*Cerita ini memiliki hak cipta ©All Rights Reserved by zeriandrifin. So, don't you dare to plagiarize this story. Or, you will know the consequences.
*Picture of this part by www.studybreaks.com
Kami sampai di tempat pesta. Rumahnya cukup besar. Tapi menurutku lebih besar rumah keluarga Nielsmenn dibandingkan rumah tempat pengadaan pesta ini. Baru saja sampai di depan pintu rumah, Lena sudah disambut meriah oleh teman-temannya.
"Lenaaaa..." teriak teman-teman Lena sambil cipika cipiki.
"Hai Zac." Sapa teman-teman Lena dengan nada yang centil.
Lena langsung kabur begitu saja bersama teman-temannya sambil berteriak ke arahku dan Zac. "Aku nanti pulang bareng temen-temenku. Kalian pulang duluan aja ya..." teriaknya sambil tertawa bersama teman-temannya.
Aku diam seribu Bahasa. Bingung harus berbuat apa. Apalagi ditambah ada Zac yang cuek gila.
"Aku mau pergi kesana. Kamu terserah mau ngapain!" ucap Zac ketus kepadaku.
"Ehh, Zac tunggu! Aku harus gimana. Hey! Hey!" Aku teriak ke arahnya tapi sengaja tidak dihiraukan oleh Zac.
Aku bener-bener bingung. Di dalam pesta itu banyak sekali cowok dan cewek bercampur aduk. Suaranya riuh. Gemerlap lampu mengelilingi rumah dan banyak sekali spot-spot yang terdapat minuman bir. Aku mencari-cari air putih tapi gak ada. Aku pun hanya menahan haus sambil berdiri tegap di tengah-tengah keramaian pesta. Aku hanya bisa mengamati Zac yang sedang asyik mengobrol dengan kawannya. Aku terus mengawasi Zac agar dia tidak hilang dari pandanganku. Karena kalau sampai dia hilang, aku akan bernasib buruk sebab aku gak tahu bakal pulang bareng siapa nantinya.
Saat ku sedang fokus mengawasi Zac, tiba-tiba ada seorang cowok yang menghantam kepala Zac dari belakang. Zac yang tak terima pun turut membalas pukulannya. Sehingga terjadilah baku hantam antara keduanya di dalam pesta itu. Seketika orang-orang langsung berkerumun untuk melihat kejadian itu. Aku juga tak tinggal diam. Aku langsung menerobos masuk dalam kerumunan dan ikut campur dalam baku hantam itu. Bukannya aku sok jagoan, tapi aku bener-bener benci banget sama kekerasan. Meskipun aku tidak jago silat, taekwondo, atau jurus pertahanan diri lainnya, aku langsung mencegah Zac dan orang asing itu bertengkar lagi. Aku menghadang Zac dan mencoba melerai mereka. Zac sangat marah kepadaku. Wajahnya merah dan mendelik ke arahku. "MINGGIR!!!" teriaknya. Aku enggan minggir. Dia pun langsung mendorongku dengan keras dan badanku tersungkur jatuh di lantai bertumpu pada kedua telapak tanganku. Untungnya Zac menghentikan perkelahiannya dan berjalan keluar dari tempat pesta.
Aku yang terjatuh masih mengaduh kesakitan. Beberapa detik kemudian aku bangkit dan langsung berlari menyusul Zac meskipun tanganku masih terasa panas dan cenat-cenut. GILAA!! Saat aku menyusul dia ternyata dia melajukan mobilnya dengan cepat begitu saja menjauhi ku. Dasar cowok kurang ajar. Aku ditinggal. Emang tuh cowok gak waras kayaknya. Aku semakin panic karena aku juga lupa bawa Iphone ku yang di dalam nya ada nomor telepon Lena, Mommy, Daddy, dan Zac. Teledornya aku justru malah membawa ponsel Samsung Champ ku yang tidak ada pulsa dan sinyal.
Aku lontang lantung berjalan maju mundur di depan rumah tempat pesta berlangsung. Berharap Lena muncul tapi tak muncul-muncul. Kulihat jam di ponselku menunjukkan pukul setengah 12 malam. Aku bingung, kalau tetap disini bakal percuma malah malam akan semakin larut. Aku berjalan keluar ke jalan raya. Berharap pada instingku saja semoga ada pertolongan Tuhan. Ku terus berjalan sambil mengingat-ingat tadi berangatnya lewat jalan apa. Aku berani jalan kaki karena tadi jaraknya menurutku tidak terlalu jauh dari Woodstock Rd. Ku pandangi nama-nama jalan seolah ku paham. Cap cip cup kembang kuncup, oke aku lewat jalan ini. Kupilih jalan dengan acak begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADOPTED: Love Me, Then.
RomansaAmanda hanya seorang gadis sederhana. Gadis SMA sebatang kara, yang sejak kecil telah kehilangan orang tua. Bukannya menyerah, Amanda justru semakin kuat menghadapi dinamika hidup yang luar biasa. Dengan kesabaran dan keuletannya, seolah Tuhan membe...