XVIII

2.1K 378 49
                                    

Copyright : Moonlight-1222
Vote sebelum baca atau baca dulu baru vote. Jangan lupa :) Bagi silent readers, bentuk apresiasinya enggak mahal kok, hanya vote saja :)

Bila berkenan silahkan follow Moon dan baca cerita yang lain juga. Makasih.

.
.
.

Satu-satunya peristiwa buruk yang berhasil menghancurkan hidup Diana adalah saat dirinya berhalusinasi melihat sang ayah di tempat tidur dengan pisau yang menancap di perutnya---ketika berusia sebelas tahun. Peristiwa itu membuatnya berubah total. Dan kini ia kembali masuk ke dalam situasi buruk lainnya, tapi dengan sebuah catatan mengerikan: sebuah kenyataan.

“Kau tidak seharusnya mendukung puteramu.” Diana masih berusaha menarik tali tambang yang menjerat pergelangan tangan dan kakinya. Ia diikat di tempat tidur karena sikapnya yang jauh dari kata penurut.

Lady Wilford tidak merespon, hanya mengarahkan sendok perak berisi bubur ke bibir Diana yang pucat. Tapi gadis itu tetap keras kepala. Ia meletakkan mangkuk keramik itu di nakas. “Tidak mengapa kalau kau ingin segera mati, tapi jangan berharap gadis kecil itu akan selamat dari tanganku setelah kematianmu.”

Air mata jatuh di sudut mata Diana yang sembap ketika mendengar ancaman yang sama. “Kau memang seorang ibu, alas nalurimu hanya sebatas darah dagingmu sendiri. Lagipula Sir Hugh adalah adikmu. Bagaimana bisa kau tidak merasa sedih? Puteramu sudah membunuh adikmu dengan kejam. Apa kau tidak memikirkan bagaimana perasaan orangtuamu seandainya mereka mengetahui anak laki-laki mereka dibunuh oleh cucu mereka?”

“Orangtua kami sudah lama mati, jadi tidak akan ada yang bersedih atas kematian Hugh. Lagipula aku sudah lama membencinya. Dia tidak baik untuk perkembangan puteraku. Kematian adalah hal yang tepat untuknya.”

Diana menggigit bibir bawahnya atas jawaban santai itu. Apa yang sebenarnya sudah terjadi pada keluarga wanita ini? Mengerikan. Mereka memang tidak normal. “Seandainya saja puteramu mengalami peristiwa yang menimpa Sir Hugh. Apa yang akan kau lakukan?”

Lady Wilford tersenyum miring. “Aku hanya tinggal menguburmu dan Viviane bersama Raphael.”

“Anda gila!” Makinya. Ketidakpercayaan dan amarah itu menjadi kengerian saat tak terbaca gurat bercanda di wajah sang lady. “Cintamu terhadap puteramu jelas adalah obsesi! Itu adalah kesalahan! Aku yakin kau memahaminya! Sisi gelap manusia ibarat bayangan yang akan terus berdiri di belakang bila kita tetap melangkah menuju cahaya. Dan setiap perubahan bergantung pada niat kita. Tolong berhentilah!”

Sendok perak yang dibanting ke nakas menjadi sinyal kemarahan sang lady, meski ekspresinya membeku. “Satu kesempatan terakhir. Habiskan makananmu kalau tidak ingin gadis kecil itu kelaparan. Sikapmu adalah cermin untuk kehidupannya disini.”

Mendengar ultimatum kejam Lady Wilford, Diana hanya mampu menelan perasaannya yang sudah campur aduk. Air matanya berguguran dengan deras saat menikmati setiap suapan bubur dari tangan pucat wanita itu. Tidak menutup kemungkinan kalau perbuatan jahat Wilford sebenarnya dikepalai oleh ibunya. Sebenarnya wanita seperti apa Lady Wilford? Meski gemar berpesta, sosoknya tampak baik hati. Ternyata ada yang lebih sempurna dari topeng Stephen.

“Sebenarnya siapa kalian?” tanya Diana saat kembali terusik dengan perkataan Raphael semalam. Membawa Sir Hugh dari kematian. Ia memang hanya tertawa kala mendengarnya, tapi rasa penasaran tetap mengganggunya. “Aku tidak percaya kalau Wilford adalah iblis. Apa kau adalah salah satu dari ilmuwan gila yang terinsipirasi dari Galvani, Aldini, dan Forster(1)?”

“Seharusnya Anda mengetahui kalau Aldini hanya menganggap penelitiannya terhadap Forster sebagai bentuk keajaiban. Dia bahkan tidak bermaksud melanjutkannya lagi karena memahami kematian dan kehidupan bukanlah jangkauan manusia. Lagipula Sir Hugh tidak seperti Forster yang mati digantung. Dia dipenggal dan kehilangan banyak darah seperti kriminal Italia lainnya. Sementara darah dalam pembuluh darah sangat diperlukan untuk proses galvanism(2).”

Diana Rosvell [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang