Bagian Tujuh

3K 375 26
                                    

"Hun, besok lo free nggak?"

Sehun bergerak di tempat tidurnya agar mendapat posisi yang nyaman. "Kenapa emang?"

"Lo pasti nggak bakal percaya sama cerita gue."

"Apaan sih?" tanya Sehun setengah menggerutu. Kebiasaan Jongin yang suka setengah-setengah kalau bercerita bikin buang-buang waktu saja.

"Besok gue kencan sama Jennie!" pekik Jongin dari seberang telpon. Sehun menaikkan alis sebelum tertawa menanggapinya.

"Kayak bocah lo!" balas Sehun. "Tapi selamat deh, akhirnya sohib gue ada kemajuan juga."

Jongin hanya cekikikan tidak jelas. "Eh, makanya maksud gue nelpon mau mastiin besok lo sibuk apa nggak."

Sehun menyipitkan mata berusaha mengingat-ingat. "Hmm, free kok. Kebetulan kan. Emang kenapa sih?"

"Yaudah berarti lo aja yang jaga café besok. Sebentaran doang kok, kan ada si Wendy sama Seulgi juga."

Sehun mengangguk-angguk tanpa berpikir panjang. "Siap deh, gampang itu–eh bentar," Buru-buru Sehun bangkit duduk karena teringat sesuatu. "Besok kan hari sabtu. Aduh."

Setiap weekend sudah pasti Lisa berada disana. Bagaimana kalau mereka bertemu lagi dalam keadaan canggung seperti kemarin? Bagaimana kalau Lisa bersikap dingin padanya?

"Ya emang kenapa? Lagian lo kan bisa kenalan sama penyanyi baru di kafe yang gue bilang cantik itu." ucap Jongin sambil tertawa garing.

"Iya-iya, yaudah. Gue tutup dulu." Sehun segera menutup telepon dan berpikir keras tanpa peduli dengan Jongin lagi. Dia sangat ingin bertemu Lisa. Dia ingin mengajak gadis itu berbincang sambil menikmati kopi dan teh kesukaan mereka berdua. Dia ingin berbasa-basi mengenai dirinya yang dirawat Lisa dengan baik saat sakit kemarin. Banyak hal yang ingin dia lakukan bersama Lisa, walaupun dengan waktu yang sebentar, agar rindunya bisa membaik setelah bertemu dengan penyebabnya.

Sehun tersenyum lebar, dirinya jadi tidak sabar menunggu waktu esok.

———

Setelah menyelesaikan satu hari yang melelahkan di kampus, Lisa menaiki bus menuju ke pusat belanja untuk membeli barang-barang kebutuhannya. Alasan Lisa berjalan-jalan sendirian seperti sekarang bukan karena ia tidak punya teman, namun bukannya lebih nyaman berjalan-jalan apalagi belanja sendirian? Lisa tidak perlu repot-repot membuang waktu karena menunggu temannya dan tidak perlu merasa tidak enak sudah membuat temannya kelelahan.

Lisa biasa saja jika ada beberapa orang yang melihatnya dengan tatapan aneh saat dirinya sedang berbelanja, makan, atau nonton bioskop sendirian. Tapi yang ia eluhkan adalah saat dirinya menjadi nyamuk diantara banyaknya orang-orang yang berpacaran di sepanjang jalan kota Seoul, ataupun tempat umum lainnya.

Setelah menghabiskan hampir satu jam untuk mencari barang-barang kebutuhannya, Lisa memutuskan untuk berjalan kaki sembari mencari sekiranya ada restoran yang menarik minatnya. Biasanya untuk kebutuhan perbulan, Lisa akan ditemani Jungkook berbelanja karena sudah pasti belanjaan perempuan itu banyak. Tapi kali ini Lisa sengaja membeli barang-barang yang penting-penting saja karena tidak mau mengganggu Jungkook yang akhir-akhir ini sangat sibuk.

Perempuan itu masuk ke dalam sebuah restoran biasa namun Lisa merasa nyaman saat masuk ke dalamnya. Perempuan bersurai panjang itu disambut dengan sapaan manis para pelayan yang berdiri di depan pintu restoran. Lisa menunduk membalas mereka lalu duduk di meja paling pojok.

Lisa terus saja sibuk memainkan ponselnya sambil menunggu pesanan saat tiba-tiba indra pendengarannya menangkap beberapa suara berisik yang salah satunya ia kenal betul pemilik suara tersebut. Lisa menoleh ke arah kanan, melihat Seulgi dan beberapa temannya sedang tertawa sambil bercengkrama dengan asik. Lisa tidak bisa menyembunyikan rasa segannya saat melihat Seulgi, dia berharap Seulgi tidak melihatnya karena Lisa malas sekali harus berhadapan dengan mereka.

HappierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang