Bab 4

11.2K 451 2
                                    

Aku memberanikan diri mencoba tespack yang tadi siang aku beli diapotik, entahlah kenapa aku melakukan ini, aku mencoba alat ini di kamar mandi kamarku, setelah mengambil air seniku dan menyempatkannya diwadah dan mencelupkan alat itu. Selama sepuluh detik sesuai petunjuk penggunaan yang tertera dibalik bungkus alat ini. Kemudian mengangkatnya dan menunggu.

1 menit

2 menit

3 menit

DEGHHHHHH

Rasanya sepertinya tersengat listrik ribuan Megawaat, tubuhku rasanya lemas dan luruh dilantai kamar mandi.

Lagi dan lagi
Air mataku dengan lancangnya meluncur bebas, menganak sungai membanjiri kedua pipiku.

Kenapa dari sekian banyaknya gadis di dunia ini????, kenapa tuhan harus memilihku??? , lagi dan lagi Tuhan sepertinya tidak berpihak padaku???, lagi dan lagi Tuhan  mempermainkan takdirku ??? Apa tuhan menciptakanku kedunia ,hanya untuk alasan seperti ini???

Pertanyaan- pertanyaan itu selalu menjadi lamunanku , hingga sebuat ketukan pintu menginterupsiku untuk bangkit dari lamunanku.

" Nan, Kinan, kamu didalem yaa???" Ibuku terus mengetuk pintu tidak sabaran

" I...i..iyaa Mah " teriakku dari dalam kamar mandi terbata karena kaget dengan kemunculan ibuku. Untunglah tadi sebelum aku menangis,  aku sempat menyalakan shower, sehingga ibuku tidak curiga. inilah yang aku suka dari shower, karena alat ini bisa menyembunyikan suara tangisku saat aku sedih.

" Ayo makan Nan, kasihan tuh Ayah kamu udah kelaperan" katanya sambil terkekeh.

" iyaa Mah , nanti Kinan nyusul  , Mamah sama Ayah  duluan aja makannya , Kinan masih lama mandinya" bohongku agar ibuku segera pergi

" iya udah deh, Mamah duluan "

" Kebiasan Deh, punya anak perawan satu, mandinya lama bener" komentar ibuku

Mendengar kata PERAWAN , membuat sisi hatiku tercubit, mengingatkan kembali pada diriku yang sudah tidak perawan lagi . Aku yang sekarang sangat ternoda.

Setelah mendengar suara pintu ditutup, yang menandakan ibuku sudah keluar dari kamarku , aku segera bringsut keluar dari kamar mandi, membereskan diriku.
Dapatku lihat penampilanku didepan cermin, wajahku mirip pesakitan yang akan dieksekusi mati besok , mengenaskan sekali.

*
Setelah selesai makan malam dan membereskan bekas makan kami, aku pamit kekamarku dan mengurung diri dikamar,
Aku kembali menangis.

Malam ini aku tidak bisa tidur, aku terus memikirkan takdirku , Bagaimana dengan masa depanku? Apa reaksi kedua orang tuaku nantinya? Apa yang harus aku lakukan ?

*
Pagi ini setelah memastikan kedua orang tuaku pergi bekerja, aku juga pergi keluar rumah, aku bingung harus bagaimana sekarang, hingga terbesitlah suatu ide, aku pergi kerumah sakit , kedokter kandungan tepatnya , untuk memastikan kalau aku tidak sungguh- sungguh hamil, setidaknya untuk sementara ini,aku masih menyangkalnya.

Setelah mengantri akhirnya nomor antrianku dipanggil dan dokter memeriksaku, beliau menyatakan kalau aku positif hamil tiga minggu.

Lagi dan lagi ini semua kejutan tak terduga.

Dan aku masih berusaha untuk menyangkalnya.

Ini sudah kali ketiga aku pergi kedokter kandungan dan yaaa
Dari semuanya, mereka menyatakan aku positif hamil ,

''Kamu memang bodoh Nan, mau berapa dokter lagi yang kamu datangi ? mau berapa banyak lagi kamu menyangkalnya ? Semua gak akan merubah kenyataan '' teriakku dari dalam hati, berusaha menyadarkanku.

*
Entah dapat keberanian dari mana , sore ini aku , memberanikan diri, datang kerumah pak Dika, dulu saat dia masih menjadi wali kelasku aku sering datang kemari karena dulu saat itu aku ketua kelas .

Kupandangi rumah besar  bernuansa Eropa Klasik bercat putih itu, aku ragu dengan keputusanku ini, tapi aku tidak punya pilihan lain,


Revenge Ex- Boyfriend (Dendam Mantan Pacar )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang