CHAPTER 18

884 16 0
                                    

            Malam ini aku tak menemukan apa-apa. Kerabat dekat yang konon menyeramkan itupun tak muncul juga. Rasa penasaranpun semakin menggerogoti otakku. Sebelum tau siapa orang yang dimaksud Cha dan Leon itu, sepertinya aku tak ingin bertemu Cha. Dia akan kembali bersikap dingin padaku. Seperti menyalahkanku atas tindakan bodohku kembali kemari. Setelah kupikir-pikir, memang tak ada gunanya aku kembali kemari. Semuanya tampak sangat sangat berbeda.

            Akupun beranjak pergi setelah aku merasa bosan berlama-lama disini. Dalam perjalanan pulang, aku merasa agak aneh. Karena hewan-hewan malam di hutan itu sepertinya mulai kompak untuk diam, sehingga semuanya tampak sunyi dan menyeramkan. Lalu tiba-tiba pohon, tanaman, dan jalanan di sekelilingku beku dan berselimut es. Akupun seperti membeku di tempatku berdiri. Waktu kurasa berhenti seketika, dan aku hanya bisa mendengar suara nafasku yang tersengal-sengal. Hampa… sangat menyesakkan. Aku megap-megap mencari udara, ketika kurasakan tubuhku semakin lemas dan linglung. Lalu sesuatu yang bercahaya dan berwarna putih seperti es di kejauhan, mendekat dengan cepat ke arahku. Ketika berada pada jarak dekat, aku bisa melihat jelas bentuk dan rupa benda asing tadi. “Ibu” ucap hatiku. Namun makhluk yang menyerupai ibu tadi mempunyai wajah yang lebih dingin dan menyeramkan. Ibu mempunyai rambut coklat caramel sepertiku. Tapi wanita itu memiliki rambut hitam kelam. Dia terus mendekat kearahku dan hendak meraihku ketika tiba-tiba semuanya hilang. Es, suasana hampa tanpa udara, dan ibuku yang asing. Semuanya lenyap seketika bertepatan dengan robohnya tubuhku ke tanah. Dalam keadaanku ini aku masih bisa mencium aroma tanah yang lembab. Lalu samar-samar aku mendengar suara seseorang memanggilku. Sepertinya dia juga yang telah mengangkatku bangun.

            Ketika aku berdiri, aku merasa aneh. Tubuhku kembali segar, dan tak kutemui seorangpun. Suara-suara hewan malampun kembali terdengar. Semuanya tampak normal. Hanya nafasku yang masih tak teratur. Aku menoleh ke segala arah, mencari kebenaran tentang kejadian tadi. Tapi tak kutemukan bukti. Panik… akupun langsung berlari pulang.

            Sesampainya di kamarku, aku langsung merebahkan tubuhku. Kakiku terasa ngilu setelah berlari tadi. Kulit kaki dan lengankupun tersobek oleh ranting-ranting pohon.

            “Shill…!! Kau… apa yang telah terjadi padamu…!!!”

ucap Cha dengan suara nyaring sambil melotot kaget ketika melihat keadaanku. Dengan susah payah, aku duduk dari posisi tidurku. Badanku masih terasa ngilu juga karena berulangkali jatuh.

            “ada kejadian aneh di hutan tadi…”

Jawabku dengan suara gemetar karena rasa takut. Cha lalu memejamkan matanya sejenak. Ketika dia membuka matanya, dia langsung berubah menjadi Cha yang menyeramkan seperti kemarin dengan mata putihnya. Dia tetap terpaku di tempatnya selama beberapa menit, lalu matanya berubah normal kembali.

            “kau… tau apa yang telah terjadi padaku…?”

Ucapku heran. Namun dia tetap diam. Sepertinya dia sedang berpikir.

            “tak akan lama lagi… aku akan segera menemui Failera. Aku mohon, kuatkan dirimu, jangan sampai terpengaruh. Lagipula ini pilihanmu kembali kemari…”

Cha langsung menghilang dengan cepat dari kamar ini. meninggalkanku dalam keadaan bingung yang teramat sangat. Aku mencoba memfokuskan pikiranku, tapi sekarang rasanya susah menghubungi Failera di vacuum. Setelah kucoba beberapa kali, akhirnya berhasil juga. Namun Failera kali ini tampak sedikit berbeda. Bayangannya terlihat kabur.

