*Cerita ini memiliki hak cipta ©All Rights Reserved by zeriandrifin. So, don't you dare to plagiarize this story. Or, you will know the consequences.
*Picture of this part by Endah Savitri (Ig: endhsvtr)
Ku dengar suara bel pintu berbunyi beberapa kali. Aku segera turun karena ku kira tidak ada penghuni rumah yang sempat untuk membukakan. Makanya aku bergegas turun untuk membukakan pintunya. Aku berlari kecil menuju lantai bawah. Saat ku hendak sampai di pintu depan, ternyata kulihat Zac sudah mendahuluiku untuk membukakan pintunya. Dan tamu itu adalah JASON! Aku kaget. Ngapain dia kemari?
"Silahkan nyonya, tamu nyonya sudah menunggu! LAIN KALI BUKA PINTU SENDIRI!!" teriak Zac kesal kepadaku.
"Iya, maaf deh." Jawabku lirih.
Zac begitu saja meninggalkan Jason dan aku tanpa memberikan sepatah kata salam pun kepada Jason. Zac berjalan dengan angkuhnya kembali ke kamarnya. Dengan sikap Zac yang seperti itu, anehnya Jason belagak biasa saja. Mungkin Jason sudah terbiasa kali ya sama Zac?
"Kamu... kenapa kesini?" tanyaku penuh kebingungan.
"Mau main, mau ketemu keluarga Nielsmenn juga." Jawabnya.
Mampus. Aku bingung gak karuan. Pakai acara minta ketemu Mommy dan Daddy, berani bener nih anak.
"Aduh, kayaknya mereka sedang gak ada di rumah deh." Responku agak gelagapan. Kujawab begini karena memang aku tidak tahu apakah Mommy dan Daddy di rumah atau tidak.
Apesnya aku, Mommy tiba-tiba keluar dan melihat tamu siapa yang tadi membunyikan bel.
"Hai pemuda tampan, siapa namamu?" sapa Mommy kepada Jason.
"Nama saya Jason Hardy, tante. Saya teman sekelasnya Amanda, Zac, dan Lena. Saya kesini hanya mampir. Rumah saya di daerah sini juga. Di Canon Drive." Jawab Jason dengan sopan.
"Jason, nama yang bagus. Sini masuk." Ajak Mommy dengan riang.
Tiba-tiba Jason memberikan sebongkah bunga yang ternyata sejak tadi dibawanya namun disembunyikan dibalik badannya. Sebongkah bunga itu diberikan kepada Mommy.
"Anak yang manis." Ucap Mommy meleleh dengan sikap Jason.
Jason, aku, dan Mommy mengobrol santai di sebelah kolam renang. Jason menceritakan tentang orang tuanya kepada Mommy. Mereka membicarakan mengenai bisnis dan kehidupan orang tua. Sebenarnya aku tidak terlalu tertarik. Namun mau bagaimana lagi, aku sudah terjebak di situ. Aku tidak begitu tertarik karena Jason hanya bercerita muluk-muluk tentang dirinya saja. Sama seperti kejadian di Garnish Café kemarin. Dia hanya bicara ngalor-ngidul tentang kehebatan dirinya dan keluarganya. Mungkin maksudnya dia hanya ingin membuatku terkesan sama dia, tapi aku nangkapnya jadi agak terkesan pamer! Mungkin dia tidak tahu kali ya kalau aku gak suka banget sama anak yang suka pamer. Bagaimana tidak, aku sudah hidup lama sekali dalam serba kekurangan ketika di Indonesia. Jadi persepsiku ketika melihat ada orang yang pamer itu jadi kesel banget. Karena dia gak mikir apa dibalik kemewahannya itu masih banyak orang yang kekurangan dan butuh uluran tangan kita! Aku sendiri juga pernah di posisi kekurangan. Jadi, mengertilah Jason!
"Mommy seneng Jason bisa deket sama Amanda. Tolong jaga Amanda ya." Ucap Mommy. Aku kaget sekali dengan ucapan Mommy itu seolah memberikan lampu hijau bagi Jason.
"Yaudah, Mommy tinggal ke kamar dulu ya. Silahkan kalian lanjutkan ngobrolnya lagi." Lanjut Mommy sambil berjalan pergi menuju kamarnya.
Aku diam saja pun juga dengan Jason. Sepertinya Jason juga kikuk bingung mau ngomong apa lagi.
"Jason, lain kali kalau mau main ke rumah bilang dulu ya. Aku jadi gak enak sama orang-orang disini." Celetukku memecah keheningan.
"Ngapain gak enak. Kamu kan juga bagian dari keluarga ini."Jawabnya enteng.
Entah kenapa ya, aku jadi agak gimanaaa gitu sama Jason. Awalnya memang dia sangat manis dan baik banget sama aku. Gara-gara dia terus menerus menekan diriku ditambah dia tukang pamer, aku jadi merasa gak nyaman. Seolah dia ngebet banget. Dia gak membiarkan hubungan ini berjalan mengalir begitu aja. Gak bisa santai istilahnya.
"Bukannya gitu Jason... Aku bingung jelasinnya. Teman sekelasmu kan gak hanya aku aja, tapi juga Zac dan Lena. Tapi kenapa kamu kesini ketemunya sama aku doang. Mereka jadi mikirnya aneh-aneh, tau." Jelasku.
"Gak apa-apa. Biar mereka mikir aneh-aneh." Jawabnya enteng.
"Kamu gak pulang? Ini udah mau malam lho." Ucapku.
"Ngusir nih ceritanya?"
"Gak... gak... gak gitu. Serius jangan posisikan aku di tempat yang sulit, Jason. Please. Aku masih tahap membangun hubungan dengan keluarga ini." Wajahku memelas.
"Oke oke... I'am so sorry. Kalau gitu aku balik dulu ya." Jawabnya.
Saat Jason menuju pintu depan rumah untuk pulang, tiba-tiba ada Daddy yang seperti selesai olahraga di ruang fitness menghampiri Jason.
"Siapa kamu?" tanya Daddy ketus kepada Jason.
"Saya temannya Amanda, om. Saya Jason Hardy." Jason bersikap manis seperti sikapnya sebelumnya kepada Mommy. Tapi sayang sekali kali ini tidak berhasil. Jason mencoba mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan kepada Daddy, tapi tidak direspon oleh Daddy. Daddy hanya menatap tajam Jason dari ujung kepala sampai ujung kaki seolah ingin menerkamnya.
Aku jadi makin gak enak sama Daddy karena kesannya aku udah lancang bawa teman cowok ke rumah. Makanya aku langsung menyudahi percakapan Jason dan Daddy yang semakin mencekam.
"Udah ya Dad, katanya tadi Jaosn mau buru-buru pulang, hehe." Ucapku gelagapan karena takut Dady marah makanya buru-buru Jason aku Tarik keluar rumah agar dia segera pulang.
Akhirnya Jason pun pulang. Dan aku lega. Karena tadi aku bener-bener merasa gak enak banget dengan keluarga Nielsmenn. Andai kalian di posisiku, pasti akan merasa gak enak juga. Sebab aku ini penghuni baru disini. Berani-beraninya membawa tamu ke rumah, apalagi tamunya seagresif Jason.
"Gak tau malu, baru beberapa hari disini aja udah berani bawa pacar ke rumah!" celetuk Zac kepadaku saat aku masuk ke rumah.
Aku hanya diam saja karena aku memang merasa bersalah atas kejadian tadi. Aku bergegas menuju kamar untuk menenangkan pikiranku yang dikacaukan oleh kedatangan Jason yang tak diundang tadi.
***
*Terima kasih sudah membaca. Silahkan baca bab selanjutnya. Dan jangan lupa beri masukan ya... :)

KAMU SEDANG MEMBACA
ADOPTED: Love Me, Then.
Любовные романыAmanda hanya seorang gadis sederhana. Gadis SMA sebatang kara, yang sejak kecil telah kehilangan orang tua. Bukannya menyerah, Amanda justru semakin kuat menghadapi dinamika hidup yang luar biasa. Dengan kesabaran dan keuletannya, seolah Tuhan membe...