III b

3.9K 565 26
                                    

Written :Moonlight-1222
Story : Moonlight-1222

***

Diana yang sedang mengangkat rok lebar gaun merah hatinya tersentak saat seseorang berdehem di belakangnya. Panik, ia menurunkan roknya, berdiri tegap dan berbalik. Menemukan seorang pria tinggi menjulang di hadapannya, mungkin dirinya hanya setinggi dada bidang pria asing itu. Sepertinya tingginya tidak jauh berbeda dengan Stephen, terkanya.

"Maafkan atas kehadiran saya yang sudah mengejutkanmu, My Lady." Suara pria itu rendah dan terdengar penuh wibawa, tingkahnya sopan layaknya seorang gentleman.

"Tidak masalah, Sir..."

"Wilford, My Lady."

Ah, Diana sejenak kehilangan kata-kata sebelum akhirnya berhasil menarik dirinya dalam keterkejutan. "Senang bertemu denganmu, Lord Wilford. Maaf, saya tidak mengenalimu, My Lord."

"Tidak keberatan bila saya tahu namamu, My Lady?"

Diana gelisah. Sang marquess sama sekali tidak menyadari situasi remang-remang keduanya atau dia memang sengaja. Meski begitu, Diana tetap menyebutkan namanya. "Diana Rosvell."

"Puteri Lord Louvain?"

"Benar, My Lord."

"Apa gerangan yang membuatmu mengasingkan diri disini? Apa kamu tersesat menuju aula dansa?"

Diana menyembunyikan pipinya yang merona malu. Seorang lady ketahuan menyelinap keluar tanpa seorang pendamping merupakan tindakan memalukan, parahnya yang memergokinya tidak lain adalah tuan rumah dari pesta dansa itu sendiri. "Kebetulan saya dan pendamping saya sedang mencari udara segar, My Lord, tapi kami terpisah. Baiklah, saya akan kembali lagi ke dalam, pendamping saya pasti sedang panik mencari saya. Senang berjumpa denganmu, My Lord."

Raphael dengan cepat menghentikan langkah Diana. "Lady Rosvell, maukah kamu memberikan kehormatan pada saya untuk berdansa denganmu?"

Oh, Tuhan! Diana memekik. Situasi macam apa ini? Batinnya menderita. Kemunculan Marquess of Wilford dihadapannya saat ini sudah membuat jiwanya tak tenang, dan sekarang pria itu malah mengundangnya untuk berdansa. Setelah ia berusaha menjauhkan diri dari pria itu, ternyata malah dirinya sendiri yang mendekat pada pria itu. Seharusnya ia tidak menyelinap keluar, seharusnya ia tetap berada di dalam dan duduk nyaman di kursinya--kursi para perawan tua. Takdir lucu apa ini?

"Apa kamu memutuskan untuk keluar karena kartu dansamu yang sudah penuh dengan schedule telah membuatmu kesulitan, My Lady?"

Diana seketika menjadi semakin malu. Wallflower sepertinya tidak akan pernah mengatakan 'my dance card is full'. Lord Wilford pastinya tidak mengenal reputasi buruknya di ruang dansa karena tidak pernah menghadiri acara sosial seperti ini. "Maafkan saya, My Lord. Bukan seperti itu, saya bahkan tidak memiliki kartu dansa. Seperti yang saya utarakan tadi, saya dan pendamping saya memutuskan keluar untuk mencari udara segar saja, My Lord."

Raphael berusaha untuk tidak menyeringai saat senyumnya terpeta, aku sudah memperhatikanmu. Beruntunglah mereka karena tidak berani mengajakmu berdansa, Diana. "Kalau begitu, bukankah itu memudahkan saya untuk langsung mengajakmu berdansa, My Lady." Ia mengulurkan tangannya.

"Disini, My Lord?" Diana hampir saja memekik.

"Ah, maafkan atas permintaan kurang sopan saya, My Lady." Raphael memahami keterkejutan di wajah Diana. Berdansa di taman, berdua saja, di malam hari, orang-orang yang melihat akan menyebarkan rumor tentang pertemuan rahasia antara Lady Diana dan Lord Wilford. Skandal yang akan menghancurkan reputasi keduanya. Dan..., seorang pria terhormat tidak akan melakukannya, tentu saja.

Diana Rosvell [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang