Malam ini aku tak menemukan apa-apa. Kerabat dekat yang konon menyeramkan itupun tak muncul juga. Rasa penasaranpun semakin menggerogoti otakku. Sebelum tau siapa orang yang dimaksud Cha dan Leon itu, sepertinya aku tak ingin bertemu Cha. Dia akan kembali bersikap dingin padaku. Seperti menyalahkanku atas tindakan bodohku kembali kemari. Setelah kupikir-pikir, memang tak ada gunanya aku kembali kemari. Semuanya tampak sangat sangat berbeda.
Akupun beranjak pergi setelah aku merasa bosan berlama-lama disini. Dalam perjalanan pulang, aku merasa agak aneh. Karena hewan-hewan malam di hutan itu sepertinya mulai kompak untuk diam, sehingga semuanya tampak sunyi dan menyeramkan. Lalu tiba-tiba pohon, tanaman, dan jalanan di sekelilingku beku dan berselimut es. Akupun seperti membeku di tempatku berdiri. Waktu kurasa berhenti seketika, dan aku hanya bisa mendengar suara nafasku yang tersengal-sengal. Hampa… sangat menyesakkan. Aku megap-megap mencari udara, ketika kurasakan tubuhku semakin lemas dan linglung. Lalu sesuatu yang bercahaya dan berwarna putih seperti es di kejauhan, mendekat dengan cepat ke arahku. Ketika berada pada jarak dekat, aku bisa melihat jelas bentuk dan rupa benda asing tadi. “Ibu” ucap hatiku. Namun makhluk yang menyerupai ibu tadi mempunyai wajah yang lebih dingin dan menyeramkan. Ibu mempunyai rambut coklat caramel sepertiku. Tapi wanita itu memiliki rambut hitam kelam. Dia terus mendekat kearahku dan hendak meraihku ketika tiba-tiba semuanya hilang. Es, suasana hampa tanpa udara, dan ibuku yang asing. Semuanya lenyap seketika bertepatan dengan robohnya tubuhku ke tanah. Dalam keadaanku ini aku masih bisa mencium aroma tanah yang lembab. Lalu samar-samar aku mendengar suara seseorang memanggilku. Sepertinya dia juga yang telah mengangkatku bangun.
Ketika aku berdiri, aku merasa aneh. Tubuhku kembali segar, dan tak kutemui seorangpun. Suara-suara hewan malampun kembali terdengar. Semuanya tampak normal. Hanya nafasku yang masih tak teratur. Aku menoleh ke segala arah, mencari kebenaran tentang kejadian tadi. Tapi tak kutemukan bukti. Panik… akupun langsung berlari pulang.
Sesampainya di kamarku, aku langsung merebahkan tubuhku. Kakiku terasa ngilu setelah berlari tadi. Kulit kaki dan lengankupun tersobek oleh ranting-ranting pohon.
“Shill…!! Kau… apa yang telah terjadi padamu…!!!”
ucap Cha dengan suara nyaring sambil melotot kaget ketika melihat keadaanku. Dengan susah payah, aku duduk dari posisi tidurku. Badanku masih terasa ngilu juga karena berulangkali jatuh.“ada kejadian aneh di hutan tadi…”
Jawabku dengan suara gemetar karena rasa takut. Cha lalu memejamkan matanya sejenak. Ketika dia membuka matanya, dia langsung berubah menjadi Cha yang menyeramkan seperti kemarin dengan mata putihnya. Dia tetap terpaku di tempatnya selama beberapa menit, lalu matanya berubah normal kembali.
“kau… tau apa yang telah terjadi padaku…?”
Ucapku heran. Namun dia tetap diam. Sepertinya dia sedang berpikir.
“tak akan lama lagi… aku akan segera menemui Failera. Aku mohon, kuatkan dirimu, jangan sampai terpengaruh. Lagipula ini pilihanmu kembali kemari…”
Cha langsung menghilang dengan cepat dari kamar ini. meninggalkanku dalam keadaan bingung yang teramat sangat. Aku mencoba memfokuskan pikiranku, tapi sekarang rasanya susah menghubungi Failera di vacuum. Setelah kucoba beberapa kali, akhirnya berhasil juga. Namun Failera kali ini tampak sedikit berbeda. Bayangannya terlihat kabur.
KAMU SEDANG MEMBACA
the last 'lego'
Vampireawalnya aku menganggap kalau aku seorang kavalier biasa. namun kemudian aku mendapat kehormatan menjadi 'militum', penjaga untuk para 'lego'. tapi semuanya berubah. aku tidak menyangka sebelumnya kalau aku-lah yang akhirnya menjadi 'lego' yang terak...