ENAM PULUH TUJUH

1.5K 92 5
                                    

5 bulan kemudian

Setelah mengalami keadaan sulit kini keluarga kecil Agra kembali seperti semula bahkan keluarga mereka lebih bahagia dari sebelumya karena lahirnya Rafaela.

Usia Rafaela sudah 5 bulan lebih dan Zila juga sudah kembali seperti awal.

Tepat malam ini mereka akan pergi teraweh di mesjid depan komplek. Kebetulan sudah memasuki puasa yang ke lima.

"Zila ayok buruan, udah keburu isya entar" kata Agra yang menunggu didepan bersama pak Tono dan Bi Minah.

"Bentar ih, ngasihin Rara susu dulu. Bi Idah nitip Rara ya?" Zila pun pergi menghampiri Agra yang menunggunya.

Mereka berempat pun pergi teraweh bersama. Berhubungan mesjidnya tidak jauh jadi mereka jalan kaki saja.
"Zil jangan dekat-dekat entar wudhu aku batal"

Zila hanya nyengir kuda mendengarnya.
"Gra, kamu inget enggak tetangga kita dulu yang suka sama kamu?"

Agra menatap Zila bingung.
"Siapa?"

"Ih yang kita pernah pulang teraweh bareng itu loh Agra. Aku lupa namanya.."

"Yaudah sih enggak usah diingat, enggak penting juga"

Pak Tono dan bi Minah hanya tertawa menatap kegajean pasangan ini.
"Bibi ayo cepat dong" Zila menoleh ke belakang dan merangkul bi Minah.

"Non, kenapa bibi enggak rela ya non Zila jadi dewasa? Bibi pengen lihat nona jadi anak sekolah aja" kata bi Minah.

"Iya nih, non Zila dulu tuh lasak banget, terus manja. Emang sih sekarang juga tapi kan udah punya non Rafaela" sambung pak Tono.

Zila terharu mendengarnya.
"Ahh bibi, pak Tono.."

Agra hanya tersenyum mendengarnya.

Dan sampailah mereka di mesjid.
"Nanti tunggu disini ya" kata Agra.

Zila dan bi Minah mengangguk dan mereka pergi mengambil barisan belakang.

Mereka langsung sholat isya berjamaah dulu baru melaksanakan teraweh.

-

-

-

Akhirnya mereka selesai sholat dan Zila sudah menunggu Agra ditempat yang ditentukan.
"Bi kok mereka lama ya?"

Bibi hanya menggeleng.

"Rindu ya?"

Zila menoleh dan ternyara Agra yang kini merangkulnya. "Sekarang udah boleh dekat-dekat deh"

"Agra besok kamu ke kantor?"

Agra mengangguk tanpa menolehkan wajahnya ke arah Zila.
"Yahh, aku pengen jalan-jalan. Bosen dirumah mulu jaga anak"

"Enggak boleh gitu. Yaudah besok aku pulang cepat deh, soalnya Joshua kan ada"

Zila akhirnya tersenyum manis.
"Makasih. Agra..."

"Apalagi sayang?'

"Gendong"

"Enggak ah! Kamu berat"

"Agra.."

"Enggak sayang"

"Yaudah aku ngambek" akhirnya Zila jalan duluan.

Agra hanya tertawa mendengarnya begitu juga pak Tono dan bi Minah.
"Kenapa nona Zila tuan?"

"Biasalah pak, kang ngambek"

"Non Zila lucu ya? Dari awal kalian dijodohkan saya sudah senang melihatnya. Iya kan bi?"

"Iya tuan. Non Zila gadis unik, padahal tuan terkenal dengan sifat dingin. Tapi setelah menikah dengan non Zila, tuan menjadi hangat seperti sekarang" ujar bi Minah.

PANGERAN ES (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang