untuk mengambil plastik yang dia bawa tadi. Laki-laki berambut hitam legam itu membawakan Lisa banyak cemilan dan susu kotak mengingat gadis itu sempat mengeluh sering kelaparan di rumahnya ini. Lisa hanya kesepian, bukan kelaparan. Itu yang Sehun pikirkan sehingga ia menyempatkan diri untuk mampir ke supermarket sebelum menuju rumah Lisa.

"Ini buat apa?" Tanya Lisa dengan polos melihat satu kotak vitamin yang Sehun ikut keluarkan. Ia kira vitamin ini milik Sehun, tapi kenapa Sehun menyodorkan padanya juga?

"Emang nggak bisa lihat? Itu vitamin, Lalisa." Jawab Sehun disertai decakan gemas.

"Itu sih gue tau!" Balas Lisa sewot. "Maksudnya, ngapain lo kasih ini ke gue? Gue nggak perlu obat beginian deh."

"Buat lo minum, biar nggak gampang sakit." Sehun menyender di kaki jenjang Lisa, walaupun gadis itu merasa geli karena rambut Sehun yang menggelitik betisnya. "Skripsi lo gimana? Masih terus-terusan revisi?"

"Hm," Lisa mengangguk tak bersemangat. "Mumet banget gue lama-lama." Eluh gadis itu yang kini sudah menyelesaikan kegiatan makan ramyunnya dan beralih ke susu kotak yang Sehun beli.

"Besok lo ke café, kan?" Tanya Sehun menatap wajah lesu Lisa sedangkan yang ditatap hanya mengangguk. "Sebelum ke café, gue mau ajak lo jalan-jalan. Mau nggak?"

Lisa menggeleng. Belum sempat gadis itu memberikan alasan, Sehun sudah membuka mulut lagi. "Gue anter lo ke kafe tepat waktu kok, jadi jangan khawatir lo bakal bolos manggung lagi." Tambah Sehun dengan senyum lebar di wajahnya.

Lisa memandang Sehun sembari membuang napas. Lagi-lagi gadis yang diberi penawaran hanya menggeleng lalu berkata, "Besok gue mau ke bandara, sama Jungkook."
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀

———

hayolo hayolo udah masuk konflik hayolo

(( di mulmed itu gambaran rumah lisa. jadi rumahnya ada di atas rumah orang gitu, terus di luar ada balkon luas tempat duduk nyantai, gue terinspirasi sama rumah di drama this is my first life, fyi. maaf gambarnya rusak, gabisa nemu yang hd huhu ))

HappierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang