Author : Moonlight-1222
Note : Harap pelan-pelan membaca agar tidak kebingungan.
***
"Coba kau periksa sebelah sana, Julia."
Setelah meninggalkan Raphael di taman, Diana langsung dihadapkan dengan kerusuhan kecil yang disebabkan oleh Anastasia. Teressa berlari ke arahnya, memberitahukan kalung safir milik adik bungsunya itu hilang entah kemana.
Lord Louvain sebenarnya sudah meminta Lady Wilford untuk tidak mempermasalahkannya, tapi karena benda itu hilang di bawah atapnya membuat sang lady merasa tidak nyaman. Bukan karena nilainya, dia takut ada ketidakjujuran dari para pekerjanya. Semua pekerja dikumpulkan dan dilakukan penggeledahan pada kamar mereka, tapi kalung Anastasia tetap tidak ditemukan.
"Aku benar-benar minta maaf, My Lord. Aku akan mengganti kerugiannya."
"Oh, Elizabeth," Lady Louvain menimpali. "Tidak apa. Suamiku sudah mengatakan itu bukan hal yang besar. Lagipula sebentar lagi kita akan menjadi keluarga. Tidak apa, kami tidak mempermasalahkannya."
Diana mencelos mendengar kata-kata ibunya sembari mundur perlahan dari percakapan mereka. Ia bertemu Julia saat menutup pintu ruang baca dan mendapatkan ide mungkin saja Anastasia menjatuhkan kalungnya di kamar yang tadi ditempatinya. "Antarkan aku ke kamar tamu lantai tiga."
Wajah Julia sedikit pucat saat mendengar permintaan Diana.
"Apa kau masih memiliki pekerjaan? Kalau begitu, aku akan meminta yang lain saja."
Julia buru-buru menyanggupi dan menuntun Diana kembali ke lantai tiga, sementara Teressa yang penasaran dengan tingkah mencurigakan Diana langsung menyeret Anastasia yang sedang duduk manis mendengarkan percakapan kedua orangtua mereka dengan Lady Wilford yang tengah membahas pesta pertunangan Diana dan Raphael.
Tentu saja, Anastasia berpikir Diana pasti sedang menemui Raphael. Baginya sungguh mustahil bila Raphael yang tidak pernah bertemu dengan Diana langsung menemui ayah mereka sesaat setelah dia ke luar di pesta dansa, dan bahkan hari ini langsung melamarnya. Ia meyakini keduanya mungkin terlibat cinta segitiga-ia tidak melupakan keberadaan Logan. Tampaknya dulunya Raphael adalah salah satu pria yang ditolak oleh Diana. Ah, seandainya usianya sama dengan Diana, ia pasti bisa menyaksikan peristiwa itu.
Mungkin Teressa bisa menggunakan opsi menginterogasi Stephen saat kembali ke Chester Hall bila tidak teringat bayaran yang akan diminta oleh kakak laki-lakinya itu. Lebih baik Teressa menyimpan tanyanya sendiri daripada harus berurusan dengan permintaan gila Stephen.
Dan, Teressa tidak menyadari ajakannya hanya akan menambah ketakutan bagi Anastasia.
"Apa kau sudah menemukannya?" tanya Diana pada Julia yang sedang mencari di dekat perapian.
"Kosong, My Lady."
Diana duduk di kursi dekat jendela. "Sepertinya memang bukan jatuh di kamar ini," gumamnya. Mereka juga sudah menyusuri koridor dan tangga, tapi kalung itu seolah menghilang, tidak meninggalkan jejak sama sekali. Aneh, batinnya.
Kemudian ia membuka pintu balkon, menikmati sejenak siraman mentari sebelum naik tinggi ke cakrawala. Birunya menatap ke bawah, dimana taman Witton House yang indah berada, mengaguminya sampai menyadari sesuatu. Kursi pualam yang berada tepat di bawah balkon ini merupakan tempat yang didatanginya semalam.
Tengkuknya meremang. Apakah sebelumnya Raphael memperhatikannya dari balkon ini? Lalu ia mulai teringat dengan kata-kata Anastasia bahwa hanya dirinya yang mendapatkan kamar tamu di lantai tiga, dan bila melihat nuansa hitam yang mendominasi dan perabotan maskulin di dalam kamar-mungkinkah! Diana tercekat sendiri akibat analisanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diana Rosvell [END]
Ficción histórica[Historical Fiction - Mystery] There is hidden secret in her fairytale. Diana Rosvell merupakan segelintir dari kaum bangsawan yang tidak menyukai kehidupan dunianya karena hatinya yang sudah terpikat dalam kesederhanaan. Berbeda dengan Teressa dan...