25. TERTANGKAP BASAH

60 3 0
                                    

*Cerita ini memiliki hakcipta ©All Rights Reserved by zeriandrifin. So, don't you dare to plagiarizethis story. Or, you will know the consequences. 

Malam semakin larut, tapi aku tak kunjung bisa menutup kedua mataku. Mataku masih terbelalak. Aku benar-benar tidak bisa tidur malam ini. Aku masih kepikiran dengan apa yang dikatakan oleh Daddy tadi pagi di taman. Aku tak menyangka Daddy memiliki rasa yang tak lazim seperti itu. Aku daritadi menyangkal realita ini. Tapi mau bagaimana lagi, sampai beribu-ribu kalipun aku menyangkalnya, tetap saja itu realita yang tak bisa kuelakkan.

Saat ku melamun, tiba-tiba aku teringat dengan buku yang pernah diberikan oleh Budhe sebelum aku berangkat ke Amerika. Budhe sempat memberiku buku tentang kampus Ibu. Buku tentang "University of Southern California Year's Book." Ku cari buku itu di dalam tumpukan meja belajarku. Untung saja aku bisa menemukannya.

Ku buka buku itu satu per satu halamannya. Ternyata buku itu menjelaskan tentang seluruh aktivitas dan rincian mahasiswa angkatannya Ibuku. Aku pun mencari foto Ibu di antara halaman-halaman buku itu. Dan aku melihat suatu halaman yang di dalamnya terdapat foto bersama antara Ibu dan Daddy. Mereka ternayata memang pernah satu kelas. Dan aku baru mengetahui ini sekarang? Astaga, aku kemana saja selama ini...

Kuletakkan saja buku itu di meja belajar. Ku rebahkan badanku di kasur tempat tidurku. Aku menghela napas panjang sambil merubah posisi tidurku yang awalnya terlentang kemudian menghadap ke samping kiri. PIkiranku semakin kacau.

Namun, tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka sontak membuatku bangkit dari tempat tidurku. Saat ku tengok ternyata Zac terlihat sedang perlahan membuka pintu rahasia dengan hati-hati. Ku tatap wajahnya, dia hanya bisa nyengir.

"Kok belum tidur?" tanyaku ke Zac dengan nada yang kurang bersemangat.

"Lagi gak bisa tidur." Jawab Zac.

"Sama... Aku juga gak bisa tidur." Ucapku sambil menundukkan kepala.

Zac kemudian menghampiriku di tempat tidur dan mulai menidurkan badannya tepat di sebelah kananku. Aku pun kaget.

"Hey! Kamu ngapain tidur sini?" seruku protes ke Zac.

"Tidur sendiri-sendiri malah bikin kita gak bisa tidur. Makanya coba tidur bareng, mungkin masalah bisa terselesaikan." Celetuk Zac.

"Tapi awas ya kalo kamu sampek macem-macem!' ancamku.

"Gausah GR, gak nafsu." Jawab Zac ketus.

"Seriusss???" godaku sambil menggelitik Zac.

Zac akhirnya tertawa kecil dan memelukku. Rasanya sangat damai ketika bisa berada di dekat Zac, apalagi dipeluknya. Seolah semua kegundahan yang aku rasakan tadi pergi sejenak.

Tangan kiri Zac dibentangkan dibawah kepalaku. Sedangkan kepalaku kusandarkan pada dadanya. Kulingkarkan kedua tanganku ke badan Zac dan pun juga Zac. Kami saling memeluk erat satu sama lain. Begitu hangat dan begitu damai. Kulihat Zac sudah mulai memejamkan matanya. Dan tanpa sadar akupun juga mulai memejamkan mataku. Kami pun tertidur.

***

"Tok Tok Tok!!!" pintu depan kamarku terdengar suara ketukan samar-samar.

"Amanda..."

"Amanda... aku mau ambil lipgloss-ku..."

Kucoba untuk membuka mataku dan mencoba memastikan apa itu benar suara ketukan pintu kamarku atau bukan. Dan mencoba bangun agar bisa tahu siapa dibalik pintu itu. Tapi apa daya, aku benar-benar merasa berat sekali membelalakkan mataku. Dan aku juga merasa berat sekali membangkitkan badanku. Mungkin karena efek tidur kemalaman.

Baru saja aku bisa membuka kedua mataku, tiba-tiba pintu kamarku dibuka begitu saja oleh seseorang. Aku memang sengaja tidak pernah mengunci kamar. Sudah kebiasanku sedari dulu karena kata Almarhum Ayahku, kalau ada apa-apa yang urgent bisa dibuka dari depan. Namun justru kebiasaan ku yang niatnya baik itu justru kali ini berubah menjadi suatu musibah.

Kulihat ada Lena yang nyelonong masuk ke kamarku. Sontak aku pun kaget. Lena malah lebih kaget lagi. Lena hanya bisa menganga sambil menutup mulutnya dengan telapak tangan kanannya. Matanya mendelik ke arahku dan Zac. Apalagi posisiku sekarang sangat tidak mendukung. Aku dan Zac masih posisi berpelukan satu sama lain. Ditambah Zac yang tak kunjung bangun walaupun sudah kugebuk-gebuk pundaknya. Saat ku cubit-cubit badannya dia malah semakin erat memelukku. Dasar Zac!

Lena diam terpaku seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang ini. Perlahan mata Lena mulai terlihat berkaca-kaca.

Aku langsung bangkit dari tempat tidur tak peduli dengan Zac. Aku mulai menghampiri Lena dan ingin menjelaskan kepadanya. Tetapi saat ku mulai menghampirinya, Lena justru membalikkan badannya dan berlari keluar dari kamarku. Saat ku kejar dia, dia sudah keburu masuk dalam kamarnya. Saat ku ketuk pintu Lena berulang kali tapi tak kunjung dibukakan oleh Lena.

"Lena... Lena... Aku bisa jelasin semuanya..." teriakku di luar kamar Lena sambil mengetuk pintu Lena berulang kali.

Tapi tetap saja Lena tidak meresponnya. Tak sadar aku juga mulai mengeluarkan air mata. Aku tak percaya kalau masalahku justru menjadi makin rumit. Aku kembali ke kemaraku. Kulihat Zac ternyata sudah bangun. Dia bingung dengan apa yang telah terjadi barusan.

"Amanda, ada apa?" tanya Zac bingung.

"Lena mergoki kita sedang tidur bareng." Jawabku sambil tertunduk sedih.

Zac menghampiriku dan menenangkanku.

"Tenang Amanda... tenang... Aku akan menjelaskan ke Lena. Dan aku juga akan menjelaskan hubungan kita ke keluarga ini agar semuanya jelas dan tidak menjadi beban bagi kita." Ucap Zac.

"Jangan!!! Jangan kasih tahu hubungan kita ke keluarga ini!!!" seruku. Karena aku takut masalah akan semakin besar mengingat Daddy juga bakal tahu mengenai hubunganku dengan Zac.

"Kenapa? Kamu mau terus-terusan kita tertekan kayak gini? Kita harus mengungkapkan kebenaran, Amanda. Atau jangan-jangan kamu gak mau hubungan kita serius?" teriak Zac.

"Gak gitu, Zac. Gak tau deh, terserah kamu!!" seruku kesal kemudian kutinggal begitu saja Zac. Aku pergi ke kamar mandi untuk segera mandi dan berangkat ke sekolah.

***

*Terima kasih sudahmembaca. Silahkan baca bab selanjutnya. Dan jangan lupa beri masukan ya... :)

ADOPTED: Love Me, Then.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang