DUA PULUH DUA

3.5K 229 7
                                    

Budayakan vote dan komen sayang😘

"Zila! Jawab gue lo enggak apa-apa kan?" Agra mulai panik.

Didalam kamar mandi Zila terduduk sambil memikirkan sesuatu.
"Bagaimana ini? Agra mulai menginginkan tubuh gue. Apa yang harus gue lakukan, gue belum siap untuk disentuh dan gue juga belum siap kalau dia ngelihat tubuh gue"

"ZILA!" Panggil Agra lagi dari luar.

Zila pun menguatkan dirinya untuk keluar. Pintu terbuka dan Zila mencoba tersenyum sama Agra.

Tanpa aba-aba Agra langsung memeluknya erat. "Maafin gue Zila. Karena gue lo jadi sakit gini, maafin gue" Agra semakin mempereratkan pelukannya.

Zila pun membalas pelukan.
"Iya Agra gue enggak apa-apa kok"

Sekarang mereka berdua duduk dikasur sambil berhadap-hadapan dan menyender di board kasur.
"Zila lo beneran enggak apa-apa kan?" Tanya Agra memastikan.

Zila hanya mengangguk dan matanya terlihat sayup.

Agra membelai pipi Zila sedangkan Zila hanya menunduk saat itu juga.
"Tatap gue Zila" suruh Agra.

Zila kembali menatap Agra perlahan wajah Agra mendekat ke arah Zila.

Zila ingin memberontak tapi tangannya sudah ditahan Agra. "Agra lo mau apa?"

Agra tidak menjawab melainkan semakin mendekati wajah nya ke wajah Zila.

"Ssttt jangan banyak bicara" bisik Agra.

Jarak mereka hanya 5 cm bahkan Zila sudah sangat takut, dia sekarang bisa merasakan hembusan napas Agra.

Agra masih diposisi yang sama, ia menatap mata istrinya sangat lekat.

Kini tangan Agra beralih ke wajah Zila dan menangkup kedua pipinya.
"Gue sayang sama lo Zila"




Chupp💋





Agra mencium bibir Zila bahkan sedikit memberikan lumatan lembut kepada  bibir Zila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Agra mencium bibir Zila bahkan sedikit memberikan lumatan lembut kepada  bibir Zila.

💧

Tanpa sadar airmata Zila menetes begitu saja, Zila takut benar-benar takut.

Zila pun mencoba berontak tapi Agra menahan rontakan istrinya tersebut dan semakin memperdalam ciuman, begitu juga Zila yang masih menangis.

2 menit berlalu mereka kekurangan oksigen akhirnya Agra melepaskan ciuman lalu menatap lekat mata Zila yang berair.

"Lo jahat" Zila menangis dipelukan Agra dan memukulinya tapi Agra tidak menghiraukan pukulan itu, ia malah mempererat pelukannya terhadap Zila.

~

Seminggu kemudian.

Ujian semester sudah selesai dan mereka tinggal menunggu pengumuman kenaikan kelas saja, dan beruntungnya mereka juga diliburkan.

PANGERAN ES (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang