6. KELUARGA NIELSMENN

110 8 2
                                    

*Cerita ini memiliki hak cipta ©All Rights Reserved by zeriandrifin. So, don't you dare to plagiarize this story. Or, you will know the consequences.

*Picture of this part by www.pinterest.com


Saat mobil yang dikendarai Liam berhenti di suatu rumah yang besar milik keluarga Nielsmenn, jantungku mulai berdebar kencang. Dag dig dug begitulah iramanya. Karena ini pertemuan pertamaku dengan keluarga Nielsmenn. Sebelum ku keluar dari mobil, aku langsung merapikan baju, rambut, dan segala sisi dalam tubuhku agar terlihat sempurna di mata keluarga Nielsmenn. Aku keluar mobil dan mulai memasuki rumah itu.

OH MY GOD... besar bangeettt rumahnya. Seperti istana di film-film. Aku gak nyangka... bener-bener gak nyangka. Ini diluar dugaan. Aku berpikirnya bakal diadopsi sama keluarga yang ekonominya berkecukupan dan tidak muluk-muluk. Tetapi realitasnya... ini bener-bener orang yang muluk-muluk. Asli, pasti keluarga ini kaya banget.

Ketika ku tertegun dan melongo melihat kemegahan rumah itu, tak kusangka datanglah seorang ibu yang sangat berpenampilan modis dan berwajah manis. Tapi tidak terlihat tua, aku yakin umurnya pasti 35-40 deh. Karena wajahnya masih kencang dan badannya langsing. Wajahnya khas bule. Berambut blonde dengan rambut yang terurai agak panjang sampai punggung.

"Hai... kamu Amanda?" tanya Ibu itu kaget.

"Iya bu. Saya Amanda Shabrina." Jawabku kalem.

Dibelakang ibu itu menyusul ada bapak-bapak. Berambut coklat dengan postur tinggi tegap dengan pakaian yang formal. Rambut cepak dengan bagian depan rambut diberdirikan menambah kesan cool. Mata yang agak kebiruan, berkulit putih, hidung mancung, dan bibir tipis begitu nyaman dipandang mata. Meskipun sepertinya bapak ini umurnya sekitar 35-40 tahun tapi aura nya masih sangat kuat mempesona bagi siapapun yang melihatnya. Apalagi bapak ini begitu memandangiku dengan antusias sembari tersenyum manis semakin membuat orang yang melihatnya akan merasa adem.

"Selamat datang di rumah kami, Amanda." Ucap bapak itu sambil memelukku begitu saja.

Kemudian ibu yang dari tadi di depanku juga mulai memelukku.

"Perkenalkan, saya Sarah Neilsmenn dan ini suami saya Nathaniel Neilsmenn." Ungkap ibu itu tersenyum manis kepadaku.

Masih kurang puas saat mereka peluk, aku pun membalas memeluk mereka berdua sekaligus dengan erat.

"Senang bertemu kalian, Mr. dan Mrs. Neilsmenn."Jawabku senang.

"Hei... panggil kami Mommy dan Daddy aja ya. Karena kamu sekarang sudah resmi menjadi anak kami. Zac dan Lena juga memanggil kami Mommy dan Daddy. Oke?" ungkap Mrs. Neilsmenn.

"Iya Mom, Dad." Ucapku sambil bergantian memandangi Mrs. Dan Mr. Neilsmenn. Tapi sebenarnya agak canggung dan risih juga sih karena sebelumnya belum pernah kenal dan bertemu tiba-tiba memanggil sebutan Mommy dan Daddy. Akhirnya aku agak meringis ketika mengatakan Mommy dan Daddy.

"Oke. Barang-barang kamu biar dibawa sama Liam. Dan sekarang kita harus siap-siap makan malam bersama dulu ya..." ajak Mommy.

Sembari ku melangkahkah kaki mengikuti Mommy ke meja makan, kupandangi Daddy yang sepertinya daritadi memandangiku terus semenjak aku masuk ke rumah ini. Mungkin dia sangat antusias dan senang sekali atas kehadiranku di rumahnya.

Aku pun berjalan mengikuti Mommy menuju meja makan dan disusul Daddy di belakangku. Semua hidangan sudah tersedia di meja makan yang sangat bervariasi menu nya. Dapurnya besar banget. Dapur dikelilingi jendela kaca yang menghubungkan dengan halaman belakang rumah yang terdapat pepohonan yang tumbuh di tanah yang berbukit. Jadi memang struktur tanah di sini tidak datar, melainkan berbukit-bukit. Dapur berada di lantai bawah berdekatan dengan tangga menuju lantai dua. Sebenarnya rumah ini hanya dua lantai tapi begitu luas.

ADOPTED: Love Me, Then.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang