Bagian Tiga Belas

2.4K 240 56
                                    

Kedatangan Lisa dan Rosé ke kafe sore ini mendapat sambutan cukup meriah bukan hanya dari para pengunjung, tapi dari Wendy, Jongin, serta Jennie yang kebetulan sedang main di kafe itu. Ditambah karena Lisa dan Rosé yang membagikan cupcakes cantik pada mereka. Rosé yang hari ini berniat menemani Lisa tersipu mendengar banyak pujian tentang kuenya yang terasa enak. Bahkan Kyungsoo, baker lulusan tata boga tahun lalu yang bekerja di kafe milik bersama itu mengakui kalau kue yang dibuat Rosé lebih enak dibanding cakes yang ia buat sendiri. Lisa sendiri tidak menyangka kalau Jongin mengajak Jennie ke kafe, sekaligus merasa bahagia keduanya menjadi semakin dekat.

"Gi, sini gabung! Nggak mau nyobain cupcakenya?" Wendy sedikit berteriak memanggil rekannya itu yang sedang sibuk mengutak-atik mesin kasir.

Seulgi mendongak, tatapannya sempat bertabrakan dengan kedua mata Lisa lalu dengan segera gadis itu mengalihkan pandangan seraya menggeleng. "Ngurusin ini dulu!" Balasnya lagi.

Wendy yang merasa tak enak karena bersikap santai bukannya bekerja akhirnya bangkit berdiri. "Gue mau ke belakang, bantuin Seulgi." pamitnya pada orang-orang yang duduk melingkari meja itu. "Oh, Rosé, sekali lagi makasih untuk kuenya! Kapan-kapan lo harus duet bareng kak Kyungsoo kayaknya, pasti bakal mantap." Ucap Wendy sambil mengangkat kedua jari jempol membuat Rosé terkekeh.

Setelah Wendy berlalu diikuti Kyungsoo yang juga pamit untuk kembali ke dalam dapur, Lisa tiba-tiba tergelak sendiri. "Lucu juga liat kak Kyungsoo ya, pendiem banget gitu."

"Jangan salah, diem-diem gitu fansnya banyak." Balas Jongin membuat mereka semua terkekeh. Laki-laki itu melirik Jennie yang duduk anggun melalui ujung matanya, menyadari gadis itu yang sedari tadi diam saja membuatnya khawatir. "Jen, kamu gapapa?" Tanya Jongin yang takut Jennie diam-diam merasa tidak nyaman.

"Eh? Gapapa kok! Aku lagi bengong aja," Jennie tersenyum lebar. Dirinya kembali memandang kedua gadis cantik yang berada di hadapannya. "Kita belum sempet kenalan lebih jauh tadi, ini Lisa yang sering kamu ceritain, kan?" Tanya Jennie kepada Jongin membuat Lisa yang mendengar namanya tiba-tiba disebut menjadi bingung.

"Loh? Cerita apa, kak?" Lisa bertanya dengan bingung.

Jennie tertawa renyah membuatnya semakin terlihat anggun. "Iya, kemarin-kemarin dia cerita tentang kamu gitu. Lisa ini, Lisa itu. Lisa yang punya suara bagus, Lisa si penyanyi kafe, Lisa yang beri dia banyak masukan, banyak deh." Suara Jennie terdengar semangat menceritakannya. Dan di saat seharusnya Lisa merasa khawatir Jennie mungkin cemburu padanya, tapi Lisa malah merasa kalau calon pacar Jongin ini ramah sekali.

Lisa juga tidak bisa menahan tawa mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Jennie. Lisa yang memberi masukan. Itu pasti saat Lisa memberi saran pada Jongin tentang bagaimana seharusnya dia bersikap pada Jennie. Lisa berniat akan meminta jatah kompensasi karena sudah membantu Jongin kalau mereka jadian nanti.

"Hahahaha, iyakah?" Lisa tertawa sambil melirik Jongin."Jangan gitu dong kak, ntar calon pacar lo cemburu kan bisa gawat." Goda Lisa pada laki-laki yang sedang meneguk minumannya itu, membuat Jennie yang duduk di sebelah tersipu malu.

"Loh, gue kira kalian udah...?" Pekik Rosé berlebihan. Mata dan mulutnya membulat membuat wajahnya semakin terlihat menggemaskan.

Calon pasangan yang berada di meja itu semakin merasa udara di sekitar mereka menjadi panas. Jennie menunduk sedangkan Jongin mengalihkan pandangannya ke segala arah. Lisa yang melihatnya sontak mendengus geli. Dasar malu-malu kucing!

"Kita cuma temanan aja kok, Rosie." Jennie menjelaskan. Jongin yang mendengarnya hanya berdeham lalu mengangguk, padahal Lisa yakin laki-laki yang menjadi manager di kafe tempatnya bekerja itu sedang menggerutu sendiri dalam hati.

HappierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang