X

2.5K 378 23
                                    

Copyright : Moonlight-1222

Note : Moon hanya ingin mengingatkan karena ini misteri dan hampir mendekati konflik puncak, harap pelan2 membaca agar tidak melewatkan informasi yang terselip. Setiap kata bisa memiliki makna ganda dan bukan hal sebenarnya. Saran Moon, yang terlihat jelas belum tentu eksistensi dari kejelasan itu sendiri.

#Readers Diana yang juga baca Rosetta-Louis di Prince's Wife dan Danish Veridian, ceritanya sudah update ya. Atau mau coba baca2 cerita Moon yang lain. Silahkan mampir ke akun Moonlight-1222
Jangan lupa di follow, bila suka.

.
.
.
.....

Betapa kagetnya Diana saat mengenali sosok bayangan yang jatuh di wajahnya sesaat setelah membuka mata. Ia sontak melompat bangun dan mundur dengan kaget. Raphael, Marquess of Wilford berdiri tepat di sisi tempat tidurnya dan sesaat tadi bahkan sedang memperhatikannya dalam jarak yang mengerikan—dengan wajahnya yang sepucat mayat.

“A-apa yang kau lakukan!” Jeritan itu menggema, menembus dinding-dinding kamar.

Ekspresinya dipenuhi ketidakpercayaan bahwa pria itu bahkan berani menyelinap ke kamarnya. Tapi pria itu yang bahkan hanya menatap Diana datar dan tetap berdiri bagai patung, sikap santai itu membuat ketakutan Diana menyebar ke seluruh tubuh. Wilford tentu saja sudah nekat. Menyelinap ke kamar seorang gadis di saat keluarganya berada di rumah—tentu saja pria itu sudah tidak takut dengan apa-apa lagi.

Skandal.

Kengerian merambat naik ke wajahnya mengingat kata itu. Apa pria itu ingin menikahinya menggunakan skandal?

“Ja-jangan harap kau bisa bertindak amoral padaku! Te-teriakanku! Keluargaku sudah mendengarnya! Ka-kau—”

Diana tak kuasa meneruskan ucapannya. Birunya semakin membola horror melihat Wilford yang tanpa ekspresi mulai naik ke tempat tidur. “Kau gila!” makinya dengan mata memburam. Ia berusaha mundur, tapi kekuatannya bagai direnggut paksa dari tubuhnya. Ia tidak bisa bergerak! Tatapan dari abu dingin pria itu bagai merantai seluruh inderanya.

“Oh, tidak!” Suaranya penuh keputusasaan dan air matanya menderas. “A-apa yang kau lakukan!” Tubuhku..., tubuhku.

Dan kengerian itu mencapai puncaknya saat tangan pucat Wilford menyentuh jari-jemari kaki Diana dan terus merayap ke betisnya bagai ular.

“PAPA!” Bila teriakan demi teriakannya tidak bisa membantunya untuk mendengar langkah kaki pertolongan, maka seharusnya lengkingan tinggi ini bisa membangunkan semua penghuni rumah, bahkan mungkin para tetangganya juga.

Wake up! Diana! Wake up!

Tersentak. Kelopak Diana terbuka dan langsung melotot. Pupilnya yang basah bergetar penuh kengerian dengan tubuh bergetar hebat dan peluh di sekujur kulitnya.

“Hey, sadarlah. Itu hanya mimpi bur—“

Stephen tak melanjutkan ucapannya saat Diana bangun hanya untuk mendorongnya. “Hey!” Ia menangkap pergelangan tangan Diana. “It’s me! Stephen!”

Kemudian Diana menangis kencang sebelum menghambur ke dadanya. Sangat kencang seolah dia baru saja mendapatkan kemalangan. “Hei, tenanglah. Aku tidak tahu apa yang sudah kau lihat dalam tidurmu. Tapi itu hanya mimpi buruk, jadi tenanglah.” Ia menyisir jari helai pirang Diana yang kusut masai.

Tapi Diana hanya semakin mengeratkan pelukannya, telinganya seakan hanya bisa menangkap tangisannya saja. Jari-jarinya yang mencengkram kemeja belakang Stephen bagai cakar elang; erat dan terus mencari pegangan.

Diana Rosvell [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang