Bagian 22

7 3 0
                                    

Arga mengantarkan Septi pulang dan Septi tetap diam saja tidak mengatkan apapun Arga tidak ambil pusing dia langsung pulang kerumahnya, dan ketika dia sampai dirumahnya. Arga mengeluarkan semua barang dari dalam tas, ketika dia mengeluarkan isi tasnya ada salah satu barang yang membuatnya tercengang.
Bunga dari Septi terbawa olehnya, cukup lama Arga memandangi bunga itu. Arga beranjak untuk membuang bunga itu, tapi ketika ia akan membuang bunga itu ke tong sampah ada perasaan bersalah. Akhirnya Arga tidak membuangnya, tapi ia masukan dalam vas bunga. Ting.....

***

Sebuah pesan chat dari aplikasi masuk,
Septi : Hay my calon husband....
Arga : Kamu saraf ya, siapa juga calon suami kamu!!!
Septi : Iya aku saraf karena kamu...
Arga : Heh ngomong sembarang, sudah jangan aneh-aneh!!!!
Septi : Aku ngga aneh kok
Arga : Terserah kamulah!!!!
Septi : Abang ganteng jemput eneng besok pagi ya????
Arga : Ogah!!!!
Septi : Jangan gitulah bang
Arga : Emang kenapa???
Septi : Nanti aku tambah cinta
Arga : Terserah!!!!
Septi : Mau jemput ngga nih???
Arga : Ngga mau, pergi saja sendiri!!!
Septi : Yah masa abang rela calon istrinya pergi sendiri, ngga takut di culik apa????
Arga : Syukur kalau kamu di culik jadi ngga ada yang mengganggu!!!!
Septi : Abang jahat!!!!
Arga : Biarin
Septi : Biar abang jahat sama eneng, eneng tetap cinta kok bang!!!!
Arga : Saraf!!!!
Septi : Good night my husband
Arga : Najis
Septi : Muah, aku juga cinta kamu abang muah ciuman selamat malam dariku.

***

'Lebih baik aku berhenti membalas pesan gadis ini lama-lama aku yang gila ' guman Arga ia pun segera tidur.
Paginya di kantor Septi langsung menghampiri Arga,
" Abang Arga kok ngga jemput sih " baru saja Arga masuk pelataran kantor sudah saja ada yang mengganggu. " Abang Arga, jawab kenapa!!! " ujar Septi lagi.
" Bisa ngga sih kamu ngga mengganggu saya sehari saja " tanya Arga sambil menatap Septi, " Ngga bisa sama sekali " jawab Septi sambil terseyum manis. " Aah sudah sana jauh-jauh dari saya nanti saya ketularan saraf " ujar Arga sambil pergi dari dekat Septi. ' Arga kenapa kamu jadi berubah seperti ini jadi dingin ketus pula tapi aku ngerti kok' guman Septi sambil menatap punggung Arga yang sudah akan menghilang masuk kedalam tempat mereka bekerja.

***

Jam makan siang, belum sempat Arga menghirup nafas melepas lelahnya sudah Septi datang. " Makan yuk, aku yang bayar gimana " tanya Septi,
" Ogah " jawab Arga ketus. Septi menghembuskan nafas, sulit sekali membuat laki-laki ini luluh. Karena Septi tak kunjung pergi dari dekatnya, maka Arga memilih pergi lebih dulu ia tidak sanggup jika berlama-lama dekat gadis itu.
" Abang Arga mau kemana!??" tanya Septi sambil meyusul Arga, " Mau makan siang, kenapa!?? " jawab Arga dan bertanya berusaha menyindir gadis itu. Tapi sayangnya dia tidak paham, " Mau makan, yaudah ayo sama-sama aku yang teraktir yeay " ucapnya gembira tanpa perduli Arga tidak menginginkanya di dekatnya.
' yaq Tuhan cobaan apa ini, kenapa Engkau memberikan cobaan berbentuk gadis ini ' batin Arga, rasanya dekat gadis itu seperti dekat dengan kompor lama-lama makin panas.

***

Tapi ada sebagian dari dirinya mengatakan bahwa gadis ini adalah Tia kekasihnya, tapi hal yang membuatnya yakin itu bukan Tia adalah sifat gadis ini. Tia yang di kenalnya tidak pecicilan dan agresif, jika pun gadis ini adalah Tia mengapa dia tidak berterus terang padanya.
Entahlah memikirkan hal itu hanya membuatnya pusing saja, lebih baik dia makan dulu. " Ga, kenapa dari tadi kamu diam!??? " tanya Septi karena ia merasa aneh jika Arga hanya diam.
" Lagi memikirkan seseorang saja " jawab Arga santai sambil menatap ke luar jendela kaca cafe. Jawaban Arga langsung membuat jantung Septi berpacu lebih cepat, ia bertanya-tanya siapa yang di pikirkan Arga.

***

" Ga, aku boleh tanya ngga!??? " tanya Septi sambil menatap Arga yang sedang makan, " Emang kamu mau tahya soal apa??? " Arga pun bertanya balik pada Septi. " Soal masa lalu kamu boleh " Septi bertanya lagi untuk mendapat persetujuan Arga.
" Soal masa laluku aku tidak dapat, menceritakannya pada orang lain karena sesuatu maaf " ujar Arga pelan, kenapa gadis ini harus bertanya tentang masa lalunya dan hal itu langsung membuat Arga murung.
Septi yang mendengar jawaban Arga pun menjadi murung juga, mereka berdua selesai makan dan hingga pulang bekerja sama sekali tidak menyapa mereka larut dalam pikiran mereka masing-masing.

***
Tbc...
Voment.....
Tbc....
Tbc.....

Sudah ada clue siapa itu Septi, pasti langsung ketebaklah ngga mungkin ngga yakan hehehe????

The Shadow LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang