2. Friendzone atau LDR?

8.8K 1K 233
                                    

 

  “Baru pulang, Dy? Aku telepon dari siang kamu nggak angkat.”

   Ody melempar tasnya sembarangan ke atas kasur. “Aku baru aja sampai rumah, diantar Ari.”

   “Cie, yang sekarang mau diantar-antar. Biasanya juga nolak.”

   “Orang rumah pada sibuk. Daripada aku diculik, ya udah terima aja tawaran Ari.” Tanpa mandi, Ody langsung lompat ke kasur. Tengkurap dan menempelkan ponsel di telinga.

   “Dih, siapa juga yang mau nyulik kamu.”

   “Gini-gini aku juga cantik, Re. Banyak yang antre.” Ody mulai melantur. Dia sebenarnya sudah lelah dan mengantuk. Sehingga bicara ke mana-mana. Sama sekali tidak nyambung. Apa hubungannya diculik dengan cantik? Penculik tidak memandang cantik atau tidak. Yang ada kaya atau tidak.

   “Gimana Ospek hari ini?”

   “Gitulah. Malesin. Ribet. Kamu mah enak, nggak ada Ospek.”

   “Ya udah, sana tidur, istirahat. Besok pagi aku telepon lagi.”

   “Mau ngobrol apa? Sekarang aja. Besok pagi nggak bisa. Aku bangunnya aja susah, ini malah kamu mau telepon segala.”

   “Nggak mau ngobrol apa-apa.”

   Hening.

   “Re?”

   “Kenapa?”

   “Baik-baik aja?”

   “Baik.”

   “Sehat-sehat?”

   “Sehat.”

   “Jangan lupa makan. Nanti kamu mati.”

   Terdengar makian di seberang sana. Ody nyengir sendiri.

   “Re?”

   “Hmm?”

   “Lagi ngapain?”

   “Duduk di teras.”

   “Sama siapa?”

   “Sendiri.”

   “Kiki ke mana?”

   “Lagi ke warung, beli nasi. Udah dari tadi, belum balik-balik. Sekalian apel mungkin.”

   “Yang punya warung cantik?”

   “Cucunya yang cantik.”

   “Awas ya kamu!”

   “Haha, awas kenapa?”

   “Awas ganjen!”

   “Mirip Nabila JKT48 hlo, Dy. Cantik ya.”

   “Nabila gundulmu!”

   “Serius mirip, Dy. Besok deh aku kirimin fotonya. Siapa tahu malam ini Kiki udah dapet sosmed dia.”

   Ody sudah setengah sadar. Dia mencoba mengerjap agar tetap terjaga. Tapi kelopak matanya sudah berat. Samar-samar masih terdengar Regan yang bercerita tentang Nabila JKT8 dan blablabla.

   “Dy, sori tadi nggak bisa jemput. Lo pulang sama siapa?” Pintu kamarnya terbuka. Kinan muncul masih dengan setelan kerjanya dan mendapati Ody sudah tertidur.

    Kinan melangkah masuk. Ody sudah tertidur dengan posisi tengkurap. Masih dengan ponsel di telinga kiri. Juga dalam keadaan belum mandi—baju yang dikenakan ke kampus masih melekat utuh di tubuhnya. Untung ini Kinan, bukan Maya. Ody bisa diseret ke kamar mandi kalau itu Maya.

J A R A K [2] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang