Kataku melenggang pergi dari rumah penjahat itu, untuk kesekian kalinya air mataku lagi- lagi menetes.
Aku bingung dengan keadaanku sekarang , apa yang harus aku lakukan,
Aku berjalan gontai tidak tahu harus apa dan bagaimana menghadapi semua cobaan sekaligus anugerah yang datang disaat yang bersamaan ini.
Disatu sisi aku ingin menggugurkan anak ini sesuai saran Pak Dika, tapi disisi lain hati kecilku , menolak melakukannya.
Aku masih terombang ambing dalam pemikiranku sendiri, hingga dering ponsel , mengagetkanku dari lamunanku.
Aku merogoh tas, mengambil handphoneku ,menggeser gambar gagang telepon dan terdengar suara Ibuku dari arah seberang.
"...."
" iyaa Mah, sekarang ,ini lagi dijalan "
"...."
" waa' alaikumsalam"
Sambungan telepon pun diputus dari arah seberang.
Setelah berhasil menemukan kendaraan untuk pulang, aku bergegas pulang , karena semakin larut.****
Baru saja aku memasuki rumahku , Tiba - tiba saja.Praak
Seseorang baru saja melemparkan beberapa lembar foto kewajahku , dan oknum tersebut adalah ayahku sendiri, wajahnya merah padam, emosi sudah menguasainya.
Seketika tubuhku kaku, jantungku rasanya mencelus melihat beberapa lembar foto yang baru saja dilemparkan kewajahku. Bukan fotonya yang jadi masalah, tapi gambar yang ditampilkan difotolah yang jadi pokok permasalahan.
" Yah, ini gak seperti yang Ayah sama Mamah Fikirkan, ini Fitnah Yah, Kinan bisa jelasin " kataku berusaha menenangkan amarah Ayahku yang sudah diubun- ubun.
" Fitnah kamu bilang??" Kata Ayahku sambil melotot padaku. Membuat nyaliku ciut. Menceritakan semuanya.
" Apa ini juga Fitnah? " katanya sambil melepar kertas putih dengan nama rumah sakit yang baru saja aku datangi tadi siang, dan surat itu juga yang tadi, tidak sengaja aku tinggalkan dimeja kerja Pak Dika , Yaa Tuhan, cobaan apa lagi ini.
Lidahku kelu, aku tidak berani menjawab pertanyaan yang lebih tepat disebut sebuah pernyataan, dari Ayahku." kenapa kamu gak jawab, ini punya kamu kan ???"
" Yah Ini gak seperti yang Ayah pikirkan, ini..ini..." kataku terbata.
aku tidak sanggup lagi bertahan, cecaran Ayahku.
" Kurang sayang apa lagi kami sama kamu??,kurang apa lagi sebagai orang tua kamu???, sampai kamu tega , melemparkan kotoran kewajah kami??, Apa salah kami sama kamu ? Hemm?" Kata Ayahku frustasi.
Ini semua bukan salah Ayah dan Mamah, ini bukan salah kalian, bukan salahku juga,
Yaa Tuhan , bagaimana caranya membuat orang tuaku mau percaya padaku??
" Ayah tanya, tolong kamu jawab jujur, ini punya kamu apa enggak ?"
" iya Yah itu punya Kinan"
Tampak wajah Ayahku menunjukkan kekecewaan yang sangat mendalam padaku, sedangkan ibuku menangis, mengekspresikan rasa kekecewaannya dengan menangis.
Hatiku rasanya teriris, melihat dua orang yang paling kusayangi , meneteskan air mata karenaku." Kenapa kamu melakukan ini?, apa uang jajan yang Ayah kasih kurang? Sampai kamu menjual diri ?" Teriak ayahku frustasi
" Yah, aku gak jual diri Yah, ini fitnah Yah, iya akui, aku memang hamil, tapi demi Allah Yah , aku gak seperti yang Ayah, tuduhkan, Aku diperkosa Yah " aduku.
Ayahku sama sekali tidak bergeming.
" Kamu memalukan Nan, bagaimana bisa kamu diperkosa oleh lima orang pria yang berbeda, tapi kondisi kamu gak ada luka sedikit pun dan gak mungkin kamu gak melawankan,Ayah gak habis fikir sama kamu"
" kamu mau tau Ayah, dapet dari mana foto- foto itu , foto - foto itu muncul saat acara launching produk baru perusahaan ayah, kamu mau tahu gimana malunya ayah, semua orang dikantor mereka ngomongin ayah , yang gak becus didik anak, sampe anaknya jual diri, Ayah gak tahu siapa yang nyebar gosip kaya gitu."
" silahkan pergi dari rumah kami, kamu Aib bagi kami " katanya sambil menyeretku keluar kerumah.
" Yah percaya sama aku Yah, ini gak seperti yang ayah fikirkan, "
" sayangnya ayah lebih percaya bukti" katanya sebelum membanting pintu didepan mataku.
**
Aku tidak punya pilihan lain, selain pergi dari kehidupan orang tuaku, mungkin ini yang terbaik bagi kami , setidaknya mereka tidak perlu harus menanggung malu , lebih berat karena keadaanku.
Aku masih terus berjalan menelusuri jalanan malam ini, malam kian petang dan udara juga semakin dingin, entahlah malam ini aku harus berlindung dimana.
Aku masih terus berfikir sampai suatu ide muncul dibenakku , dan aku putuskan untuk meminta tolong kepada sahabat- sahabatku itu.
Bersambung
Sorry typo dan makin gak ngefell
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge Ex- Boyfriend (Dendam Mantan Pacar )
RandomBertahun- tahun aku memendam perasaan dendam ini, bahkan dendam ini sudah menguasai hatiku bahkan hingga seluruh aliran darahku. Akhirnya aku menemukan cara sekaligus alat untuk membalaskan dendamku. Kalian semua bersiaplah menyambut kedatanganku b...