EMPAT PULUH DELAPAN

2.4K 126 4
                                    

Jangan lupa vote!

Sekarang kita udah sampai didepan rumah, gue masih menatap Agra yang kini keluar dari mobil. Tanpa sadar dia membuka pintu mobil gue dengan kasar dan langsung narik gue paksa.
"Lepasin!!" Gue terus memberontak dengan air mata gue yang masih mengalir.

Gue bisa dengar saat masuki rumah para maid menyapa kami.

"Agra lepasin!!"

Agra ngebawa gue ke kamarnya dan melepaskam tangan gue kasar.
"Lo apa-apaain sih!!"

Gue menatap dia yang kini juga menatap tajam gue.
"Gue apa-apaan? Lo yang apa-apaan!!"

Gue gak ngerti maksud anak ini apa?

"Awas gue mau ke kamar gue" gue sedikit mendorong dadanya. Tapi bukannya terdorong, gue malah langsung di pojokan di dinding dan itu bikin punggung gue sakit banget:"(

"Kenapa lo deket-deket sama Vero!?"

Oh jadi dia marah gara-gara Vero? Terus gimana dia sama nenek lampir?

"Itu urusan gue"

"Gue gak suka ya kalau lo dekat-dekat sama dia!" Bentak Agra tepat didepan gue.

Dada gue udah sakit banget denger bentakan dia.

"Apa hak lo ha!?"

"Gue SUAMI lo Zila"

"Gimana sama lo!? Lo juga masih dekat sama Gracila kan?" Entah apa yang terjadi sama gue, kini gue berani menantang dia.

Agra semakin merapatkan posisi kami dan semakin mengunci pergerakan gue.
"Itu urusan gue"

Urusan dia? Seenak nya aja dia bilang gitu.
"Lo egois!" Bentak gue dengan air mata yang kembali keluar

Suara gue bahkan udah bergetar, kenapa sakit ini kembali terulang:"(

"Gue cuma enggak suka lo dekat-dekat sama Vero itu aja!"

Pparrr👋

Gue menampar pipi nya, entahlah kenapa gue berani nampar suami gue sendiri.

Agra langsung memegang pipinya yang bekas tamparan gue.
"EGOIS!!! Kalau lo masih bisa dekat sama Gracila, begitu juga gue masih bisa dekat sama Vero"

Brukkkk!!👊👊

Dia meninju dinding yang tepat disamping wajah gue. Gue takut:"(

Air mata gue semakin tidak terbendung, gue gabisa dengan situasi seperti ini.
"Oke, jadi ini yang lo mau. Gue turuti perkataan lo" Agra langsung meninggalkan gue sendiri di kamarnya.

Perlahan tubuh gue beringsut ke lantai.
Apa gue salah ngomong?
Apa yang harus gue lakukan sekarang?

Hati gue bahkan sakit banget mendengar semua perkataan Agra. Awalnya gue cuma mau bersenang-senang dengannya ditaman, kenapa malah jadi begini:"(

Gue terus menatap tangan gue yang habis menampar Agra, gue salah ya nampar suami sendiri?

*skip

PANGERAN ES (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang