Elliot mengerang saat terbangun dari tidurnya. Dia menoleh dan melihat cahaya matahari menyusup dari celah gorden jendela yang dibuka Alexandra. Dia mencoba bangkit dan turun dari ranjang. Lengannya baru terasa begitu berat dan menusuk-nusuk akibat luka semalam. Dengan langkah pelan Elliot keluar dari kamar Alexandra dan mendapati ruangan apartemen wanita itu begitu rapi dan harum. Elliot mendekati wastafel dan membasuh wajah serta berkumur-kumur. Dia melihat wajah kusutnya akibat semalam.
Elliot mencoba menyusuri tiap ruang di apartemen itu dan dia mendapati Alexandra tengah berdiri di balkon apartemennya yang langsung berhadapan dengan pemandangan indah New Orleans. Semilir angin pagi menyentuh kulit wajah Elliot ketika dia mendekati wanita itu.
"Matahari sudah begitu terik." Elliot bersuara sambil memicingkan matanya dan dada telanjangnya dapat merasakan hangatnya dari pancaran matahari pagi itu.
Alexandra menoleh sambil merapikan rambutnya yang dibaur angin akhir musim semi. "Bagaimana lenganmu?" senyum Alexandra.
Elliot meringis seraya merasa lengannya yang diperban. Perban yang melilitnya terlihat masih baru tanda Alexandra telah menggantinya. "Masih sakit. Tapi tidak lagi seperti disayat," Elliottertawa. Lalu matanya beralih menatap pemandangan New Orleans. "Pemandangan dari sini ternyata sangat indah."
Alexandra tertawa renyah. Dia melirik Elliot. "Bukankah pemilihan pemandangan apartemenku juga atas usulmu? Kau baru menyadarinya?"
Elliot meringis. Dia menatap Alexandra dengan tatapannya yang tajam lembut. "Selama ini aku hanya menatap sesuatu yang lebih indah dari pemandangan yang tampak dari balkon ini."
Alexandra merasa wajahnya menghangat. Tatapan Elliot seolah tengah membelai seluruh tubuhnya menciptakan sebuah getaran manis. Alexandra tersenyum manis. "Apa kau sedang mencoba merayuku?"
Elliot balas tersenyum. Dia menggerakkan tangannya yang bebas dan meraih wajah Alexandra yang merona. Elliot menunduk dan memiringkan wajahnya. Dia berkata lembut sebelum melumat mesra bibir Alexandra yang terbuka.
"Iya. Aku sedang mencoba merayumu." Ucapannya berakhir oleh ciuman panjang dan dalam pada bibir Alexandra yang seksi. Lidahnya saling membelit dengan lidah Alexandra sehingga menghadirkan sensasi yang luar biasa. Elliot mengulum bibir kenyal itu dan kini tangannya yang memegang wajah Alexandra beralih menarik pinggang Alexandra agar merapat pada tubuhnya yang telah menegang, bukti gairahnya yang tertahan atas wanita itu.
Alexandra menyambut ciuman bergairah Elliot dengan sama bergairahnya. Dia melingkarkan kedua lengannya pada leher Elliot dan mengerang lirih saat lidah lembut Elliot mengusap rongga mulutnya dan menggigit mesra bibir bawahnya.
Api gairah memercik tubuh Alexandra dan Elliot pagi itu. Namun kondisi Elliot tidak bisa membuat mereka melanjutkannya di ranjang. Dengan mendorong lembut dada keras Elliot, Alexandra melepas pangutan bibirnya pada bibir Elliot.
"Maaf, sayang. Kau harus istirahat seharian ini. Bobby menelponku dan memintaku agar kau bisa beristirahat penuh hari ini karena dia melarang kau ke markas."
Elliot berlagak kecewa akan penolakan Alexandra. "Kau menolak cumbuanku."
Wajah Alexandra semakin merasa hangat. Dia memukul pelan dada Elliot. Dia bisa melihat bukti gairah pria itu. Elliot terlihat membengkak dan menegang tegak. Bahkan Alexandra sendiri merasa dirinya yang mulai basah. Dia juga menginginkan Elliot saat itu.
"Apa kau sudah ketularan Bobby yang mesum?!" tegur Alexandra menahan tawa.
Bola mata Elliot membulat. "Apa kau pikir aku mulai mesum!! Aku bukan Bobby." Elliot protes membuat Alexandra tertawa dan memeluk Elliot. Pria itu mengaduh ketika gerakan tiba-tiba itu membuat lengannya sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUNAWAY BRIDE (WESTERN VERSION) (TERBIT)
AcciónSUDAH TERBIT CETAK DAN EBOOK DI PLAYSTORE. PART DIHAPUS DAN TERSISA PART 1-30. Alexandra Johnson adalah seorang wanita yang membangun karir ceremerlangnya sebagai designer lampu terkenal di Louisiana terutama di New Orleans mau pun di luar negeri...