Author : Moonlight-1222
.
Apa ini? Jalan-jalan kakak beradik Rosvell bersama Marquess of Wilford? Sungguh menyenangkan. Diana tiada henti-hentinya melontarkan cibiran pada situasinya kali ini. Lihatlah, Logan bahkan turut serta bersama mereka sebagai kusir kereta. Tidak ada lagi hal yang lebih menyenangkan dari sebuah perjalanan yang dilakukan bersama pujaan hati dan calon tunanganmu dengan perbedaan status yang mencolok.
Bahkan terlalu menyenangkan sampai tidak ada yang berani mengusir senyap selama perjalanan. Diana? Tentu saja terus terdiam seraya melempar mata ke jalanan. Di sampingnya duduk kedua adiknya yang terpaksa ikut karena ancamannya dan tengah sibuk dengan buku masing-masing—tepatnya pura-pura membaca. Di hadapannya ada Stephen yang bersandar malas sambil berpejam mata. Sementara di sisi kakaknya yang sedang pura-pura tidur itu ada Wilford yang sibuknya serupa dengan kedua adiknya. Entah pura-puranya sama atau tidak, Diana tidak perduli.
Sungguh potret keakraban yang indah.
Awalnya Diana begitu menggebu-gebu ingin menolak kunjungan Wilford. Kesempatannya untuk melakukannya sangatlah besar bila mengingat kedua orangtuanya yang tidak akan bisa diganggu ketika sedang sibuk menginterogasi Stephen. Tapi niatan itu terpaksa pupus setelah Robert menyampaikan bahwa saat ini sang marquess sedang berada di ruang kerja ayahnya.
“Apa yang sudah kau lakukan, Robert? Aku sedang tidak dalam kondisi ingin menerima tamu setelah peristiwa semalam.”
“Pardon me, My Lady. Tujuan Lord Wilford kemari memang bukan untuk menemui Your Ladyship. His Lordship berniat menemui Lord Louvain.”
Kekesalannya naik ke ubun setelah mendengar penjelasan Robert. Tujuan awal Wilford memang mungkin benar hanya untuk menemui ayahnya. Tapi dengan keberadaan ibunya di ruang yang sama dengan sang ayah, bisa dipastikan berasal darimana keperluan Wilford yang bercabang itu.
Setelahnya ibunya masuk dengan wajah cerah bersama sang marquess. Cerita ibunya tentang niatan baik pria itu memenuhi setiap dinding perpustakaan. Diana tidak pernah tahu bila Wilford adalah seorang philanthropist. Dia datang untuk meminta saran dari ayahnya. Lalu dengan sangat brilian ibunya memberikan usulan agar dirinya menemani Wilford dalam melakukan survey. Great! Sebagai seorang ibu, Lady Louvain selalu bisa menemukan celah untuk merusak hari anak-anaknya—terutama bila menyangkut puteri pertamanya.
Tapi—setidaknya ibunya sudah kembali ceria. Selama sarapan sang marchioness terus saja diam, seolah tidak terganggu sama sekali dengan keributan Teressa dan Stephen. Padahal saat ini mereka sedang tidak berada di Chester Hall.
Kemudian disinilah mereka, dihadapan bangunan besar Vitus House atas usulan Diana. Ia mau tak mau menerima uluran tangan Wilford setelah Stephen melenggang pergi begitu saja setelah turun dari kereta. Kakaknya itu mungkin terlihat ingin memperbaiki kesalahannya semalam dengan menunjukkan keberpihakannya pada Wilford. Dia menawarkan diri secara sukarela menggantikan ibu mereka dalam perjalanan ini.
Tapi alasan Stephen lebih dari hal itu bila menimbang sikapnya yang ceria kini berubah menjadi pendiam. Dia bahkan tidak bertukar sapa dengan Wilford. Padahal dalam keadaan apapun dia selalu berusaha mempertahankan topengnya. Stephen akan menjadi jujur saat hanya bersama Diana. Sikap defensif-nya menciptakan dinding tak kasat mata di antara mereka. Kehadiran Stephen seolah untuk melindunginya.
Tapi bila Stephen tidak menyukai Wilford, jadi pasal apa yang membuat kakaknya itu seolah seperti memaksanya menikah dengan pria itu?
Diana, cukup. Semua isi kepalamu itu hanya memperumit hidupmu. Hentikan semua hipotesa-mu sebelum semua halusinasi itu menelanmu, kata-kata yang diucapkan Stephen kala Diana berusia lima belas tahun seolah menamparnya. Mungkinkah bayangan hitam misterius itu hanya bentuk halusinasi terbarunya? Termasuk darah di dinding Witton House? Benarkah itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Diana Rosvell [END]
Historical Fiction[Historical Fiction - Mystery] There is hidden secret in her fairytale. Diana Rosvell merupakan segelintir dari kaum bangsawan yang tidak menyukai kehidupan dunianya karena hatinya yang sudah terpikat dalam kesederhanaan. Berbeda dengan Teressa dan...