Bagian Dua Puluh

2.5K 264 11
                                    

Song for this chapter:
Talking To The Moon - Bruno Mars

---

Bulan sudah menunjukkan eksistensinya di langit malam ini, menemani sesosok manusia yang masih terduduk memeluk kedua kakinya menghadap keramaian kota Seoul dari atas balkon rumah seseorang yang ia cintai, yang baru saja pergi meninggalkannya entah kemana.

Sehun mendengus geli menatapi dirinya yang sudah pasti terlihat menyedihkan. Dia belum ingin pergi sebelum gadis itu pulang dan menghampirinya sekarang. Suhu udara semakin dingin membuat tubuh Sehun terasa membeku namun ia masih ingin berada di sini.

Laki-laki berambut hitam itu merebahkan dirinya di atas meja besar yang biasa menjadi tempat duduk-duduk ia dan Lisa. Sehun menghela napas panjang membuat asap dingin mengepul dari mulutnya. Seluruh doa telah ia panjatkan kepada seluruh Tuhan di muka bumi agar ia diberi kesempatan sekali lagi menebus dosanya dan kembali bertemu dengan gadis itu. Hati Sehun teriris namun tak ada lagi air mata yang keluar dari matanya. Ini sama seperti apa yang ia rasakan berbulan-bulan yang lalu, saat ia menjauhi Lisa karena sadar ia telah menyakiti gadis itu. Sekarang rasanya lebih sakit lagi, karena kini Lisa yang menjauhinya karena lagi-lagi ia menyakiti gadis itu.

"Di mana Lisa?"

Sehun menoleh dengan cepat. Seorang laki-laki yang sangat ia kenal berjalan menghampirinya dengan napas terengah. Sehun menghela napas entah untuk yang keberapa kalinya, lalu kembali mengalihkan pandangan ke depan. Mengabaikan seseorang yang kini sedang menahan dirinya sendiri agak tidak langsung menghabisi Sehun.

"Gue tanya di mana Lisa!" Teriak Jungkook dengan raut wajah yang mengeras. Ia mendekat ke arah Sehun lalu menarik kerah baju laki-laki itu agar segera bangkit berdiri. Sehun berdecak, tubuhnya yang lemas hanya bisa menuruti tarikan kencang dari Jungkook.

"Pergi." Jawab Sehun singkat.

"Lo kan yang buat Lisa jadi pergi?!" Cengkraman tangan Jungkook di kerah baju Sehun menguat. Sehun belum bereaksi apa-apa, hanya mendengus kecil sembari mengalihkan pandangan dari tatapan tajam Jungkook. "Jawab, bangsat!!"

"Iya! Gue yang jadi alasan Lisa pergi! Kenapa? Lo mau mukul gue? Silahkan!" Sehun menarik kasar tangan Jungkook dari kerah bajunya. Ia merapihkan kembali bajunya lalu melotot pada Jungkook. "Pukul gue yang udah nyakitin pacar lo berkali-kali, habisin gue sekarang, bikin gue mati." Suara Sehun serak dengan tatapannya yang kian menajam menghunus ke dalam kedua bola mata Jungkook.

"Mudah banget bagi lo buat mati, orang kayak lo harus ngerasain balasannya, brengsek!" Pukulan Jungkook menerjang perut Sehun keras membuat Sehun langsung terdorong ke belakang. Belum sempat merasakan rasa sakit pada perutnya, Jungkook kembali melayangkan pukulan pada pipi Sehun yang cukup untuk membuat Sehun meringis ngilu.

Sehun menahan lengan Jungkook yang akan memukulnya lagi lalu balas menyerang wajah Jungkook berkali-kali. Amarah menguasai diri mereka berdua, seolah mereka tidak akan puas melihat lawan masing-masing belum menyerah. Sehun meringis saat Jungkook kembali melayangkan tonjokan di pipinya. Laki-laki itu mengerjap merasakan bau anyir darah di dalam mulut.

Ketahanan tubuh mereka sudah semakin menipis namun tidak ada satupun dari mereka yang akan mengalah. Giliran Sehun yang sekarang mencengkram kerah mantel yang dipakai Jungkook. Tangannya mengepal dengan kuat.

"Gue udah lepasin Lisa," Jungkook mendesis pelan membuat Sehun menghentikan gerakannya. "Gue mau Lisa bahagia sama lo."

Sehun melepas cengkramannya pada kerah mantel Jungkook. Tubuhnya bergetar disertai rasa ngilu pada setiap tulangnya mendengar kalimat yang keluar dari mulut Jungkook. Sehun mengerjap, tubuhnya linglung. Rasanya ia ingin terduduk lalu menangis lagi. Namun bukankah terlalu tidak tahu diri menangisi seseorang yang telah pergi karena kesalahannya sendiri?

HappierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang