" Kamu mau bawa Ben???, mau kamu kasih makan apa Ben , terus mau kamu bawa Ben keliling jualan kopi dipinggir jalan?? Terus kamu mau ajak Ben hidup sengsara bareng kamu , gak gak , saya gak akan biarkan Ben hidup sengsara, kamu silahkan pergi tanpa Ben, dan jangan salahkan saya , kalo suatu hari nanti Ben benci sama kamu dan memanggil orang lain dengan sebutan " Mamah " boom Dika yang langsung membuat Kinan bungkam, membayangkan Ben memanggil orang lain dengan sebutan " mamah", belum lagi Ben yang nantinya akan membenci Kinan karena, merasa ditinggalkan Kinan begitu saja. Pikiran Kinan berkecamuk, disatu sisi dia tidak ingin menikah dengan Dika, orang yang sudah merusak masa depannya, tetapi disisi yang lainnya dia tidak bisa kehilangan Ben.
Senyum kemenangan mengembang, diwajah Dika, Dika merasa menang karena berhasil mengintimidasi Kinan.
Setelah berhasil mengintimidasi Kinan kemarin, dan setelah biaya rumah sakit diurus oleh sekretaris Dika , Pagi ini Dika akan membawa pulang Kinan dan jagoan kecil mereka.
Dengan dikawal empat orang lelaki bertubuh semampai dan berotot yang tertutup rapi dengan setelan celana bahan dan jas. Kinan, dan Dika yang menggendong Ben, keluar dari rumah sakit , dan menaiki limosin yang terparkir rapi disudut rumah sakit.
Ben diperlakukan layaknya guci mahal peninggalan dari dinasti Cina yang tidak boleh tergores sedikit pun,Dika menjadi sosok ayah yang sangat posesif,para bodyguard itu mengawasi Kinan dengan keamanan super ketat layaknya mengawasi teroris.
Kinan merasa kesal luar biasa kepada Dika, karena melarangnya menggendong Ben, alasannya tentu saja karena Dika khawatir, Kinan akan membawa Ben lari, padahal jelas2 itu tidak mungkin untuk sekarang Kinan lakukan,
"Selamat pagi, Mr.Prawira" sapa Supir Dika ramah.
"Pagi juga Ditto" senyum Dika ramah,
" selamat pagi Miss Kinan , perkenalkan nama saya Dito , saya yang akan bertugas mengantar Miss pagi ini ke kediaman, senang bertemu dengan anda Miss Kinan " sapa Pria tampan yang duduk dikursi kemudi.
Mendengar dirinya dipanggil Miss, entah mengapa terasa aneh ditelinga Kinan. Dia merasa sedang bermain tuan putri2an saat ini.
" jangan panggil miss, Mas , saya orang kere, saya gak pantes dipanggil miss, cukup panggil Kinan saja" kata Kinan polos sambil menyengir kuda , yang langsung membuat orang seisi mobil itu menahan tawa. Namun sayangnya mereka tahan karena merasa tidak enak menertawakan calon nyonya mereka.
" maaf Miss saya tidak bisa melakukannya, itu sudah menjadi etika kerja saya, Miss juga cukup panggil saya Ditto" senyum Dito ramah
" Iyaa Dit, panggil mpok aja, dia memang gak pantes dipanggil Miss" kata Dika memprovokasi Kinan. Yang langsung dihadiahi Kinan tatapan tidak sukanya. Dika yang ditatap seperti itu hanya mengulum senyum penuh kemenangan, Sedangkan Dito terlihat tidak enak karena merasa membuat Kinan, jadi bahan ledekan tuannya.
Tanpa terasa mobil sudah melaju memasuki gerbang pintu masuk , kawasan mansion milik Dika, Kinan yang baru pertama kali datang ketempat ini, menatap takjub dari dalam jendela mobil. Ada padang savana mini, yang dihuni oleh rusa, kuda, zebra, dan kelinci yang berlari- lari, belum lagi ada kolam pancuran dengan model air terjun buatan yang dikelilingi bermacam- macam aneka bunga warna-warni yang indah , tempat ini terasa seperti dunia dongeng yang sering Kinan lihat gambarnya dari buku dongeng, saat masih anak- anak.
"Mulut kamu gak usah mangap2 begitu , liat nih liur kamu sampe netes" goda Dika yang sedari tadi melihat ekspresi takjub Kinan.
Kinan gelagapan, dan mengelap- elap bibir, dan pipinya berkali-kali, tapi sayangnya, Kinan tidak merasakan cairan liurnya dibibir maupun dipipinya, dia juga melihat bagian bawah bibirnya, dan jok yang dia duduki, namun apa yang dituduhkan Dika tidak lah benar soal liur Kinan yang menetes.
Dika terbahak melihat kebodohan Kinan yang percaya dengan kebohongan yang dibuatnya, Dika merasa sangat bahagia karena berhasil mengerjai Kinan, sedangkan Kinan luar biasa malu bercampur kesal, karena ulah Dika, jangan dikira Kinan tidak tahu , seperti apa ekspresi Dito dan empat bodyguard itu yang, diam2 menahan tawa, Kinan bisa melihat dengan jelas wajah mereka dari kaca tengah mobil.
Melihat tawa jahanam Dika tak kunjung berhenti, Kinan mencubit pinggang pria itu , yang perlahan menghentikan tawanya. Dan menatap Kinan yang baginya terlihat lucu.
" kamu lucu, Nan" katanya sambil tertawa.
Sedangkan Kinan, langsung mengerucutkan bibirnya, membuat Dika gemas ingin mencium wanita itu.Tidak terasa mobil yang mereka tumpangi, sudah sampai di gerbang utama bangunan mansion kediaman seorang Andika Prawira.
Dika tersenyum ramah dan menyapa para security, bahkan Dika sempat bertanya "apakah mereka sudah makan atau belum", mengajak mereka mengobrol banyak, dari mulai isu-isu yang sedang menjadi trending topic, sampai cuaca pun mereka obrolkan.
Kinan merasa, sepertinya Dika hanya galak padanya, pada orang lain dia tergolong orang yang ramah dan baik. Tidak heran , orang lain tidak akan percaya betapa bejadnya seorang Andika Prawira.
"Silahkan Miss, kita sudah sampai" senyum Ditto sambil membukakan pintu mobil untuk Kinan.
Kinan disambut oleh beberapa wanita beseragam maid, dengan seorang kakek. Yang mengepalai mereka.
"Selamat datang dikediaman keluarga Prawira Miss Kinan, perkenalkan saya Henry, kepala rumah tangga kediaman Keluarga Prawira,apabila Miss membutuhkan sesuatu, miss bisa memintanya langsung pada kami semua" Ramah Henry. Yang sebelumnya sudah menyapa Dika terlebih dahulu.
" saya harap Miss menyukai tempat ini"
" Terima Kasih, Kakek Henry" jawab Kinan malu-malu.
" jangan panggil Kakek Henry Miss, Cukup Henry saja"
" tapi kakek kan lebih tua dari saya, tidak sopan rasanya, kalau saya hanya memanggil nama"
" No problem Miss, cukup Henry saja"
" Baiklah kalau itu yang Henry mau" Kinan memaksakan lidahnya memanggil Henry, dengan namanya saja tanpa embel2 kakek, yang menurut Kinan tidaklah sopan.
" Kinan, sepertinya Ben haus" kata Dika menginterupsi. Sambil menyerahkan Ben kedalam gendongan Kinan.
" Henry , saya duluan , ke ruang Kerja" kata Dika melenggang pergi. Meninggalkan Kinan yang masih bingung, dengan tempat dan orang2 disini, yang baru dilihatnya, hanya Dika yang dikenalnya. Dan orang itu pergi meninggalkannya.
" Mari Miss saya antar ke kamarnya Miss Kinan "
Lagi-lagi Kinan dibuat takjub untuk yang kesekian kalinya, melihat bangunan kediaman seorang Mr.Prawira, bangunan megah dengan gaya model eropa classic dengan dihiasi lampu tempel classic disepanjang Koridor, menuju kamarnya. Setelah berjalan cukup jauh.sampailah Kinan ditempat yang sudah disediakan untuknya.
" silahkan Miss, ini kamar tidur miss " kata Henry menunjukan kamar tidur yang sudah disiapkan untuk Kinan. .
" perkenalkan Miss, ini Rosi dan mirna, mereka Nany2 yang akan membantu miss, saya harap miss menyukai tempat ini"
Kinan
Setelah berpamitan pergi, Henry meninggalkanku dikamar ini, kamar dengan ukuran yang sangat luas, dengan jendela besar yang mengarah langsung, ke taman bunga dan kolam ikan.
Entah berapa harga yang harus aku bayar, untuk menginap dikamar suite ini permalam, yang jelas Si Tua itu akan memintanya padaku.
Sorry Typhonya
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge Ex- Boyfriend (Dendam Mantan Pacar )
RandomBertahun- tahun aku memendam perasaan dendam ini, bahkan dendam ini sudah menguasai hatiku bahkan hingga seluruh aliran darahku. Akhirnya aku menemukan cara sekaligus alat untuk membalaskan dendamku. Kalian semua bersiaplah menyambut kedatanganku b...