            “ada yang harus kukerjakan Shill. Cepatlah…!!!”

            “aku ingin tau apa yang sebenarnya terjadi. Cha begitu beda terhadapku”

Failera tampak tersenyum simpul.

            “Cha sudah bilang kan, kalau kau akan bertemu dengan kerabat dekatmu. Kerabat yang belum pernah kau temui. Dia akan sangat mempengaruhimu. Dia lebih kuat darimu, Shill…!!”

            “siapa dia…?”

            “aku harus pergi, maafkan aku”

Setelah berkata itu, dengan cepat, aku kembali pada kenyataan dimana aku berada. Kepalaku menjadi sangat pusing. Sepertinya Failera menghempaskanku keluar dari vacuum. Karena tidak kuat, akupun segera merebahkan badanku di tempat tidur. Namun ada sesuatu yang mengusikku. Rasanya seperti aku meninggalkan sesuatu di hutan tempat ku membeku tadi. Tapi apa. Rasa penasaranku akhirnya mengalahkan lelahku. Dengan langkah lemah, aku kembali ke dalam hutan. Suara-suara aneh mulai terdengar sayup-sayup dari kejauhan. Suara itu menarikku untuk segera berlari kesana.

            Sesampainya disana, aku terhenyak. Sekawanan vampire dan penyihir memenuhi area itu. Hanya ada Cha, Leon, Failera dan beberapa teman perinya yang melawan. Mereka kalah jumlah. Apa yang mereka pikirkan dengan bertarung dengan jumlah minim seperti itu. Mau tidak mau, akupun ikut bergabung dalam pertarungan itu. Kewalahan juga, karena penyihir-penyihir yang terbang itu datang dari berbagai arah.

            “Shill… pergi dari sini sebelum terlambat. Ikutlah bersama Leon”

Aku tidak mempedulikan ucapan Cha yang diteriakkan padaku. Aku tau dia hebat. Tapi jumlah penyihir dan kavalier vampire ini begitu banyak. Aku masih mampu mengalahkan mereka semua, meski badanku terasa nyeri tak karuan.

            Kami bertempur sampai pagi hampir tiba. Pucuk mataharipun sudah hampir terlihat di ufuk timur. Para penyihir dan kavalier vampire itupun berangsur-angsur pergi. Aku terduduk lemas. Namun, tiba-tiba saja tubuhku tarangkat. Disana kulihat seseorang dalam balutan gaun hitam dengan rambut hitam kelam bergelombang berdiri mengambang tepat didepanku. Dia tersenyum sangat manis, namun terkesan sinis. Mata birunya seperti hendak menenggelamkanku didalamnya. Aku terdiam tanpa melawan. Aku merasakan kedekatan intim dengannya. Kedekatan seperti kepada saudara. Dia mengecup pipiku sekilas, dan membisikkan sesuatu di telingaku…

            “I’ve found you, sista…!”

Setelah itu dia langsung menghilang. Aku tak mendapati tubuhku terjun ke tanah setelah sebelumnya kusadari, aku mengambang di udara bersama wanita tadi.

            “akhirnya… dia berhasil menemukanmu…”

Aku mendongak dan mendapati Cha berdiri di belakangku dengan tatapan marah. Aku masih diam di tempatku berada, tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

            “bangunlah…!!”

Cha lalu membantuku berdiri.

            “tidak lama lagi dia akan menemuimu kembali. Setelah bertemu denganmu tadi, secara tidak langsung dia bisa merasakan keberadaanmu. Dengan sihir yang dia punya, dia bisa mendekatkan dirinya denganmu melebihi saudara kembar.”

Aku terdiam. Juga merasa heran. Sebenarnya siapa dia, dan ada hubungan apa denganku. Dari kejauhan, Failera mendekat kearahku.

            “kuantar kau ke tempat Leon. Beristirahatlah disana. Aku sudah menemukan jalan ke Leanderwich. Setelah semua ini beres, kita akan segera pergi kesana”

Aku mengiyakan saja apa yang dikatakan Failera. dan ikut dengannya ke istana tempat kediaman Leon.

the last 'lego'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang