17

13.5K 727 34
                                    

Author

" kenapa harus malu , lagi pula saya juga sudah tahu seluk beluk tubuh kamu, kamu punya satu tahi lalat dibawah payudara kanan kamu, kamu juga punya satu tahi lalat disebelah kiri selangkangan kamu, jadi kamu tidak perlu malu" bidik Dika yang langsung membuat kedua pipi Kinan bersemu merah, membuat Dika semakin gemas ingin mencium pipi ibu dari anaknya itu.

Akhirnya dengan terpaksa Kinan menuruti kemauan Dika, bukannya ingin mengalah menghadapi kediktatoran Dika, Kinan hanya merasa tak tega melihat jagoan kecilnya menangis yang semakin menjadi. Meskipun dengan menggeram kesal, Kinan menyusui jagoan kecilnya, sambil pemandangi paras rupawan jagoan kecilnya, paras rupawan setengah blasteran bule yang dibawa dari gen Dika, ayah biologis bayinya,  Kinan merasa itu tidak adil baginya, dia yang selama berbulan-bulan menenteng kesana kemari,  tapi paras bayinya duplikat seorang Dika, dan itu sangat menyakitkan baginya.  Dipandangi jari-jari mungil tangan dan kakinya, ditelisik dengan detail, Kinan takut fisik anaknya ada yang salah , tapi syukurlah fisik anaknya lengkap.

Kinan merasa sangat tidak nyaman dengan Dika yang duduk didepanya , apa lagi mata nakal Dika yang terus-terusan memandangi benjolan kenyal gunung kembar Kinan, ingin rasanya Kinan mencongkel bola mata Pria Tua itu, agar tak bisa memandangi aset berharganya. Kinan tahu dengan betul apa yang saat ini sedang difikirkan Dika.

" Tua bangka ini pasti sedang memikirkan hal2 mesum diotaknya" katanya membatin.

Dika meneguk salivanya berkali-kali , saat melihat pemandangan indah yang ditunjukkan Kinan, kalo saja dia tidak ingat saat ini Kinan sedang nifas, mungkin Kinan sudah berada dibawah dekapan pria itu, sebagai pelampiasan hasrat terpendam Dika.

Takut tidak bisa mengontrol diri, Dika bangkit dari duduknya dan pergi dari ruangan itu.
Sebelum pergi dia masih sempat mencuri pandang, dan memberi Kinan wejangan, mewanti-wantinya.

" saya mau cari makan dulu, dan kamu jangan pernah berfikir ataupun mencoba kabur, dari sini , camkan itu Kinan" katanya angkuh.

" Bapak Udah gila kayaknya, mana mungkin saya bisa kabur dari sini, kabur dari sini sama aja, setor nyawa ke malaikat maut Pak, bapak liat aja ruangan ini dimana , dilantai 14, saya bisa kabur dari sini, mau lewat mana, jangan  dikira , saya gak tau bapak nyuruh  2 orang debt collector, ngawasin saya didepan pintu sana"
Kata Kinan menunjuk pintu dengan dagunya.

" Sengaja, biar kamu gak bisa kabur2an, saya tahu Kinan , isi otak kamu ini, kamu pasti ingin melarikan diri dari sini kan"

" itu tau" kata Kinan polos, tanpa perduli Dika tersinggung. Sedangkan Dika sudah melototkan matanya menatap Kinan , yang kurang ajar , berani mengatakan hal seperti itu.

" Coba saja dan kita lihat besok, orang tua kamu jadi gelandangan" ancam Dika setelah itu melenggang pergi dari ruangan itu.

Akhirnya Kinan bisa bernafas dengan lega.

Meskipun kata-kata Dika terus terngiang, ditelinga Kinan.apalagi ancamannya, Setelah jagoan kecilnya diam dan cukup lama menyusu, Kinan mencabut puting susunya dari mulut jagoan kecilnya.

Dipandangi bayi mungil itu dengan binar kebahagian, diciumnya seluruh wajah bayi mungil itu, diajaknya bicara bayi itu , seolah  bayi itu mengerti dengan obrolan ibunya.

Pintu berdecit, terbuka menampilkan wajah seorang suster dengan nampan berisi makanan khas rumah sakit, dengan Dika yang mengekori dibelakangnya.

" selamat siang Ibu Kinan" sapa suster  ramah.

" silahkan makan siangnya," kata suster meletakan makan siang Kinan di nakas.

" Ibu Kinan, apabila membutuhkan bantuan, bisa langsung memanggil kami , dengan tombol yang ini " jelas Suster itu.

" terima kasih Suster, suster bisa kembali bekerja" kata Dika tersenyum ramah, yang membuat Kinan heran, seheran-herannya, saat hanya ada mereka berdua  tidak pernah Dika tersenyum selembut itu, bahkan saat menjadi wali kelasnya pun , Dika tidak pernah terlihat seramah itu, itu yang membuat Kinan berfikir, Dika ramah pada suster karena otak mesumnya.

" Dasar Tua bangka mesum, gak bisa lihat cewek bening dikit"

Setelah suster pergi kini hanya tinggal mereka berdua bonus bayi mungil mereka.

" kamu makan dulu  , biar Ben, saya yang gendong "

" Ben??" Kening Kinan berkerut.

" Benedicta, baguskan, itu nama jagoan kita"

" Dieh, enak aja sembarang kasih nama , ini anakku , jadi aku yang lebih berhak, ngasih nama " 

" Tapi aku ayahnya, aku jauh lebih berhak yang ngasih nama, suka atau gak suka, kamu harus nurut sama ayah anak kamu sekaligus calon suami kamu, setelah masa nifas kamu berakhir, kita menikah, tidak ada penolakan , saya sudah bilang sama orang tua kamu"

" Bapak aneh, dulu saat saya mengaku mengandung anak bapak, bapak nyuruh saya, menggugurkan kandungan saya, tapi setelah anak ini lahir ,  bapak berubah jadi baik,  saya jadi takut , bapak punya rencana jahat lagi sama saya " tuduh Kinan yang membuat hati Dika tersentil.

" Karena waktu itu saya ragu , saya takut kamu menipu saya, dulu saya pernah dijebak, dan ditipu sama wanita yang mengaku-ngaku mengandung anak saya, tapi nyatanya dia hamil sama orang lain, saya hanya waspada Kinan , pasalnya saya hanya tidur sekali dengan kamu, dan tiba2 kamu datang dan mengaku mengandung anak saya, jujur saat ini saya gak ada rencana jahat sama kamu, saya menikahi kamu demi Ben, saya gak mau Ben, kekurangan apapun termasuk kasih sayang dari ibu kandungnya"

" terus sekarang apa bapak percaya kalo Ben anak bapak??" Tanya Kinan yang akhirnya setuju memanggil bayinya dengan nama Ben, sesuai keinginan Dika.

" saya percaya Ben itu anak kandung saya, tadi setelah Ben lahir saya sudah  melakukan tes DNA, dan hasilnya Ben benar2 , darah daging saya, jadi kamu harus mau jadi istri saya "

Perintah Dika  yang membuat Kinan tak habis pikir dengan orang tua ini.
Kinan nampak berpikir sebelum akhirnya membalas perintah Dika

" Bapak udah ketuaan jadi suami saya, bapak juga udah gak matching dipanggil Papah sama Ben, saya gak mau nikah sama Bapak, Ben gak butuh ayah, kaya kamu Andika, dia bisa hidup sama saya, kalo kamu mau anak bikin aja sama orang lain, dan saya akan bawa Ben "
Kata Kinan Sok kuat. Dia yakin, dia akan mampu merawat Ben, tanpa adanya bantuan Dika.

" Kamu mau bawa Ben???, mau kamu kasih makan apa Ben , terus mau kamu bawa Ben keliling jualan kopi dipinggir jalan?? Terus kamu mau ajak Ben hidup sengsara bareng kamu , gak gak , saya gak akan biarkan Ben hidup sengsara, kamu silahkan pergi tanpa Ben, dan jangan salahkan saya , kalo suatu hari nanti Ben benci sama kamu dan memanggil orang lain dengan sebutan " Mamah " boom Dika yang langsung membuat Kinan bungkam, membayangkan Ben memanggil orang lain dengan sebutan " mamah", belum lagi Ben yang nantinya akan membenci Kinan karena, merasa ditinggal Kinan begitu saja. Pikiran berkecamuk, disatu sisi dia tidak ingin menikah dengan Dika, orang yang sudah merusak masa depannya, tetapi disisi yang lainnya dia tidak bisa kehilangan Ben. 

Sorry Typho , dan Lama bgt Upnya

Revenge Ex- Boyfriend (Dendam Mantan Pacar )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang