TIGA PULUH

2.9K 116 0
                                    

Zila Pov.

Gue senang banget karena Agra libur eh maksudnya kerja dirumah hehe.

Kita tuh lagi males sekolah jadinya ya gini deh titip absen aja. Btw sekarang gue lagi ngedusel-dusel di lengan Agra yang lagi sibuk mengetik di laptopnya.

"Agra lo enggak capek apa kerja sambil sekolah gini?" Tanya gue.

Agra masih fokus mengetik.
"Capeklah. Tapi demi istri dan anak kita nanti jadi ya harus diusahakan"

"Udah anak aja ya pak mikirnya. Sekolahan aja masih sering bolos njirr" gue sedikit ketawa tapi dia langsung natap tajam, kan gue takut huhu.

"Mulutnya, mau gue cium?" Ancam Agra.

"Mau. Eh enggak!!" Gue langsung lari ke para bibi yang lagi nyantai di dapur.

"Hai bibi tercintakuuu"

"Eh non, sini non" ajak bi Nam.

Gue langsung duduk diantara mereka.
"Bibi, Agra sibuk mulu. Zila jadi kesepian" gue sok mewek gitu biar dikasihani.

"Aduh non, tuan Agra sibuk kan karena mau cari uang buat nona Zila" ucap bi Idah.

Terus bi Mina terlihat murung.
"Andai suami saya pekerja keras kayak gitu non, pasti hidup saya lebih baik dari sekarang"

Yah gue jadi merasa bersalah:(

Gue meluk bi Mina.
"Bi.. jangan sedih. Bibi kalau butuh apa-apa tinggal bilang ke Zila atau Agra ya. Kita keluarga bi, Zila sayang banget sama kalian semua. Kalian itu orang tua kedua nya Zila"  terus kita berpelukan deh.

#timsayangbibi

"Nona yang terbaik"

"Eh apa ini? Kok pada main sinetron gini sih?" Kita semua noleh.

Ternyata itu doi.

"Apasih lo?" Ketus gue.

"Katanya mau nemenin gue tapi malah ditinggal"

"Nona kesepian karena tuan sibuk mulu"

YaAllah bi Nam, kenapa mulutnya tidak dijaga sih? Gue jadi malu:(

"Eh bibi. Enggak ya"

"Ih tadi nona bilang gitu kok"

Polos syekali wahai bibi ku.

"Nah kan, yaudah temenin gue ke kantor bentar dong. Mau ngambil beberapa berkas" dia mengulurkan tangan ke arah gue.

Zila harus jual mahal.

"Gendong"

Dasar gue:(

"Berat lah kampret. Badan lo kurus tapi berat, heran gue"

"Bibi!! Zila diledekin" gue mewek lagi nih.

Bibi cuma ketawa doang ngelihatnya.

"Manja banget sih, udah ayok" Agra langsung narik tangan gue, tapi enggak maksa ya.

Kita sekarang dimobil tapi belum dihidupin mesinnya.
"Gue ganti baju dulu lah Gra, udah kayak gembel gini"

"Enggak usah, cuma ambil doang habis itu pulang"

"Suruh orang kan bisa sih"

"Enggak mau"

Gue mah diem aja, lagian aneh banget sih tinggal suruh karyawan kan bisa.

Sekarang kita lagi dijalan dan gue cuma natap ke jendela samping doang. Maklum sih doi balik jadi pangeran es.

Gue ngelihat ada abang ojek yang berada disamping mobil kita, by the way ini lagi lampu merah.

PANGERAN ES (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang