III a

3.9K 588 26
                                    

Written :Moonlight-1222
Story : Moonlight-1222

***

Marchionesse of Wilford benar-benar menyukai Teressa. Saat para debutan lainnya sudah menerima ajakan dansa dari para gentleman, termasuk Anastasia, Lady Wilford terus bercengkrama dengan Teressa dan Lady Louvain sambil memegangi tangan Teressa. Perbuatan sang lady seolah sedang memberikan ultimatum kepada para gentleman di pesta dansa bahwa Teressa adalah calon menantunya. Teressa yang malang, terjebak di antara dua marchioness yang sudah sangat menginginkan sebuah pernikahan.

Sementara Anastasia, bungsu Rosvell itu sedang berdansa polka[1] dengan William Wentworth, Earl of Harland, salah satu pria bangsawan lajang yang menjadi incaran para lady dan nona kaya; terkenal dengan reputasi baiknya--taat dan dermawan.

Dari kursi para perawan tua, Diana memperhatikan wajah Anastasia yang bersemu merah, terbaca sekali bahwa adiknya itu tertarik pada earl muda berwajah tampan itu, dan begitupun sebaliknya. Diana merasa lega melihat Anastasia sudah tidak lagi semurung kemarin, sepertinya suasana pesta dansa yang ramai sudah membuat kekhawatiran sang adik pada pembunuhan yang akhir-akhir ini terjadi di London menguap.

Birunya terus memperhatikan keduanya yang tampak serasi, ia pasti akan memberikan persetujuannya seratus persen bila Anastasia nantinya menikah dengan Lord William. Kemudian Diana teringat pada Marquess of Wilford, calon Teressa yang malah akan dijodohkan sang ibu dengannya. Diana tertawa dalam hati. Ibunya tampaknya sudah mencapai batas frustasinya dengan menyodorkan calon pria adiknya.

Kira-kira seperti apa calon untuk adik keduanya itu? Diana mulai digelitik rasa penasaran. Ia sudah melihat calon earl-nya Anastasia, hanya tinggal calon marquess-nya Teressa. Sebenarnya Diana sedikit khawatir dengan Teressa karena marquess muda itu adalah pria yang sakit-sakitan, menyebabkan dia selalu menghabiskan sebagian besar waktunya di balik tembok Axton Hall, bahkan ada rumor bahwa pria itu tidak pernah keluar dari kamarnya. Terbukti, bahkan pesta dansa yang diselenggarakan oleh ibunya saja tidak dihadirinya. Pria itu pasti masih berada di Cheshire.

Hanya kekayaan keluarga Lemington-lah yang membuat para lady dan nona kaya masih bermanis muka dihadapan Marchioness of Wilford, alasannya tentu saja berharap untuk bisa menjadi marchionesse yang baru. Tak perduli mendapatkan suami yang penyakitan karena tampaknya besar kemungkinan memang hal tersebut yang mereka inginkan, karena harta pria itu setelah meninggal akan membuat mereka menjadi janda kaya raya. Meski Diana harus menampik bahwa ibunya tidak termasuk ke dalam lingkaran wanita-wanita itu, karena Lady Wilford sendirilah yang menginginkan perjodohan antara Lemington dan Rosvell.

Lord Wilford terdahulu meninggal karena sakit, meninggalkan Lady Wilford bersama putra mereka, Raphael, yang kala itu masih berusia sepuluh tahun. Setelah pemakaman, keluarga Lemington menutup diri, membuat mereka tak tergapai oleh dunia luar. Tampaknya duka atas kehilangan sang suami membuat Lady Wilford yang dulunya dikenal sebagai sosialita aktif itu mengubur semua kesenangan duniawinya. Tapi, sejak lima tahun yang lalu dia kembali aktif lagi dalam acara-acara sosial kalangan atas, membuat namanya mulai kembali dikenal.

Diana menghela napas sepelan mungkin. Ia memahami niatan sang marhioness yang kembali membuka diri pada dunia luar setelah delapan tahun lamanya mengunci diri di dalam Axton Hall, tentu saja demi mengenalkan dirinya agar kelak dipermudahkan untuk mencari calon istri bagi putranya, dan pilihannya jatuh pada Teressa.

Diana berpikir, Teressa yang periang tidak akan bisa terus berdiam di dalam ruangan untuk jangka waktu yang lama. Teressa menyukai tatapan memuja pada dirinya, menyukai saat semua mata dan bibir mengelu-elukan kecantikan dan keanggunan dirinya. Apa jadinya bila dia menikah dengan Lord Wilford yang sakit-sakitan dan sudah tentu anti sosial itu?

Diana Rosvell [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang