"Laureen! Apa yang kau lakukan di sini?" Liam bertanya kaget melihat kemunculan Laureen di ambang toko.
Laureen memandang Liam dengan kaget ketika membuka kacamata hitamnya. Dia tidak menyangka akan menemukan Liam di toko lampu tersebut. Diam-diam dia meremas kertas yang bertuliskan nama toko di dalam tas gantungnya. Dia berusaha agar Liam tidak mengetahui tujuannya datang ke toko lampu tersebut.
Liam bergegas mendekati Laureen yang terlihat canggung saat bertemu dirinya. Namun hebatnya wanita itu tetap bersuara ketus ketika menjawab pertanyaannya. Di samping rasa terkejutnya, sesungguhnya Liam merasa girang bertemu Laureen.
"Seharusnya aku yang bertanya apa yang kau lakukan di sini?" Pandang mata Laureen menelusuri penampilan Liam saat itu. Pria muda itu tampak sangat tampan dan wajar dengan kaos lengan pendek dipadu dengan jeans gelapnya. Ujung kaos itu tidak dirapikan dan Liam sengaja memakai kacamata tipis di atas batang hidungnya yang bagus. Mata Laureen menyipit.
"Sejak kapan kau memakai kacamata seperti itu? Apa penglihatanmu kabur?" cetus Laureen tanpa sadar.
Liam memegang ujung gagang kacamatanya dan menjawab singkat. "Aku bekerja di sini." Dia tersenyum saat menjawab pertanyaan penasaran yang diucapkan Laureen.
Laureen menatap tajam dan Liam merasa lega ketika dengan ramahnya Katty mendekati mereka dan menyapa Laureen.
"Selamat datang, Miss. Ada yang bisa saya bantu?"
Perhatian Laureen teralihkan. Dia tersenyum tipis pada Katty dan menjawab ringan. "Sebenarnya aku ingin bertemu dengan designer lampu pemilik toko karena seorang temanku merekomendasikan bahwa di sini bisa juga membuatkan lampu berdasarkan permintaan konsumen. Apa aku bisa bertemu dengannya?"
Katty melirik Liam yang terlihat tegang. Dia tak megerti mengapa Liam terlihat menatapnya dengan melotot. Dengan masa bodoh akan sikap Liam, Katty menjawab Laureen dengan sopan. "Maafkan, Nona. Nona kami tidak ada di tempat untuk beberapa hari."
Laureen terlihat kecewa. Dia mengerling Liam melalui ekor matanya. Pria itu tampak bergerak tidak nyaman di tempatnya. Kembali perhatian Laureen tertuju pada Katty. "Apakah dia lama kembali berada di sini?"
"Nona Alexandra berkata dia tidak akan ada di New Orleans dalam dua hari ini. Dia..." Katty teringat bahwa Alexandra pernah berpesan agar tidak boleh sembarangan menyebutkan alamat rumah ayah angkatnya di Baton Rouge. "Dia bepergian." lanjut Katty cepat dengan tersenyum.
Laureen memegang bibirnya sambil melayangkan matanya di seputar toko yang terlihat ceria tapi elegan itu. Banyak lampu yang dipajang serta digantung. Semuanya terlihat berkilauan dan cantik. Dalam sekejab dia merasa suka berada di antara lampu-lampu tersebut. Laureen menatap Katty dan tersenyum tipis. "Apa ada sesuatu yang bisa membuatku menghubunginya?"
"Kurasa kau tak bisa menghubunginya." Liam memotong percakapan Laureen dan Katty membuat Katty mendelik pada Liam.
"Mengapa aku tidak bisa menghubunginya?" tanya Laureen heran, kali ini berpindah pada Liam.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUNAWAY BRIDE (WESTERN VERSION) (TERBIT)
ActionSUDAH TERBIT CETAK DAN EBOOK DI PLAYSTORE. PART DIHAPUS DAN TERSISA PART 1-30. Alexandra Johnson adalah seorang wanita yang membangun karir ceremerlangnya sebagai designer lampu terkenal di Louisiana terutama di New Orleans mau pun di luar negeri...