Bab 8

11.9K 584 12
                                    

Setelah mengetahui sebuah kejutan terbaru yang tuhan berikan untukku,  atau lebih tepatnya mengetahui pengkhianatan dari dua sahabatku itu, aku melenggang pergi dari rumah Rasty.

Meninggalkan dua sahabatku yang tertangkap basah, mengkhianatiku. Entahlah aku ragu apakah aku masih bisa menyebut mereka berdua sahabatku atau tidak , yang jelas aku tidak mau meratapinya terlalu dalam.

※※※※※※

Suhu udara hari  ini luar biasa panasnya, aku masih terus berjalan, mencari rumah kontrakan yang bisa aku sewa untuk sementara waktu ini, berbekal sisa uang tabunganku yang jumlahnya hanya tersisa dua ratus ribu dan uang hasil penjualan handphoneku yang hanya dihargai dua juta, aku memberanikan diri untuk menyewa kontrakan.

Setelah sekitar satu jam aku mencari , akhirnya aku menemukan kamar kontrakan diemperan kota, yang bisa aku sewa seharga lima ratus ribu perbulannya. Tak apalah meskipun kecil dan berada dikawasan kumuh, setidaknya aku tidak tidur dijalanan, dan terlindungi dari panas dan hujan.

Setelah dihadapkan pada masalah tempat tinggal , sekarang aku dihadapkan pada masalah kebutuhanku sehari - hari , sisa uang yang aku miliki hanya tersisa satu juta tujuh ratus ribu, jumlah yang sangat minim untuk bertahan hidup dikota ini. Dan juga, bulan depan aku juga harus membayar sewa kontrakan.

Hari ini rencananya aku akan mulai mencari pekerjaan, pekerjaan apa saja akan aku lakukan asalkan bisa bertahan hidup.

※※※※※

Sudah dari dua jam yang lalu aku berkeliling mencari pekerjaan kesana, sini,  tapi satu pun tidak aku temukan , andaikan saja aku membawa ijazah SMAku mungkin akan lebih mudah menemukan pekerjaan, sayangnya kertas sakti itu tidak bersamaku saat ini. Modal yang aku punya saat ini hanya tenaga dan tekad saja, selebihnya aku tidak punya.

Hari semakin sore dan aku tidak menemukan satu pun pekerjaan untukku, hingga akhirnya aku memutuskan untuk pulang kekontrakanku.

Saat hendak masuk kedalam  kontrakanku ,  sesuatu mengusik indera penglihatanku,dan menimbulkan rasa penasaranku.
rumah yang berada tepat didepan pintu kontrakanku , terlihat ramai oleh orang- orang yang membawa termos air panas,  beberapa renceng kopi instan dan gelas plastik. 

Setelah bertanya  pada tetangga sebelah kontrakanku, aku mendapat info, bahwa tetangga depan kontrakanku ternyata, juragan kopi keliling, aku memberanikan diri untuk meminta pekerjaan padanya. Dan untungnya dia mau memberikan aku pekerjaan , meskipun awalnya dia ragu dan terus bertanya , "apa aku ini tidak malu berjualan kopi keliling".

※※※※※

Setelah Pak Imin memberikan kepercayaannya padaku , yaitu dengan meminjamiku modal berupa sebuah termos , beberapa renceng kopi instan dan beberapa gelas plastik .

Pagi ini aku mulai berjualan kopi keliling, satu persatu aku mendekati beberapa kumpulan orang ditaman kota  dan menawarkan daganganku. Biasanya setelah berjualan ditaman aku akan pergi berdagang keTerminal dan pasar malam.

Hari- hari aku lalui seperti ini , dari pagi hari , pergi berjualan kopi keliling, dan akan pulang pada malam harinya.

Tidak terasa usia kandunganku menginjak dibulan ketujuh. Yaa aku rasa mungkin sekitar begitu.
Selama ini aku tidak pernah pergi ke dokter, bahkan melakukan usg kandungan sekali pun aku belum pernah melakukannya, bukannya aku sengaja melakukan hal ini,  hanya saja aku sama sekali tidak punya uang untuk sekedar memeriksakan kandunganku, jangan pergi kedokter kandungan , pergi memeriksakan kandunganku saja ke Bidan aku tidak mampu , selama ini aku tidak belum pernah melakukannya, aku hanya memeriksakan kandunganku saat ada penyuluhan kesehatan dari pemerintah, itu pun karena gratis.
Kalo disuruh membayar sepertinya aku tidak akan sanggup.

Selama ini uang yang aku dapat dari berjualan kopi hanya cukup untuk membayar kontrakan dan membeli makanan. Aku hanya bisa berharap semoga kelak anakku lahir dalam keadaan yang baik- baik saja, meskipun aku tidak pernah memeriksakannya dan j selama  ini juga, aku jarang makan makanan yang layak untuk ibu hamil, alasannya tentu saja karena aku tidak memiliki uang yang cukup hanya untuk membeli sebungkus nasi dan lauk pauk, selama ini aku hanya mampu membeli nasi dengan lauk sayur saja.

Bersambung

Sorry Typonya

Revenge Ex- Boyfriend (Dendam Mantan Pacar )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang