*Cerita ini memiliki hak cipta ©All Rights Reserved by zeriandrifin. So, don't you dare to plagiarize this story. Or, you will know the consequences.
*Picture of this part by www.gettyimages.com.
Keesokan harinya, aku berangkat sekolah seperti biasa. Aku berjalan kaki dari rumah nenek. Sesampai di sekolah aku langsung menuju ruang kelasku. Kali ini aku benar-benar ingin bertemu setelah kemarin aku enggan menatap wajah Zac sedetikpun. Aku berhutang maaf padanya. Mungkin maaf saja tidak cukup karena sikapku yang mencampakkan nya selama ini. Diriku yang tidak tahu terima kasih kepada Zac yang sebenarnya sudah baik kepadaku meskipun dengan caranya sendiri.
Kulihat sekeliling ternyata Zac belum datang. Jam tangan Nixon ku menunjukkan pukul 8 pagi tetapi Zac dan Lena belum kunjung datang juga. Beberapa menit kemudian, Lena memasuki kelas bersama teman-temannya. Aku kaget, tumben dia tidak bareng sama Zac? Aku tetap menanti kedatangan Zac sampai jam menunjukkan pukul 08.15.
Bel masuk kelas berbunyi tapi Zac belum kunjung datang juga. Dimana kamu Zac? Jangan buat aku semakin khawatir!
Saat istirahat berlangsung aku langsung menghampiri Lena.
"Lena, Zac dimana?" tanyaku cemas.
"Zac sedang sakit, Amanda." Jawabnya sedih.
"Sakit apa?" tanyaku lagi.
"Dia demam dari kemarin malam. Sudah diperiksa dokter dan masih dalam tahap penyembuhan. Ayo nanti ke rumah buat jenguk Zac." Ajak Lena.
"Nanti antar aku buat jenguk Zac!" paksaku ke Lena.
Setelah bel pulang berbunyi, aku bersama Lena langsung bergegas pulang ke rumah. Mobil melaju dengan dikemudikan oleh Lena menuju Woodstock Rd. Sesampai di rumah, aku langsung bergegas menuju kamar Zac.
Saat kubuka pintu kamarnya secara perlahan. Kulihat tubuh Zac terlentang tidur di tempat tidurnya sembari selimut menutupi sekujur tubuhnya. Tampak sekali wajah pucat terlihat. Aku jadi tak tega. Ku coba dekati Zac dan ku duduk di pinggiran kasur. Tak kuduga dia membuka matanya dan bangun.
"Kamu ngapain ke sini?" tanya Zac.
"Jenguk kamu lha, Zac." Jawabku.
"Gak perlu dijenguk." Ucapnya.
"Halah, tadi kamu nyari Amanda. Sekarang sok-sok gak mau dijenguk. Dasar!" celetuk Lena yang baru masuk kamar Zac.
"Udah makan?" tanyaku.
Zac menggelengkan kepala.
"Kamu harus makan! Biar cepet sembuh." Seruku. Aku kemudian bergegas ke dapur untuk membuatkan bubur buat Zac. Sudah keahlianku merawat orang sakit karena dulu ketika Vero (anak bungsu Budhe) sedang sakit, pasti selalu aku yang merawatnya.
Setelah bubur selesai kubuatkan, langsung ku bawa ke kamar Zac.
"Duh senangnya ada Amanda yang bisa ngurusi Zac. Kalau gitu aku istirahat dulu ya... aku udah capek soalnya kemarin aku doang yang ngurusin. Sekarang gentian ya Manda, hehe." Ucap Lena pamit kembali ke kamarnya.
Setelah Lena pergi aku langsung menghampiri Zac dan mulai memberikan suapan bubur kepadanya.
"Ayo, buka mulut." Pintaku kepada Zac sambil menyodorkan suapan kepadanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ADOPTED: Love Me, Then.
RomanceAmanda hanya seorang gadis sederhana. Gadis SMA sebatang kara, yang sejak kecil telah kehilangan orang tua. Bukannya menyerah, Amanda justru semakin kuat menghadapi dinamika hidup yang luar biasa. Dengan kesabaran dan keuletannya, seolah Tuhan membe...