Written : Moonlight-1222
Story : Moonlight-1222***
Ketukan di pintu membangunkan Diana yang tampak linglung karena tak biasanya tertidur begitu lelap, apalagi sampai bangun kesiangan. Sinar mentari mencuri masuk dari celah tirai yang tak tertutup sempurna. Berusaha bangun saat serangan pusing menghantamnya. "Sepertinya aku terlalu lelah," ujarnya pada dirinya sendiri.
"My Lady, waktunya sarapan." Diana keheranan saat tak mengenali suara wanita di balik pintu. Kemana Christie?
"Diana!" Tentu saja suara nyaring ini milik Teressa--dan Anastasia.
"Coming," sahut Diana lesu sembari turun dari tempat tidur, lalu tersadar bahwa ia sedang tidak berada di kamarnya. Ah, ia mengingatnya. Ini kamar tamu Witton House. Entah kenapa nuansa hitam yang mendominasi ruangan ini hanya memberikan kesuraman. Ketidaknyamanan memeluknya, membuatnya semakin keheranan saat memikirkan dirinya dapat terlelap di tempat seperti ini. Padahal ia selalu kesulitan untuk dapat tertidur di tempat asing--apalagi tempat sekelam ini.
"Diana!" Teressa mulai tidak sabaran.
"Coming!"
Pintu terbuka, menampilkan wajah layu Diana, kepalanya masih berdenyut-denyut meski tidak sengilu saat baru terbangun tadi.
"Astaga!" Teressa memekik kecil sembari menyerobot masuk dengan diiringi Anastasia dan seorang pelayan wanita berkulit cokelat. "Apa kau tertidur seperti babi?"
Diana melotot mendengar sindiran Teressa tapi malas untuk menanggapi. Ia memperhatikan penampilan kedua adiknya yang cerah dan wangi--seperti biasanya.
"Kau tahu, Julia sudah mendatangi kamarmu hanya untuk kembali dengan tangan kosong." Teressa berdecak dan melanjutkan ocehannya--persis seperti ibu mereka. "Bahkan tasmu saja masih di depan pintu, sepertinya pelayan yang semalam mengantarkannya juga tidak berhasil membangunkanmu."
Julia menyela setelah menutup pintu kamar dan meletakkan tas Diana di couch di depan tempat tidur. "My Lady, saya akan menyiapkan air mandinya."
"Terima kasih," sahut Diana datar.
"Sudah kewajiban saya, My Lady."
Sepeninggal Julia yang menghilang di balik pintu kamar mandi yang tertutup, Teressa dan Anastasia langsung menyerbu Diana yang duduk malas di tempat tidur.
"Apa yang terjadi?" Teressa berbisik, "Tidak biasanya kau tidur seperti babi di tempat asing. Apa Wilford mengunjungi kamarmu?"
Cubitan Diana di pipi membuat Teressa mengaduh, sementara wajah Anastasia bersemu.
"Simpan pikiran liarmu untuk dirimu sendiri, Teressa."
Teressa tertawa kecil dan semakin berbisik jahil. "Big Sist, apa kau tahu kemunculan Wilford semalam di pesta benar-benar membuat para lady histeris. Sejak kapan kau berhubungan dengan Wilford? Apa selama ini kalian melakukan pertemuan diam-diam?"
Satu cubitan kembali Teressa dapatkan. Tapi seolah tak jera, ia kembali melancarkan isi kepalanya. "Kau tahu, hanya kau yang menempati kamar tamu di lantai tiga, sementara kami di kamar tamu lantai dua." Ia mengedarkan pandang dan terdiam--ekspresi kecewa mendiami wajahnya. "Ini sama sekali tidak indah."
Diana berdiri. "Kita sudahi percakapan tidak penting ini, dan sebaiknya kalian menghilang selesai aku mandi."
"Big Sist," panggil Teressa datar, lidahnya sudah gatal ingin mengutarakannya. "Apa benar kau berniat kawin lari dengan Logan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Diana Rosvell [END]
أدب تاريخي[Historical Fiction - Mystery] There is hidden secret in her fairytale. Diana Rosvell merupakan segelintir dari kaum bangsawan yang tidak menyukai kehidupan dunianya karena hatinya yang sudah terpikat dalam kesederhanaan. Berbeda dengan Teressa dan...